“Hati-hati ya kehamilanmu mengarah ke pre-eklampsia.”
Dokter kandungan kembali mengingatkan kami berdua, mengingat tekanan darah saya cenderung tinggi meski sudah dibantu obat pengencer darah sekalipun.
Pre-eklampsia kemungkinan besar terjadi pada ibu di kehamilan pertama, hamil di usia remaja di bawah 20 tahun atau usia lebih dari 40 tahun, kehamilan kembar, memiliki riwayat hipertensi, diabetes, obesitas, atau keturunan dari keluarga yang pernah mengalami pre-eklamsia. [sumber: theAsianparent]
Termasuk saya yang sebenarnya sebelum hamil telah memiliki riwayat hipertensi, namun sayangnya saya sendiri enggan kontrol kesehatan (duh, jangan ditiru ya Buibu sekalian).
Jadi begitu hamil, tekanan darah cenderung tinggi … hampir selalu 140/100 mmHg. Akibat kondisi tersebut, kehamilan saya mengarah ke pre-eklampsia, meski hasil laboratorium kadar protein urine saya masih normal.
Walaupun demikian, saya tak boleh terlalu khawatir agar kehamilan tidak terganggu. Penting sekali menjaga kewarasan ibu hamil agar tetap bahagia, di mana hal tersebut berhubungan erat dengan perkembangan janin dalam kandungan. Ibu hamil yang bahagia akan melahirkan anak yang ceria dan bahagia pula … aamiin.
Nutrisi Yang Tepat Bagi Ibu Hamil Dengan Pre-eklampsia
Karena pada umumnya bayi dengan kehamilan pre-eklampsia berisiko memiliki berat badan lahir rendah (bblr).
Untuk itu dokter kandungan, saya dan juga suami sangat memperhatikan asupan nutrisi si ibu hamil ini.
Selama masa kehamilan kemarin, selain doyan nyemil … ada beberapa makanan yang boleh dan sebaiknya dihindari pada kehamilan dengan pre-eklampsia. Di antaranya:
1. Hindari makanan yang terlalu asin
Kalau bisa batasi konsumsi garam (natrium) 800 mg per hari. Jadi ketimbang beli makanan jadi di luar yang cenderung asin, saya lebih suka masak sendiri.
2. Makanan tinggi kalium
Dapat membantu mencegah tekanan darah tinggi pada ibu hamil. Buah alpukat dan air kelapa adalah jenis makanan tinggi kalium yang sering saya konsumsi selama hamil.
3. Makanan kaya antioksidan
Dapat membantu menurunkan resiko pre-eklamsia, apalagi saya sering mengkonsumsi brokoli, juga buah naga. Bahkan salah satu artikel di theAsianparent pun menyebutkan buah berjenis kaktus ini kaya akan vitamin C, karbohidrat, serat dan lemak yang dibutuhkan ibu hamil.
Suplemen Yang Membantu Kehamilan Dengan Pre-eklampsia
Selain memperhatikan asupan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi, beberapa suplemen berikut juga disarankan oleh dokter kandunganku, di antaranya:
- Suplemen yang mengandung DHA, saya konsumsi sebagai suplemen pengganti susu untuk ibu hamil. Karena saya mengalami intoleransi laktosa, adapun DHA ini penting sekali sebagai penunjang perkembangan otak bayi.
- Suplemen asam folat, adalah suplemen yang mengandung vitamin, mineral dan asam folat yang dibutuhkan ibu hamil.
- Suplemen kalsium, dan kemarin saya mengkonsumsi suplemen yang mengandung kalsium, Vitamin D, zinc, magnesium serta boron.
Alhamdulillah berkat asupan nutrisi dan suplemen yang tepat, berat badan bayi dalam kandungan terbilang ideal (red: BB si kecil ketika lahir 3.1 kg). Padahal biasanya berat badan bayi pada kehamilan dengan pre-eklampsia adalah di bawah 3 kg.
Apa Itu Kehamilan Berisiko Tinggi?
“Kamu habis jatuh kah, Mbak?” tanya dokter.
Tentu saja kujawab, “Tidak, Dok.”
Kemudian dokter menunjukkan hasil USG pada kami, dan mengabarkan bahwa terdapat hematoma di sekitar kantong kehamilan yang dapat membahayakan si janin.
