WRP Lose Weight: Pengalaman Diet Sehat Dan Gampang – “Waduh, BBku sudah 60 kg aja!” hayooo siapa yang suka kaget kalo pas lagi timbang badan, jarumnya geser ke kanan? Beragam macam diet seperti diet karbo, diet mayo, diet OCD atau berbagai model diet lainnya sudah pernah dicoba.
Tapi hasilnya ya segitu-segitu aja alias tetap atau bahkan ketika sedang diet yang ada malah drop karena porsi makan mendadak berkurang drastis.
Kalau saya pribadi, dari beberapa diet yang pernah saya jalankan. Diet sehat secara alami yang saya lakukan dengan rutin lebih cocok untuk tubuh, karena hasilnya bisa long-lasting alias bertahan lama.
Bukan diet dengan hasil dalam seminggu berat badan bisa turun, tapi seminggu kemudian berat badan kembali ambyar. Ya, saya pernah berada di fase seperti itu hehe.
Pengalaman diet yang salah kaprah
Diet ketat karena ingin tampil menawan di depan gebetan, aaah dari niatannya saja sudah melenceng nih. Mana dong yang katanya “Love yourself!” karena itu, kalau mau diet niat harus datang dari diri sendiri terutama untuk kesehatan, penampilan dan lainnya saya anggap sebagai bonus … bukan goals yang harus saya capai. Eciyeee mendadak bijak [eh].
Dan iya loh, saya dulu pernah diet dengan tujuan meratakan perut supaya baju yang saya pakai ketika berjumpa gebetan bisa fit to my body, perut bergelambir bisa dikondisikan! hahaha.
Alhasil, dalam seminggu saya mengurangi porsi karbo yaitu nasi secara signifikan, dalam sehari saya cuman makan 2-3 sendok makan nasi. Lainnya hanya lauk dan sayur berupa kulupan saja.
Hasilnya? Ya benar perut saya bisa rata kembali, tapi hasil yang didapat dari pola diet instan seperti itu tidak bisa bertahan lama.
Saya malah lebih sering kepayahan, apalagi ketika itu saya membarenginya dengan kegiatan olahraga senam aerobik seminggu 2-3x … sepulang kerja jam 5 sore, langsung pergi ke tempat gym untuk senam.
Nah, kelihatan dong kalori yang masuk dan keluar tidak seimbang. Seminggu kemudian setelah berjumpa gebetan, yang ada saya “balas dendam” dengan memakan makanan tidak seperti pola diet kemarin, makan banyak untuk mengembalikan energi.
Hasilnya? Ya ambyar semua … bye-bye perut rata dan BB ideal >.<
Diet, diet dan diet!
Dari dulu ngomongnya mau diet, tapi pola makan gitu-gitu aja belum ada yang berubah. Makan banyak lagi terus bilang dan uplot di sosmed dengan caption “Baiklah, diet starts tomorrow!” padahal ya tiap makan porsinya segitu terus … “Hmmm, siapa ya?!” :p
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), diet adalah
diet/diยทet/ย /diรฉt/ย n Dokย aturan makanan khusus untuk kesehatan dan sebagainya (biasanya atas petunjuk dokter)
Nah, dari situ jelas ya kalau orang mau diet itu sudah harus jelas aturannya. Jangan sembrono seperti yang pernah saya lakukan dulu, yaaa itu dulu.
Kita harus paham berapa kalori kebutuhan harian kita, juga mengerti berapa banyak jumlah asupan makanan yang akan kita konsumsi.
Dan yang perlu digaris bawahi adalah kebutuhan kalori tiap hari masing-masing orang berbeda. Kebutuhan energi dilihat berdasar jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan, keadaan fisik, hingga aktivitas kita sehari-hari.
Misal … saya yang hanya bekerja di rumah, tentu beda dong dengan mereka yang bekerja lapangan dari pagi sampai sore.
