Finally I was visited Kawah Ijen. Kawah yang letaknya di atas gunung Ijen ini terletak di perbatasan Banyuwangi dan Bondowoso. Gunung Ijen masih aktif sampai dengan sekarang. Gunung yang memiliki ketinggian 2.386 mdpl ini telah meletus di tahun 1817, 1913, 1936, 1976 dan 1999 tercatat sebagai letusannya yang terakhir.
Perjalanan kali ini benar-benar berkesan dan menyenangkan banget. “I even didn’t prepared it well before the trip”, hehehe lha wong trip-nya selepas perjalanan dinas kerja kemarin. Kalau dipersiapkan dengan matang kita bisa berkesempatan melihat blue fire.
Perjalanan dimulai dari Banyuwangi “Nah loh kok dari Banyuwangi, kenapa enggak dari Malang atau Bondowoso?” Seperti yang sudah saya bocorin, saya kerja dulu baru bermain-main hehehe [udah nggak bingung lagi kan kenapa saya memulainyaΒ dari Banyuwangi]. Ohya ada baiknya juga loh, karena rute yang kami lalui dari Banyuwangi tidak sesulit rute kalau dimulai dari arah Bondowoso.
Ditempuh sekitar 1,5 jam hingga sampai di Pos Paltuding, dimana mobil, motor maupun semua kendaraan berakhir dan harus diparkir sebelum semuanya hiking ke puncak kawah.
Kami tidak menyewa penginapan maupun losmen apalagi menggelar tenda. Yang ada saya dan teman-teman tidur di dalam mobil sambil menanti subuh, namanya juga nggak ada persiapan yak jadi penginapan semuanya fully booked. Dan yang paling disayangkan, kali ini kami tidak sempat menyaksikan fenonena Api Biru (blue fire) dikarenakan peralatan yang kami bawa minim, mengingat perjalanan kali ini memang tidak direncakan dengan baik alias asal jadi yuk budhal! [bonek lah isitilahnya] hahaha.
Sekitar jam 5 pagi, perjalanan menuju puncak dimulai. Beruntung saya selalu membawa sepatu olahraga kemanapun kalau sedang bepergian ke luar kota karena kali ini berguna juga. Rute yang kami lalui dibilang cukup berat lah untuk sekelas amatir seperti saya meskipun memiliki sedikit pengalaman hiking zaman SMA. Tapi kan itu zaman SMA 12 tahun lalu yang masih rajin camping luar kota, hiking tipis-tipis, sekarang? Paling banter senam aerobik hahaha.
Baiklah, hiking pagi ini cukup menguras tenaga!!! Bagaimana tidak, jalanan tanah dan berbatu dengan kemiringan mencapai 70 derajatΒ sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncak sekitar 1,5 jam. Di sepanjang perjalanan ini kita akan berpapasan dengan para penambang belerang yang sedang mengangkut belerang untuk 1x angkut dari tambang belerang bisa sampai 90 kg, dan dihargai cuman Rp. 660/kg [berat dan benar-benar menguras tenanga].
Pun pengunjung lainnya meramaikan pendakian tipis-tipis kami berempat. Melihat pengunjung lain yang antusias, apalagi ada seorang nenek usia tua bersemangat ikut memacu semangat kami yang mulai kendor. Apalagi nih kalau diperhatikan, pendakian ke kawah Ijen ini tidak terlalu berat sebenarnya, karena beberapa pengunjung anak muda usia sekolah hanya menggunakan alas kaki sandal bahkan ada yang memakai sepatu pesta hahaha luar biasa.
![]() |
penambang belerang |
Dan inilah gambar yang berhasil saya abadikan dari ponsel pribadi dan kamera teman, enjoy π
![]() |
||
sweet escape |
![]() |
||||
![]() |
pics of mine |
![]() |
3.of.us (by Andito) |
![]() |
Me |
Selama 1 jam saya menikmati pemandangan dari atas kawah, sedang teman cowok turun ke bawah untuk melihat lebih dekat kawah Ijen. Sebelum akhirnya asap belerang “mengusir” kita untuk segera turun, dan perjalanan turun tidak kalah sulitnya dengan perjalanan menuju puncak tadi hahaha. Padahal waktu itu musim hujan tapi entah kenapa jadi jalanan berpasir berbatu, kebayang licinnya bagaimana dengan kemiringan cukup curam tadi.
Well, this is become my first post in 2013 hehe, males bgt ya even little bit bussy kudu disempetin nih updet blog tercintah [lebay bgt yah] hihihi…..
2 Comments. Leave new
wah keren fotonya, btw yang bagian balik atau turun itu apanya yang bikin sulit mbak ?
Pas kesana pdhlbmusim hujan ya, tanahnya berpasir bebatuan. Jadi ya lumayan licin, kudu "ngerem2" gt hahaha ngereeem π