Hematoma subchorionic adalah kondisi yang terjadi akibat penumpukan darah yang tidak normal antara plasenta dan dinding rahim. [sumber: halodoc]
Apalagi dalam rahim terdapat dua kista, meski ukurannya tidak lebih dari 5 cm. Juga riwayat kehamilan saya sebelumnya, hamil kosong (blighted ovum).
Deg! Hati ini rasanya mencolos, belum kelar dengan kekhawatiran akan pre-eklampsia. Pada trimester pertama kehamilan, saya pun menjalani bedrest total.
Mulai dari riwayat blighted ovum, hematoma yang terdapat pada rahim di trimester pertama, juga tekanan darah tinggi (hipertensi). Sehingga kehamilan saya kemarin disebut-sebut sebagai kehamilan dengan risiko tinggi.
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya bahaya atau komplikasi baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal. [sumber: med.unhas.ac.id]
Perlu diketahui bahwa dibanding dengan negara-negara di ASEAN, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia relatif tinggi. Bahkan tertinggi di ASEAN, yaitu sebesar 262 per 100.000 kelahiran hidup (BPS, 2005).
Termasuk pada kategori kehamilan risiko tinggi dengan preeklampsia, maka saya wajib melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin tiap bulan.
Olahraga Ringan Untuk Menjaga Kesehatan Ibu Hamil
Meski kehamilan beresiko tinggi, tapi saya tak lupa akan pentingnya berolahraga.
Apalagi ketika kita berolahraga, tubuh mengeluarkan hormon endorfin untuk mengurangi rasa sakit dan memberikan energi positif.
Untuk itu di trimester kedua ketika kandungan dirasa sudah kuat, dokter menyarankan olahraga ringan seperti:
Berjalan kaki
Manfaatkan momen pergi ke pasar yang letaknya tak jauh dari rumah, sekalian berolahraga ringan. Kadang Mami juga menemani jalan kaki, seminggu 2-3 kali.
Berenang
Meski tak rutin dilakukan, tapi sejatinya renang adalah olahraga paling aman yang bisa dilakukan oleh ibu hamil.
Coba bayangkan, ibu hamil dengan bobot kehamilan yang lumayan berat, tapi ketika berada di air sudah pasti massa tubuh kita akan menjadi lebih ringan … ingat hukum fisika?
Prenatal Yoga
Yoga adalah salah satu olahraga kesukaan saya, sedangkan prenatal yoga adalah yoga khusus untuk ibu hamil. Sama seperti dua jenis olahraga sebelumnya, prenatal yoga mulai saya lakukan di trimester kedua.
Salah satu manfaat yang saya dapat dari berolahraga adalah kualitas tidur tetap terjaga, saya bisa tidur nyenyak di malam hari tanpa gangguan backpain sama sekali sampai jelang lahiran, Masya Allah.
Jelang HPL Pre-eklampsia Semakin Memburuk
HPL atau hari perkiraan lahir adalah akhir Juli atau awal Agustus 2017 kemarin. Di mana bulan Juni 2017 juga bertepatan dengan bulan puasa.
Meski saya tak ikut berpuasa namun kondisi tubuh mulai kepayahan, alarm tubuh mulai menunjukkan beberapa kondisi seperti:
- Flu Berat. Pada minggu ke-32 saya menderita flu berat hingga demam, setelah selama kehamilan tersebut sama sekali tidak mengalami yang namanya flu. Madu dan lemon tidak bekerja efektif, hingga akhirnya obat flu aman untuk ibu hamil yang disarankan dokter saya tenggak juga.
- Kaki mulai membengkak. Lihatlah telapak kaki sebelah kanan ini, di minggu ke-33 mulai membengkak seperti itu. Namun sekali lagi, hasil laboratorium kadar protein urine masih normal. Aneh tapi nyata, bukan?
- Posisi bayi melintang. Bukan sungsang, tapi melintang. Padahal bentuk rahim pada akhir kehamilan berbentuk bujur seperti telur. Dan jika posisi bayi melintang dalam waktu yang lama, maka rahim akan dipaksa melebar ke samping hingga mengakibatkan rasa nyeri di perut.
- Kenaikan berat badan tidak normal. Hanya dalam waktu seminggu berat badan naik hingga 5 kg. Padahal untuk ukuran normal, kenaikan per bulan berat badan ibu hamil hanya 1 kg saja pada trimester akhir.
