Jembatan Cangar (photo: google streetview, edit by me) |
[Cerita Horor] Diganggu Hantu di Hutan Cangar – Duh judulnya gitu amat yak, hehehe udah tau kan kenapa ku lebih suka film bergenre horor apalagi based on true story … sedeeep gitu nontonnya. Dan belakangan jadi pengen menuliskannya gegara mbak Neng MBiker komen supaya dibuatkan blogpost tersendiri mengenai cerita horor itu. Baiklah … [disclaimer] Semua cerita misteri yang kutulis ini adalah murni dari pengalaman pribadi, tidak ada yang ditambah-tambahkan sedikit pun. Lokasi pun tidak direkayasa, demi keutuhan cerita misteri itu sendiri.ย Apakah kalian udah siap untuk membacanya?
Hantu Mummy Berdarah di Hutan Cangar
Ini lah pengalaman pertamaku berkenalan dengan makhluk lain ciptaanNya, makhluk astral yang hidup di dimensi lain. Yang selanjutnya penampakan-penampakan makhluk gaib tsb kerap menghantuiku.
Begini ceritanya …
Jaman SMA, aku aktif di kegiatan ekstrakurikuler PMR (Palang Merah Remaja) beberapa bulan sekali kami mengadakan camping (red: kemping) ke luar kota. Dan kebetulan saat itu menjadi kemping luar kota pertama buatku.
Hutan Cangar, berada di kawasan lereng gunung Welirang yang memiliki sumber mata air panas ini menjadi pilihan lokasi kemping kala itu. Tempatnya benar-benar masih alami, banyak terdapat goa-goa sisa jaman penjajahan Jepang, belum lagi aliran sungai di sini hangat juga mengandung belerang. Jadi kalau kita sedang mengambil air untuk pasokan makan, minum harus diperhatikan benar-benar, karena cacing-cacing tanah banyak yang keluar hidup-hidup dari dalam tanah aliran sungai tsb … hiii aku paling geli dengan namanya binatang melata.
Selain itu di hutan ini lah pertama kalinya aku tau apa itu buah arbei hutan, apalagi lokasi basecamp kita masih harus masuk beberapa kilometer ke atas dari lokasi pemandian air panas. Buah liar tsb seperti tumbuh subur di sana, buah arbei yang penampakannya seperti strawberry tapi rasanya manis. Sering kali ku jumpai saat akan pergi ke sungai untuk mengambil air kebutuhan cuci, dan masak. Ah … serunya kemping jaman SMA dulu.
Selain kita bisa menikmati keaslian hutan sembari kemping (yaaah itung-itung kemping jadi sarana refreshing di sela rutinitas belajar sekolah), saat kemping pun ada kebiasaan saat malam harin tiba. Yakni saatnya kegiatan “Jurit malam”.
Semacam kegiatan mirip seperti “uji nyali” yang dipakai untuk melatih mental, biasanya begitu maksud diadakan kegiatan seperti ini. Tapi tak dinyanaย start diadakan jelang magrib, hingga saat kita di tengah perjalanan waktu Magrib pun tiba. Bersama teman kelompok lainnya yang saat itu sedang menyusuri lebatnya hutan Cangar yang mulai gelap, kami hanya mengandalkan petunjuk berupa tali pita yang disematkan pada batang-batang pohon sebagai petunjuk arah.
“Jalannya buntu nih mas/mbak, sepertinya kita masuk ke goa deh.” suara Andi (kalo nggak salah, lupa saya siapa ketua regunya waktu itu haha) ketika menghubungi basecamp melalui HT (handy talky).
Ntah kenapa saat Magrib tiba, berbarengan dengan kelompok kita yangย stuck di dalam goa. Ini semua karena petunjuk pita mengarahkan kami ke arah goa, PADAHAL SEHARUSNYA pita tsb menunjukkan arah belok ke kanan, bukannya lurus (red: kalau lurus ke arah goa, belok kanan seharusnya).
“Lah? Kok bisa?” keanehan mulai menyeruak di sini, saat itu aku cuman baca-baca bacaan Quran sekenanya waktu kami terjebak di dalam goa. Apalagi waktu itu belum hapal ayat kursi hahaha duh jangan ditiru ya gengs.
“Keluar … keluar, keluar kalian dari goa. Magrib sekarang, ayo cepat keluar!”ย arahan dari kakak senior melaui HT terdengar oleh seluruh anggota, tak menunggu lama kita kembali ke rute awal sebelum tersesat tadi. Kita semua sedikit bingung bercampur kuatir, sambil bertatapan satu sama lain seolah berkata “Ya Allah ada apa ini kok kita bisa nyasar ke goa?!”
