Prancis? Prapatan Ciamis? Bukaaan, ini mah Prancis beneran. Pergi ke Paris ngeliat La Tour Eiffel yang terkenal sejagad raya itu. Apalagi kalo tetiba kawin sama bule Prancis, biasanya kan bayangan kita tar di sana bakalan shopping-shopping syantieeek, jalan-jalan ke Eiffel, dinner romantis. Etapi boro-boro tinggal di Paris, ini ngeliat Menara Eiffel cuman di perjalanan doang. Iyaaa perjalanan menuju rumah si bule [Clement], okeh lah fixed Itje nggak jadi tinggal di Paris maaak!
Intermezzo
Wa’alaikumussalam Paris, film yang mengambil tema tentang stigma masyarakat Indonesia kebanyakan bahwasanya kawin sama bule itu ya pastinya bakalan happy nggak sengsara, senang-senang dan hidup serba berkecukupan bahkan mewah. Apalagi hal tsb sudah menjadi rahasia umum kalo kebanyakan orang Indonesia terkadang mengagung-agungkan orang yang berlabel bule.
Liat deh di Bali, kamu nambal ban sendiri, sama nambal ban tapi ngebonceng bule harganya pasti beda. Seperti curhatan teman di path kemarin, biasanya dia nambal ban cuman abis 10rb-20rb. Eh hari itu dia ngeboncengin si bule, dipalakain 80rb hahahahaha [ooops].
Clement & Itje ::source MaximaChannel8 youtube:: |
Matre? Mata duitan? Hmmm nggak juga sih, karena itu lah stigma yang sudah terlanjur terbentuk di sebagian masyarakat kita. Yang mana masih menganggap bule adalah duit berjalan, krincing krincing krincing hihihi.
Pun sang sutradara Benni Setiawan berhasil mengangkat tema tsb kedalam film bergenre komedi romantis yang diperankan oleh Nino Fernandes [32 tahun] dan Velove Vexia [26 tahun]. Gadis dari desa Bojong yang bermimpi dinikahi bule, kemudian pindah ke luar negeri dan hidup enak. Eiiiiits boro-boro hidup enak, tiap pagi sarapannya mah roti kek pukulan bedug bukan nasi uduk hahaha [yakin hidup enak?].
Prancis Bukan di Paris
Lupakan stigma masyarakat kita, di film ini mata saya benar-benar dibuai dengan pemandangan alam kota-kota kecil di Prancis yang indah dan mempesona. Penggunaan teknologi drone dimaksimalkan dalam pengambilan gambar di film ini, sayang kan kalo pemandangan secantik itu cuman bisa terlihat dari angle tertentu saja. Dan intinya dengan menonton film ini, Prancis itu nggak melulu tentang Paris dan Eiffel.
[Baca juga: Institut Franรงais d’Indonรฉsie]
map of Wa’allaikumussalam Paris |
La Gare Saint Jean, Bordeaux
Pengambilan lokasi syuting film ini kebanyakan di seputaran kota Bordeaux. Sekitar 5 jam ke arah barat daya dari kota Paris, Bordeaux yang merupakan ibukota region atau wilayah Aquitaine ini bisa ditempuh dengan menggunakan mobil.
Itje jangan nangis dong ๐ |
Jadi nggak afdol kalo stasiun keretanya nggak ikut ke syut, seperti scene saat Ijte pergi dari rumah bersama kang Dadang [Tanta Ginting] dengan menggunakan kereta. Duh saya nangis beneran pas neng Itje menitikkan air mata, sedih pisaaan euy.
Chรขteau de Mongenan
Masih di wilayah Aquitaine, department [setingkat propinsi] Gironde. Kita bergeser sedikit ke arah tenggara di mana terdapat sebuah taman yang dibangun pada abad ke 18 dan menjelma menjadi sebuah kebun raya. Sejak tahun 2003 Chรขteau de Mongenan pun masuk dalam daftar monumen bersejarah oleh kementrian & kebudayaan Prancis.