- Tekanan darah meningkat tajam. Selain keempat kondisi yang disebutkan tadi, di minggu ke-34 tekanan darah naik hingga 170/100 mmHg.
Puncaknya pada 4 Juli 2017 selepas cek kehamilan, malam itu juga saya langsung diarahkan untuk segera rawat inap (opname) di rumah sakit sebagai persiapan kelahiran.
Ya, kelahiran si kecil dimajukan dari jadwal HPL semula. Karena pre-eklampsia yang makin memburuk.
Persalinan Sesar Untuk Menyelamatkanku Dan Bayi
Setelah 3 hari opname akhirnya diputuskan operasi sesar segera dilakukan, mengingat sore hari sebelumnya oksigen sudah terpasang di mulut akibat denyut jantung bayi mulai samar.
Namun apa lacur, selang beberapa jam setelah si kecil lahir saya mengalami pendarahan hebat. Saya kritis dan segera dilarikan ke RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, dan di dalam perjalanan menuju RSUD saya sempat mengalami gagal napas.
Sungguh kami tak pernah menyangka bahwa resiko tinggi pada kehamilan dengan preeklampsia berat dapat berakibat fatal. Yang awalnya dokter kandungan mendiagnosa terjadi preeklampsia berat, namun pasca melahirkan saya mengalami pendarahan, sesak napas, kejang hingga berujung HELLP Syndrome dan koma.
Sindrom HELLP merupakan komplikasi kebidanan yang mengancam nyawa yang biasanya terjadi akibat preeklampsia. Kedua kondisi ini biasanya terjadi selama fase akhir dari suatu kehamilan, atau kadang-kadang terjadi setelah melahirkan. [sumber: wikipedia]
Pendarahan hebat masih tak bisa dihentikan, dalam rahim saya ternyata juga terdapat endometriosis .. HB (hemoglobin) terus menurun hingga 1.7 g/dL. Tim dokter pun segera sigap melakukan transfusi darah sebanyak 17 kantong, namun HB hanya naik di angka 3 g/dL.
Jalan terakhir demi menyelamatkan nyawa saya adalah melakukan operasi lagi, histerektomi. Dengan risiko saya bisa meninggal di meja operasi, karena HB ketika dilakukan operasi kedua hanya 3 g/dL … ya Allah.
“Aku harus kuat, Ya Allah beri aku waktu untuk membersamai bayi dan suamiku sekolah.” pintaku dalam tidurku.
Koma seminggu hingga dirawat sebulan di Rumah Sakit
Sungguh kehamilan yang istimewa buat saya dan keluarga, apa yang kami alami sama sekali tak ada yang pernah menyangka … manusia bisa apa, dalam sekejap mata semua bisa saja terjadi.
Segala ikhtiar selama kehamilan sudah saya jalani, dan kehamilan risiko tinggi kemarin berakhir koma hingga seminggu.
Selama itu pula yang saya alami hanyalah halusinasi, hingga saya sempat diduga mengalami amnesia karena sempat tak mengenali orang-orang yang menjenguk.
Sungguh kuasa Sang Maha Pencipta, HB sampai di titik 1.7 g/dL namun saya masih bisa menuliskan cerita ini sekarang.
Semoga Cerita Kehamilan Risiko Tinggi Dengan Pre-eklampsia Berat yang pernah saya alami kemarin, bisa menjadi manfaat bagi yang membacanya. Sedang untuk informasi seputar kehamilan, tips dan persiapan persalinan. Bisa kalian simak selengkapnya di laman theAsianparent Indonesia, atau bisa mengunduh aplikasi theAsianparent Indonesia melalui Google Play atau App Store.
Buat semua ibu hamil, dalam kondisi kehamilan apapun … jangan pernah ragu untuk berikhtiar dan berdoa kepadaNya, karena Dia lah Sang Maha Pencipta.
***
Artikel ini diikutsertakan dalam “Lomba Menulis Cerita Parents theAsianparent Indonesia.”
55 Comments. Leave new
Mbaaakkk Niniiiiiing……duh waktu itu suasana group WA juga tegang banget lo
Kami menunggu kabar detik demi detik dari Malang.