Penyusuran jurit malam pun kembali dilanjutkan setelahnya, hanya sinar senter yang menemani kami malam itu. Mengarahkan lampu senter ke sana ke mari, mengikuti jejak langkah kaki. Beberapa kulihat plang nama pohon dari arah senterku, hutan lindung ini begitu lebat pikirku. Tak lama kemudian … “Deg, apa itu kok?!” aku mengernyitkan dahi, sambil berusaha memfokuskan sinar senter ke suatu objek di samping kananku saat itu.
Wajahnya rata, persis seperti di film-film horor itu … masak iya itu hantu muka rata?
Ah, paling-paling kakak senior yang menjelma jadi hantu-hantuan untuk menguji mental kami mungkin … abaikan!
*
Tak lama kami semua sampai pada titik berkumpul di sebuah tanah lapang sambil menunggu regu satunya datang. Aku langsung beristirahat sejenak sambil melihat ke sekeliling hutan tsb, yang ada hitam pekat gelap gulita. Hingga tiba-tiba muncul sesosok makhluk berjubah putih di sudut itu … seperti sedang memperhatikan gerak-gerik kami.
“Ada apa ini, kok ramai sekali?” mungkin itu yang ada di pikiran si makhluk tsb, karena ia terlihat sedang menatap ke arah kami. Aku berusaha mengabaikan, sambil membuang pandangan ke arah lain. Tapi apa lacur, sesosok mummy dengan kainnya berdarah-darah, tinggi besar, berjalan dari arah belakang gelapnya hutan tadi. Seolah ia hendak menghampiri kami.
“Aduh, mulai nggak asik nih.” bathinku saat itu sambil mencoba untuk enggak nengok ke hantu tadi. Berusaha cuek, tapi setiap mengalihkan pandangan hantu mummy ini muncul di depan. Malah makin mendekat ke arahku, ia bahkan duduk persis di depan menatapku … aku berteriak “Aaaaa…!”ย mulai goyah, tak kuat menahan godaan ini. Teriakan tsb membuat semua orang terpaku hingga sadar bahwa aku sedang “dirasuki” sesuatu.
Jurit malam dihentikan saat itu juga, kakak ketua senior memutuskan untuk segera kembali ke basecamp. Pun aku bersama reguku, seribu langkah kami ambil secepat mungkin hingga sampai ke basecamp, lalu para wanita diharapkan masuk ke tendanya masing-masing.
Di dalam tenda aku terdiam membisu, seolah paham bahwa mummy tadi masih mengikuti kami. Benar adanya, sesosok bayangan nampak dari luar tenda seperti hendak memastikan apakah aku ada di dalam tenda ini?! Mereka (red: para hantu tsb) seolah tau bahwa aku bisa merasakan kehadiran mereka, hingga mereka masih saja mencariku walau bersembunyi di dalam tenda sekalipun.
Temanku mulai ketakutan waktu kuberitahu bahwa mummy tadi sedang mengintip kita melalui lobang kasa tenda, “Udah Ning, kamu keluar aja dulu.” saran mereka.
**
Malam itu terasa panjang, padahal subuh tinggal beberapa jam saja. Kami semua akhirnya tidur di luar tenda sambil membaca ayat-ayat Quran untuk mengusir kedatangan tamu tak diundang tsb. Aku pun duduk dikelilingi beberapa kakak senior, termasuk kakak senior inceran kami. Haha masih sempat aja ngelirik siapa-siapa yang bersamaku, sampe-sampe mereka mengira aku modus nih dengan alasan dirasuki padahal maunya ngegebet hahaha oh tidaaaak!
Hingga akhirnya kakak ketua memutuskan untuk menutup mataku dengan kain saja, daripada aku ketakutan terus. Karena di mana aku melepas pandangan, di sana lah mereka berbaris menatapku. Ia berbaris, mereka (makhluk dari dunia lain) itu tidak sendirian, ada banyak sekali. Sampai di penghujung malam ketika aku mulai jenuh, kain penutup mata kubuka. Maksud hati ingin mengistirahatkan kedua mata ini, namun yang kulihat justru membuatku ketakutan setengah mati.