Nah, Kementrian Kesehatan pernah melansir cara menghitung kebutuhan kalori harian. Caranya adalah sebagai berikut:
Cara meghitungnya, saya sebagai contoh dengan TB (Tinggi Badan) 160cm, maka didapat …
BBI = (160-100) โ (10% x (160 โ 100))
= 60 – (10% x 60)
= 60 – 6
= 54KKB Perempuan = 25 kkal x BBI
= 25 x 54
= 1.350
Berarti, kebutuhan kalori harian saya adalah 1.350 kkal
Sehat itu mahal
Karenanya jangan terus kita diet asal-asalan, tak jarang nih yang biasanya terekam di benak kita itu adalah diet sama halnya dengan mengurangi porsi makan. Padahal kan bukan? Seperti yang saya tulis barusan di atas.
Pada kenyataannya pun saya tidak pernah menghitung jumlah kalori yang masuk dan keluar.
Lah terus gimana? Saya pakai ilmu kira-kira saja, pokoknya diet yang mau saya lakukan adalah diet sehat dan gampang. Yang tidak membebani psikis dan mental, karena histori saya yang pernah dirawat 26 hari pasca lahiran pasti mengakibatkan berubahnya metabolisme tubuh. Sehingga mau tidak mau harus selalu memperhatikan asupan gizi.
Fyi, saya pernah mengalami BB menurun sebanyak 4 kg dari BB sebelum hamil (red: 50 kg). Berat badan 50 kg ini stagnan selama setahun akibat sheehan syndrome yang saya alami pasca lahiran kemarin.
Dan setelahnya BB saya malah melonjak naik di angka nyaris 60 kg yakni 59.9 kg … haaa kok bisa? Ya bisa, kalau makannya tidak diatur. Pokok makan supaya tidak lapar, bahkan sehari bisa sapai 4x makan hahaha.
Beberapa kerabat pun mengomentari “Sudah, cukup jangan gemuk lagi.” di mana komentar tersebut saya anggap alarm buat diri saya pribadi.
Sehingga tercetuslah niat untuk menjalani diet dengan cara mengurangi porsi makan, namun tidak ketat atau mengurangi porsi makan secara signifikan seperti yang dulu pernah saya lakukan. Karena sehat itu mahal gaesss!
Diet sehat dan gampang, bagaimana caranya?
“Sebuah penelitian yang dilakukan oleh European Society of Cardiology Congress di Jerman mengungkapkan bahwa kebiasaan diet rendah karbohidrat bisa meningkatkan risiko kematian dini.” [sumber suara.com]
Jadi, diet yang membatasi karbohidrat, protein dan lemak sejatinya kurang baik bagi tubuh kita.
Sehingga ketika melakukan diet saya tidak pernah menghitung pasti berapa jumlah kalori yang masuk dan keluar.
Pokoknya makronutrein (karbohidrat, lemak, dan protein) harus tercukupi dengan seimbang “Lah trus dietnya gimana dong?”
Hari-harinya saya hanya mengatur porsi makan dengan cara melakukan beberapa hal seperti:
Sarapan secukupnya
Sarapan pagi seperti biasa, hanya porsinya mulai saya kurangi. 4 sendok makan dirasa cukup, bareng tempe penyet masih oke.
Hahaha iya saya diet tapi masih doyan sarapan tempe penyet juga. Apalagi kandungan protein tempe ternyata lebih tinggi daripada daging loh.
Atau kalau pas si kecil minta roti bakar ya saya juga ikutan bikin. Diakhiri dengan meminum teh hijau tanpa gula. Cukup untuk mengganjal perut saya sampai jam 11 siang yang menandai waktu makan siang nasi padang.
Iyesss! Meski sedang diet, nasi padang itu tak terlupakan, temans. Sesekali boleh dong, asal jangan tiap hari aja … karena usut punya usut nasi padang itu menimbun 664 kalori. Kecuali kalau sedang pulang ke Surabaya, sarapan paginya menu komplit hahaha (yaaa time for cheating lah kata rangorang).