Alhamdulillah sampai detik ini semua baik2 saja ya? Cuman sayang kemarin aku nggak sempat ketemu kakak Yusuf? Semoga tahun depan bisa ke Malang lagi dan mampir ke rumah mbak Ning.
Mbak Avy, makasiih ya doa indahnya dan hanya Allah Swt yg bisa membalasnya … semoga pandemi segera berakhir dan kita bisa meet-up lagi ya mbak ๐
Aku merinding bacanya ๐ . Segitu beratnya perjuangan ibu melahirkan ya mbaaaa. Pantas saja ganjarannya mati syahid jika meninggal saat lahiran. Tapi tetep aja, keluarga pasti ingin kita bisa sehat dan kuat setelah lahiran.
Ceritanya bener2 menyentuh banget. Ga kebayang jika harus koma seminggu saat selesai lahiran :(. Untunglah mba akhirnya bisa bertahan.. adekku yg kedua juga akan lahiran january ini. Diapun hamil pertama ada kecendrungan tensi darah tinggi dan kakinya bengkak. Semoga saja lahiran nanti kondisinya sehat.
Mbaaak nggak salah Nabi Muhammad Saw pun menyebut, ibumu … ibumu, ibumu sampai 3x baru bapakmu.
Semoga adik mbak Fanny diberi kelnacaran saat persalinan nanti, sehat semuanya … aamiin.
Mbrebes Mili aku bacanyaaa mbaaak. Ya Allah perjuangan banget banget banget. Sehat dan happy selalu mbak Dwi sekeluarga. Aamiin
Makasih bund, wawasanku jadi bertambah walau belum menikah hehe
sama-sama, Mbak … senang bisa berbagi. Dan artikel-artikel di theAsianparent Indonesia cukup membantu juga ๐
Merinding bacanya mbak. Mbak Nining hebat banget. Alhamdulillah, semua sudah lewat. Sekarang Yusuf tumbuh jadi anak yang pintar dan sehat. Semoga diberi kesehatan selalu untuk Mbak Nining dan keluarga.
aamiin aamiin allahuma aamiin, makasih doanya mbak Mer.
Mbak Meriska & keluarga juga sehat selalu. Mama seterong niiiih
Ya Allah, Mbak. Aku yang bacanya aja sampai ngeri banget. Dan Alhamdulillah ya. Sekarang udah sehat-sehat. Pasca melahirkan sampai koma begitu. Enggak bisa bayangin gimana keluarga Mbak rasanya.
iya, Mbak Eri … alhamdulillah kami sekeluarga bisa melewatinya dengan tabah. Sehat selalu ya, Mbak ๐
Merinding aku bacanya Mak. jadi inget cerita teman yang mengalami pre-ekmapsia ini. DIa juga sampai mengalami koma tapi alhamdulillah diberi kesembuhan. Wah bisa kayak amnesia juga ya? Semoga sehat selalu ya, Mak. Catatan penting buat yang mau merencanakan kehamilan dengan risiko yang kurang lebih seperti ini ya
iya, Mak … efek sampingnya beragam. Ada teman mertua juga mengalami preeklampsia, namun berakhir dengan kebutaan ๐
Semoga kita diberi usia berkah dan sehat selalu … aamiin
bersyukurrrrrrrrr…..
Bahkan sekedar membaca pun sangat ikut bersyukur.
Selamat untuk kesempatan kedua yang Mbak Ning jalani sampai saat ini.
Semoga sehat seterusnya bersama si adek dan suami.
Ibu2 dengan risiko preeklampsia harus aware banget nih
sehat selalu juga buat Mbak Lisdha dan keluarga. Dan betul sekali, wanita sedang dan akan hamil harus aware dengan apa itu kehamilan risiko tinggi.
ya Allah mbak, merinding aku bacanya.
alhamdulillah ya mbak, semua sudah dilalui…
sehat terus ya mbak, tetap semangat ๐
aamiin … iya mbak akupun masih merinding kalau menceritakannya kembali. Sehat selalu buat mbak Dian & keluarga’
Huhuuu, Niiing..Aku meringiis membacanyaa
Ternyataa yaa istimewa banget kehamilannya, siapa sangkaa kita ga tau apa yang akan terjadi.