::source MaximaChannel8 youtube:: |
Ngeliat sekilas dari beberapa property pagar rumah, halaman, dsb. Rumah yang ditempati Clement dan Itje mengambil syuting di lokasi tsb, emaaak Itje pengen pulang!
Canal de Garonne. Castets-en-Dorthe
“C’est un petit village dans le dรฉpartement de la Gironde et ร l’arrondissement de Langon.” ~ J’ai vu sur le internet, c’est magnifique!
Romantisme yang tercipta antara Clement dan Itje emang pas banget kalo background pemandangannya kek di Canal latรฉral a la Garonne. Satu lagi lokasi cantik yang masih terletak di wilayah Aquitaine.
Bergeser lagi ke arah tenggara, ini dia lokasi di mana Clement dan Itje naik sepeda berdua menyusuri sungai Garonne, sungai yang bermuara di Samudra Atlantik dan memiliki panjang 575 km yang juga membelah kota Bordeaux. Saya paling suka scene di tempat ini, c’est romantique!
behind the scene ::source IG bennisetiawan:: |
Canal de Garonne. Castets-en-Dorthe ::source google maps:: |
Canal de Garonne. Castets-en-Dorthe ::source google maps:: |
La Rรฉole City
Akting Nino Fernandes sebagai Clement di film ini beda banget dengan karakter Stefan di film 99 Cahaya di Langit Eropa, Stefan yang cuek, terkadang acuh dan agak urakan. Sementara sosok Clement, lebih dewasa, ngemong, sabar dan kalem.
Di film ini beberapa scene mengharuskan ia berdialog menggunakan bahasa Prancis, hmmm jadi tantangan tersendiri buatnya dikarenakan Nino yang blasteran Jerman ya tentunya lebih fasih berbahasa Jerman dibandingkan Prancis.
“Tu parles franรงais?” ~ duh meleleh hati eneng bang :p
Tapi saya suka dengan aksen Prancisnya, apalagi pas Nino lagi berantem dengan mantan pacarnya Camile [Astrid Roos] di pasar kaget yang terletak di sebuah kota kecil, La Rรฉola. Dan scene ketika Nino beradu akting dengan ayah kandungnya di penyulingan wine. Itulah ajaibnya bahasa Prancis, meskipun lagi berantem tetep aja keren & seksi bawaannya LOL.
Place de Libรฉration, La Rรฉola City |
Place de Libรฉration, semacam alun-alun yang berada di La Rรฉole City. Letaknya di seberang sungai Garonne, namun masih di propinsi Gironde, wilayah Aquitaine. Duh wilayah Aquitaine ini ya lumayan luas juga yak, namun menurut sang sutradara, para pensiunan dan orang tua lah mayoritas penghuni tempat terpencil ini. Hmmm…..
Sekilas penampakan dari google street, Place de Libรฉration ini sepi dan nggak terlalu ramai. Tipikal luar negri banget, outdoor coffee shop, cafe di sepanjang jalan, dan satu yang menarik perhatian saya. Di situ juga terdapat bioskop kecil bernama Rex, kesyut di kamera di google street. Dari luar penampakannya nggak terlalu istimewa ya, tapi film-film yang diputar ya sama film-film kekinian seperti box office Hollywood juga ada.
Result
T_T |
Tapi sayang, sewaktu saya mau nonton untuk kedua kalinya di tanggal 24 Maret, film ini udah nggak ada lagi. Tergantikan dengan si Superman yang mendominasi semua studio di jagad jaringan 21 huhuhu tega, gimana perfilman Indonesia bisa maju yak. Kalo dikit-dikit mendahulukan si box office Hollywood [sigh].
But overall akting para pemain di film Wa’alaikumussalam Paris Bordeaux natural dan keren! Masih jarang film Indonesia yang masuk bioskop di mana pemeran-pemerannya bisa berakting senatural mungkin. Di dukung pula pemain film senior seperti Lidya Kandau. Apalagi dengan ditunjang pemilihan lokasi syuting yang nggak umum, dari sini penonton diajak berkelana ke kota-kota indah di Prancis selain Paris.