Olahraga ringan
Jalan pagi bersama si kecil atau sesekali yoga ringan adalah dua olahraga yang rutin saya lakukan. Untuk jalan kaki biasanya sih saya menyesuaikan dengan si kecil, kalau diturutin sih dia mau-mau aja jalan kaki tiap hari karena ia suka sekali jalan-jalan sambil saya mendorong stroller, atau membersamainya bermain sepeda dan emaknya yang gempor hahaha.
Kalau sedang senggang pun saya berolahraga lain seperti yoga, meski hanya 10 menit saja, karena menurut saya 10 menit itu sudah cukup sih ya. Lagipula gerakannya bukan gerakan yoga yang rumit seperti headstand haha.
Yaaa, yang ringan-ringan saja tapi tetap berkeringat seperti “Morning Yoga for Flexibility ala Tara Stiles” yang biasa saya lalukan. Bahkan nggak sampai 10 menit hahaha pokoknya bisa membuang kalori melalui keringat.
Kedua olahraga ringan tadi setidaknya sudah bisa membakar kalori sekitar 100-200 kalori, mau diet dengan olahraga itu gampang dan nggak susah kan?!
Konsumsi WRP Lose Weight
Jam-jam kritis mau tidur masih lapar? Minum aja segelas WRP Lose Weight yang punya bermacam varian rasa (coklat, kopi, stroberi dan original), saya suka rasa kopi.
Namun terkadang intoleransi laktosa ini membuat perut kurang bersahabat dengan susu, tapi kalau di-distract aroma kopi masih oke lah. Apalagi sekarang lagi heboh dalgona coffee, sesekali ketika minum WRP Lose Weight saya kreasikan topping foam kopi tersebut di atasnya. Voilร … jadi deh susu WRP x dalgona coffee hehe.
Pas lagi pengen nyemil gorengan pun sebisa mungkin saya alihkan keinginan tersebut dengan meminum 1 gelas WRP Lose Weight ini, sebagai meal replacement yang mengandung 200 kkal.
***
Alhamdulillah berat badan semula 59.9 kg menjadi 56 kg. Turun 4 kg berkat diet sehat dan gampang yang mulai saya lakukan 2 bulan kemarin.
Kaget juga sih, karena saya kan tidak memakai target. Ya sambil jalan aja, hehe hidupnya woles amat sih kok nggak pake target?
Karena berdasar pengalaman, kalau diet ditarget itu justru membuat saya gagal fokus. Karena ketika sedang diet yang ada malah menjadi stress, alhasil ya berat badan saya segitu-gitu aja.
Beda kalau saya jalani dengan woles dan bahagia. Maka dari itu jangan lupa bahagia, love yourself ๐
Nah, boleh lah kita hitung … berikut perhitungan kasar jumlah kalori yang masuk.
Sarapan: Tempe penyet 320 kkal
Makan siang: Nasi padang lauk rendang 600 kkal
Makan malam: ayam penyet 199 kkal
Camilan: WRP Lose Wight 200 kkal
Total kalori sekitar 1319 kkal
Hmmm, sedangkan kalau merujuk hitungan kebutuhan harian saya di atas setidaknya butuh 1.350 kkal. Gimana? Udaaah, beda-beda tipis gak masalah lah ya.
Jangan terlalu terpaku dengan angka dulu deh. Diet itu baiknya kita mulai dengan niat, kencangkan niat untuk berani mengatur porsi makan. Selebihnya, berat badan ideal, baju lama cukup kembali itu adalah bonus! Oke … selamat diet, temans!
* sumber foto:
[1] http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/diabetes-melitus-dan-gangguan-metabolik/tahukah-sobat-sehat-berapa-kebutuhan-kalori-anda-per-hari [diakses tanggal 26 Maret 2020].
1 Comment. Leave new
Turun 4 kg dalam dua bulan itu angka yang menurut saya memang benar2 aman. Kalau tiba2 turun banyak gitu suka ngeri. Takut kalau efek sampingnya buruk ke tubuh.