TApi alhamdulillah, itu lihat debay dan wajah pucaatmu rasanya ikutan plong kala itu, semoga kisah kehamilan ini menginspirasi bagi yang lainnya bahwa perjuangan akan terus ada dan tetntunya semangat dan haraapan yang tak ada akhirnya.
Suwun ceritanya yaa..
Teteeeh, semua punya perjuangan masing-masih, semua ibu luar biasa. Doa yang baik juga buat Teteh dan keluarga, xoxo
semuanya memang kita kembalikan kepada Allah SWT ya mba… dan yang penting ikhtiar kita agar bisa selamat terus dilakukan. Thanks for sharing the story ya mba
sama-sama Mbak, apalah kita di hadapanNya semua sama. Pun dalam sekejap Dia bisa merubah apapun, ikhtiar dan doa selalu.
maaakk kamu hebat, luarbiasa, kamu spesial, kamu terkuat, aku merinding juga bacanya. Memang ya menjadi seorang ibu itu perjuangannya luarbiasa, tapi insyaaallah jadi ladang pahala
aamiin ya Allah.
Semua Ibu hebat luar biasa perjuangannya ya, Mbak … peluk jauh.
Bersyukur semua terlewati dengan baik ya Mbak. Aku juga ga kira pre-eklampsi sedahsyat ini risikonya ya. Aku beberapa kali melihat teman dan kerabat yg juga mengalami pre eklampsi, mereka kayak yang santai santai we. Makanya gak sangka sampai sebegitu fatal ya.
Nah, akupun demikian Mbak. Woles saja dibilang mengarah ke preeklampsi … tapi pak suami yang juga dokter sudah pasang kuda-kuda sepertinya. Supaya aku tidak terlalu khawatir, qadarullah masih diberi umur.
Luar biasa perjuanganmu. Itulah kenapa Rasulullah pun menyebut ibumu,ibumu, ibumu sampai 3x saat ditanya siapa yang harus dihormati. Semoga sehat selalu ya Mbak.
iya mbak … cerita Rasulullah itu penuh makna. Allahu Kabar, sehat selalu mbak Mia dna keluarga ๐
Huhu…ujian selama hamil dan melahirkan luar biasa ya… Alhamdulillah Allah kasih kehidupan baru ..Semoga selalu sehat semuanya ya mbak… Btw kalo udah punya pengalaman kayak gini apa masih boleh hamil lagi ya? Ngebayanginnya kayaknya kok masih serem aja ya…
kebanyakan yang pernah preeklampsia di kehamilan berikutnya kemungkinan besar akan begitu lagi, bahkan berisiko lebih dari sebelumnya Mbak *cmiiw*
Apalagi sampai HELLP Syndrome, semoga kita diberi sehat selalu aamiin
Masya Allah Mbak, merinding aku baca perjuanganmu melahirkan Alhamdulillah lahir dengan sehat dan selamat, mamaknya baby pun kembali sehat..tetanggaku juga pengen punya anak lagi tapi dilarang dokter karena riwayat pre eklampsia ini..
iya mbak, berisiko besar kalau hamil lagi. Seperti artis Kim Kardashian itu kehamilan kedua yang kontroversial. Karena di kehamilan pertama dia mengalami preeklampsi juga.
Aku tau mbak Ning koma dari grup WA, tegang banget mbak. Wes pokoknya…duh Ya Allah… Kalau ingat aku melok dredeg. Semoga sehat selalu ya mbak Ning, Alhamdulillah baby bear tumbuh sehat
aamiin … peluk dan cium buat Mbak Wi sekeluarg, sehat selalu ya mbak Wiii.
Aku bacanya ikut deg-degan. Ternyata tekanan darah tinggi berbahaya di masa kehamilan begini ya. Aku baru tahu sampai koma juga. Kalau kaki bengkak aku sering lihat teman-temanku begitu ternyata bisa karena tekanan darah tinggi juga ya. Alhamdulillah semua sudah terlewati ya, sehat selalu ya. Kalau masalah hamil aku juga punya trauma sendiri.
iya ya Mbak, tiap kehamilan ibu ini memiliki cerita spesial. Salam sehat, Mbak ๐
Wah bagus juga ya prenatal yoga ini. Pantesan iparku dulu ya memilih yoga dan dia merasa terbantu dengan yoga untuk persalinannya mba
iya mbak, manfaatnya lumayan untuk meringankan backpain di masa-masa kehamilan.