Jadi ya nggak salah kalo si Itje ini seperti terpaksa gitu, begitu tau bahwa Clement bukanlah seorang pengusaha seperti bayangannya. La wong di bawa mudik ke tempat antah berantah begitu hahaha. Trus kelanjutannya apa mau ya si Itje tinggal terus-terusan di desa terpencil itu? Hayuk lah ke Prancis sama saya [eh].
Genre: Komedi Romantis
Produser: Yoen K, Ody Mulya Hidayat
Sutradara: Benni Setiawan
Produksi: Maxima Pictures
Durasi: 1jam, 47menit [107 menit]
Cast: Velove Vexia, Nino Fernandez ,Borisbokir, LuthyaSury, Joe Project, Lydia Kandau
Tahun: 2016
24 Comments. Leave new
mbak ning…. saya jg baru mau nonton looo
lha kok sdh nggak ada….
gemes nih jadinya…. wong saya gak pengen nonton batman versus superman
gimana film indonesia bs jadi tuan rumah di negri sendiri kalo caranya kayak gini ya
iya bikin gemes kok emang, baru mo liat lagi uda gk ada T_T
Whoaaa mata belo, dan baru tau kalo ngebonceng bule nambal ban jadi 80 ribu ahhaah
Yang main bvelove dan nino, hmmmm bagus ga ya kira kira aktingnya? Selama ini aku blum begitu menyukai film2 yang diperankan velove maupun nino
hihihi iya aku ya baru ini bisa kesengsem sm akting mereka berdua, mgkn karna efek Prancisnya kali yak LOL
Aduh jadi penasaran..kayak pedesaan gitu ya ?
iya mba jauh banget dari peradaban infonya, cocok lah buat kabur cantik *eh ๐
Penasaran nonton film ini, lebih penasaran liat setting tempatnya sih ala pedesaan-pedesaan di Eropa yang masih asri gitu.
iya bener, bikin penasaran emang kalo ngeliat film suguhannya alam pedesaan yg jauh dari perkotaan
Bule juga manusia kadang kantong kering kadang kantong tebel
Review film yang apik Mbak
hahaha iya kok bisa gitu ya mikirnya, bule is money hihihi
Suka tiba-tiba jadi mahal yak kalau sama bule, apalagi kalau di pantai tuh suka beda sendiri harganya haha.
Eh di trailernya kaya yang seru sih komedi soalnya bolehlah masuk list buat di tonton hehe
hihihi iya makanya itu saya ngeliat temen pasang status kek gitu kaget jg, dipalakin 80rb hihihi
wahaha lg rame si batman vs superman emang dimana-mana
semoga pilm Wa'alaikumussalam Paris segera ada blu-ray-nya biar mbak Ning bisa nonton untuk kedua, ketiga dst *eh
iyooo si mamaaaan iki merajai di mana2, makanya blm kutonton. Sebel!
Produksi film Indonesia semakin bervariasi
sukses
benar benar bagus filmnya.. semoga terus berkembang perfilmn indonesia.
Lah saya ketinggalan nih belum nonton. Tapi memang stigma masyarakat memang begiu, bule udah pasti kaya
Aku belum nonton ini …. Kayanya harus segera cari filenya ๐
mau coba nonton yang ini mbak, semoga rame hehhe
Habis udah lama banget ga nonton film indonesia dan pemainnya ini Velove ya, aku dulu liat waktu zaman sinetron doi kalau senyum kaya kepaksa gitu ya hehehe piss
Jadi penasaran
pemandangan dan suasana nya damai syahdu banget
Walau kurang suka film dalam negeri, tapi aku jadi ingin nonton film ini deh.. Ngingetin aku judul nya karena mirip mirip Assalammualaikum Beijing ya.. Tapi ini Waalaikumsalam. Di Paris pulaakk.. Cantik nya..
Photos are absolutely spectacular! So gorgeous!
You have such a lovely blog!
Diana Cloudlet
http://www.dianacloudlet.com
sangat hijau banget suasana disana, di paris gitu seperti di pedesa2an gitu ya,.. aku kirain paris seperti jakarta gitu, yang hanya ada bnagunan2 saja
[…] Baca juga:ย [Review] – Wa’alaikumussalam Paris […]