Apa itu vaksin Japanese Encephalitis? Vaksin Japanese Encephalitis untuk usia berapa? Merek vaksin Japanese Encephalitis apa saja? Apakah setelah vaksin efek sampingnya demam? Well, pengalaman kami, Babybear mendapatkan vaksin JE (Japanese Encephalitis) ketika ia berusia 14 bulan.
Seperti biasa, setelah vaksin ia jarang demam … alhamdulillah. Tak sedikit yang bertanya mengenai vaksin yang baru saja disuntikan ini, karena waktu vaksin saya mempublikasikannya via Instagram Story, di mana beberapa teman belum familiar dengan nama vaksin tersebut.
Ternyata di tahun 2017 pemerintah menambahkan 3 vaksin baru dan vaksin JE (Japanese Encephalitis) adalah salah satunya.
Apa itu Japanese Encephalitis?
Japanese encephalitis merupakan penyakit radang otak akibat virus, paling banyak terjadi di kawasan Asia termasuk Indonesia. Virus japanese encephalitis termasuk virus golongan flavivirus. Virus tersebut menyebar pada manusia melalui gigitan nyamuk. [1]
Fyi, kasus Japanese Encephalitis pertama kali terjadi di negara Jepang tahun 1871 silam. Di Indonesia sendiri terdapat 85% kasus JE, yang pada tahun 2016 telah dilaporkan sebanyak 326 kasus. Bali, dengan jumlah kasus 226 (69,3%) sebagai propinsi dengan kasus terbanyak.
Dan baru-baru ini, virus yang bersifat zoonosis atau virus ditularkan dari hewan ke manusia ini diduga menginfeksi beberapa anak. Tepatnya di di Kulon Progo Jogja, 5 anak terduga suspek terinfeksi Virus Japanese Encephalitis.
Gejala penyakit Japanese Encephalitis
Menurut WHO, 1 dari 250 infeksi penyakit JE mengakibatkan penyakit klinis yang parah disertai demam, sakit kepala ringan atau pun tanpa gejala yang jelas. Meski begitu untuk mengkonfirmasinya terinfeksi apa tidak harus lah dibutuhkan tes laboratorium.
Jadi, beberapa gejala berikut patut diwaspadai. Apabila bergejala demam tinggi, sakit kepala, leher kaku, disorientasi, koma, kejang, kelumpuhan kejang, karena dapat mengakibatkan kematian.
Kalaupun dapat bertahan, 20% -30% penderita mengalami masalah intelektual, kelumpuhan, kejang berulang atau ketidakmampuan untuk berbicara … maka dari itu pentingnya vaksin untuk meminimalisir risiko gejala ini semua.
Bagaimana virus japanese encephaltis menulari manusia?
Dari siklus ini terlihat bahwa manusia dapat terinfeksi virus JE, karena penyakit ini bersumber dari binatang (zoonosis). Ditularkan melalui vektor (penular penyebab penyakit) virus JE adalah nyamuk Culex yang terinfeksi virus JE.
Nyamuk Culex umumnya menggigit pada malam hari, banyak ditemukan di sekitar rumah antara lain area persawahan, kolam, atau selokan (daerah yang selalu digenangi air).
Sedangkan reservoarnya (sumber penularan) adalah babi, kuda, dan beberapa spesies burung. Jadi, manusia merupakan inang terakhir (dead-end hosts) … duh, menakutkan sekali bukan? Masih berpikir dua kali untuk melakukan vaksin atau tidak?
Berapa harga vaksin Japanese Encephalitis?
Untuk merek IMOJEV, harga vaksin Japanese Encephalitis yang kemarin disuntikkan ke Babybear ialah sebesar Rp400.000,- (IMOJEV, Sanofi Pasteur) belum termasuk biaya dokter.
Dan seperti biasa, sebelum Babybear divaksin di praktek pribadi dr. Ayling Sanjaya, M. Kes., SpA. Lebih dulu kutanyakan ketersediaan vaksin JE ini di Rumah Sakit Hermina Tangkubanprahu Malang, dan di RS tsb stok sedang kosong.
Bagaimana cara mencegah infeksi Japanese Encephalitis?
Yang namanya nyamuk, jangankan anak-anak … orang dewasa pun bisa terkena gigitannya. Sama halnya dengan dengan pencegahan penyakit akibat nyamuk pada umumnya, beberapa tindakan berikut diharapkan dapat menghindari kita dari gigitan nyamuk. Di antaranya:
- Menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Mulai dari perkarangan, tiap ruangan kamar di dalam rumah sampai ke kamar mandi sekalipun. Hendaknya bebas dari nyamuk. Kamar mandi terutama, secara berkala semprotkan obat pembasmi nyamuk guna menuntaskan perkembangbiakkan nyamuk nakal.
- Saat tidur gunakan kelambu, krim anti nyamuk, bila perlu nyalakan Air Conditioner. Karena biasanya hawa dingin nyamuk enggan hinggap.
- Mengoleskan minyak telon plus anti nyamuk untuk si kecil.
- Hindari tempat-tempat yang biasanya menjadi sarang nyamuk Culex, seperti genangan air (kolam, selokan, sawah, dll)
- Vaksinasi.
Apakah vaksin Japanese Encephalitis masuk dalam imunisasi dasar?
Meski belum masuk dalam daftar vaksin dasar, pun belum ada rencana bepergian ke daerah endemik virus JE tsb. Menurut tabel “Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 Tahun” di atas. Bisa dilihat bahwa vaksin Japanese Encephalitis sudah dapat diberikan pada anak yang telah berusia 12 bulan atau 1 tahun.
Padahal calon wisatawan yang hendak datang ke Indonesia telah mendapatkan informasi mengenai penyakit JE, bahwa mereka disarankan melakukan pencegahan awal untuk menghindarinya, salah satunya dengan vaksinasi.
Hmmm, kenapa justru kita kurang mendapat informasi mengenai penyakit ini ya?! Apalagi Indonesia masuk dalam daftar daerah endemik virus tsb.
Maka dari itu, informasi mengenai vaksin Japanese Encephalitis ini seharusnya tersebar merata, karena terbukti insidensi JE menurun pada beberapa dekade terakhir, di negara Asia, seperti Jepang, Cina, Taiwan, Korea, dan Thailand, yang telah mengadakan program imunisasi tsb.
Di laman biofarma disebutkan bahwa sampai saat ini belum ada obat khusus untuk menyembuhkan Japanese Encephalitis.
Jadi, tunggu apalagi? Lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan? Yuk, segera vaksin si kecil demi kebaikan kita semua ๐
* sumber foto:
[1] https://dinkes.mojokertokab.go.id/index.php/detail-artikel/apa-itu-japanese-encephalitis#:~:text=Japanese%20encephalitis%20adalah%20penyakit%20radang,pada%20manusia%20melalui%20gigitan%20nyamuk. (diakses tanggal 20 November 2023).
[2] https://en.wikipedia.org/wiki/Culex (diakses tanggal 16 Januari 2019).
[3] http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-2017 (diakses tanggal 06 Februari 2023).
* sumber informasi:
[1] http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/japanese-encephalitis (diakses tanggal 14 Januari 2019).
[2] https://www.biofarma.co.id/id/announcement/detail/japanese-encephalitis-je-virus-penyakit-radang-otak- (diakses tanggal 06 Februari 2024).