Aku melihat sosok hantu berjubah putih berbaris berderet di hadapanku, dengan mengeluarkan sinar dari mata mereka. Tatapan mereka menggujamku, aku hanya bisa berteriak sekencang mungkin untuk menghalau ketakutanku. Sampai aku pingsan entah untuk berapa lama …
Kalau kalian tau scene di mana Rini bersama keluarganya dihantui mayat-mayat hidup yang hendak mengganggu mereka? Nah, kejadian yang menimpaku tadi sama persis seperti itu kejadian dalam scene di film Pengabdi Setan tsb. Kebayang kan seremnya gimana???
mirip seperti ini, bedanya mereka memakai jubah bukan payung hitam ๐ |
**
Hari pun berganti esok, adanya kejadian semalam membuat kakak pembina akhirnya memutuskan untuk pindah ke bawah meninggalkan basecamp tsb. Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, apakah makhluk-makhluk astral tsb berhenti di situ begitu kami berpindah lokasi. Tentu saja tidak, bahkan salah satunya mengikuti kami hingga perjalanan balik ke Surabaya.
Perjalanan menggunakan angkutan truk marinir, kami duduk berhadap-hadapan. Dan salah seorang temanku sampai dimimpi’in … makhluk itu duduk di depan menatapnya. Dan memang, ia ada di hadapan kami berdua (aku melihatnya dalam mata bathinku) … hantu berjubah putih, astaghfirullahaladzim.
***
photo: google streetview |
Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Kita nggak pernah tau tempat yang pernah atau sedang kita kunjungi ini pernah memiliki sejarah seperti apa dulunya.
Lebatnya hutan Cangar dengan sejuta kisah misteri yang menyelimutinya patut kita jaga keasliannya, bukan hanya keasrian alamnya saja. Jadi biarlah ia tetap menjadi hutan dengan sejuta cerita yang membersamainya.
Aku cukup beruntung mengalami kejadian tsb di masa di mana perkembangan dunia digital belum semenarik sekarang ini. Jaman segitu sosial media belum seheboh sekarang dong, coba iya udah booming … bisa-bisa pas lagi disatronin setan yang ada temennya trusย update Instagram Story, atau malah ada yang nge-Live di Instagram hahaha.
Ya, itu dia cerita pertemuan pertamaku dengan makhluk lain ciptaanNya yang berada di dunianya sendiri. Cukup membuatku shock dengan gangguan pertama tsb, bahkan setelah kejadian tsb aku makin sering melihat sesuatu yang aneh-aneh. Apa itu? Tunggu cerita selanjutnya ya ๐
12 Comments. Leave new
Aku penasaran sama cerita selanjutnya..
Tapi wait, di sini pun ada mummy ya? Kirain cuma di luar aja.
iyaaa kukira pun si mummy cuman ada di luar doang ya mbak
Apapun acaranya, aku paling benci jurit malam. Bukan takut hantu, tapi ngantuk. Apa enaknya jalan gelap-gelapan, tidur di dalam tenda kan asik, selimutan hangat. Gak dilihatin hantu lagi ๐
Kalau bisa lihat hntu berarti sampean punya indera ke 6 dong.. Besok-besok kita cari hantu, yuk! :p
hantu aja dicari, apalagi kamu *eh gmn
Wah seru bingit petualanganmu Mbak Ning, xixixi. Ya Allah.. semoga tetep strong ya, Mbak. Jangan mau kalah sama mereka! (ngomong emang mudah ya, hihihi).
wkwkwkwkwk jgn mo kalah hits yaaa sama hantu horor kek gt *ngomong enak emang* hahahaha cusss ngacir aja
Kok serem ya. Tapi aku penasaran nih sama cerita selanjutnya
hihihi ditungguuuu kelanjutannya mba hehe
Duh nyesel baca pas tengah malam. Jadi merinding sendiri.
hehehehe, merinding seru gitu ya.
Hutan cangar memang terkenal angker ..disana ada kerajaan para jin tepatnya di belakang rumah kebun milik pertanian UB. Aku pun mengalami peristiwa itu saat kami latihan alam bersama sejumlah anggota teater.. satu persatu anggota kami kesurupan ..aku harus berjuang keras buat menyadarkan mereka..apesnya ..saat aku beranjak untuk pulang ke kos itu hantu nebeng di motor yang aku tumpangi.. sesosok mahluk hitam besar bermata merah..mahluk itu ikut ke kostku..tapi tidak bisa masuk karena penghuni kostku adalah para akhwat yang ibadahnya selalu terjaga baik ..tiap jam 12 malam mahluk itu memanggilku keluar..dan aku pun berteriak teriak mengusirnya ..alhasil satu Kost gempar dan mereka segera membaca ayat ayat Alquran sambil menahan ku agar tidak keluar
[…] dari itu makin senang lah itu makhluk-makhluk astral menempati rumah tsb karena kesan horor dan angker tercipta dengan sendirinya di tengah masyarakat […]