Mbak, kok aku mewek ya mbak, berkaca-kaca. Kamu hebat mbak, dan kamu punya Allah Maha penyayang juga support system di sekitarmu yang luar biasa
Iya mbak Ruli, alhamdulillah. Semoga Mbak Ruli diberi sehat dan berkah juga, aamiin ๐
Masya Allaaah mbak Nining,
pasti Allah sayang sekali pada keluarga kalian ya, koma itu sesuatu banget ๐
peluk dari jauh yaaa .. semangat mbak! jaga kesehatan selalu
iya mbak, benar-benar tidak ada yang menyangka … ketika sudah sadar dan mau keluar ICU pun semua khawatir. Allahu Akbar, saya masih bisa berbagi cerita di sini.
Virtual HUGS untuk Mamabear
You are STRONGER buangeettt mamak cantiikk
Aku pengin mit ap ama mas Yusuf yg ganteng, sholih, baik hati
kapan yaaaa
Mbaaak, hahaha aku sampe sekarang masih keinget yang aku salah lihat orang di mall dulu itu. Saking rindunya sama mbak Rahmah, xoxo
Masya Allah, koma selama seminggu. Terbayang paniknya suami dan keluarga mbak.
Saya ingat waktu melahirkan anak bungsu, waktu itu usia saya sudah 40 tahun. Hampir lewat juga karena saya nyaris kehilangan darah. Melahirkan diusia tua memang sungguh riskan.
iya betul mbak, sekarang ini kehamilan usia 35 tahun sudah termasuk risiko tinggi juga.
Allahu Akbar kalau mengingat masa koma tersebut ^^
Masya Allah mbk Ning… Baca ceritanya ikut deg degan, mewek. Benar benar perjuangan dari mulai hamil sampai setelah melahirkan. Aku dulu juga ngalami pre eklampsia pas ketuban pecah, mungkin kaget ya tiba2 keruban pecah.
oooh mbak Hana juga pernah ya, Masya Allah … sehat selalu ya mbak, kisskiss.
Membaca kisah kehamilan itu amazingly yaa..
Aku merinding banget…
Semoga Allah limpahkan pahala luar biasa kepada para Ibu yang oenuih perjuangan, di manapun berada.
Alhamdulillah ya Mba, masa sulit itu terlewati dengan baik. Semoga mba dan dedek selalu diberi kesehatan ya. Semoga banyak yang baca artikel ini sehigga bisa belajar banyak menghadapi situasi saat pre eklamsia tak terelakkan ya. Dengan semakin banyak pengetahuan akan semakin siap mencegah, menghadapi dan menjalani ya.
Bangga dan alhamdulillah berkali-kali bacanya. Terbayang bagaimana perjuangan Mba dan keluarga dan tentu Izin Allah yang Maha Baik… Semoga menjadi cerita indah di kemudian hari untuk Mba dan buah hati
aamiin aamiin allahuma aamiin … iya Mbak, semoga dengan berbagi cerita ini para ibu mulai aware dengan apa itu kehamilna resiko tinggi’ Sehat-sehat semuanya, Mbak.
Ngga kerasa peristiwa ini udah lewat 3 tahun lalu ya mba. Waktu diinfo di WAG, aku cuma bisa bantu doa dari jauh. Alhamdulillah masa sulit itu bisa terlewati.
Kebetulan mba ku juga punya riwayat preeklamsi waktu hamil, padahal biasanya Hb normal.
Semoga lain kesempatan bisa ngobrol banyak ya mba, sekalian bercocok tanam. Hihi
aamiin .. bercocok tanam mengurangi stress ya, Mbak haha seru ya bisa rame-rame gitu. Semoga pandemi segera berlalu
Subhanallah Mbak, aku terharu bacanya. Beneran berisiko ya kehamlannya. Alhamdulillah semuanya terlewati dengan baik. Aku sendiri, pas hamil anak ketiga dan keempat nih yang sedikit bermasalah. Usia yang udah lewat 30 tahun dan asma. Duh tiap hari sesak napas. Apalagi pas hamil anak bungsu. Usia 36. Berat banget. Sehat-sehat selalu para bumil. ๐
Bener mbak, kemarin hamil juga sempat sesak beberapa kali. Ditambah aku juga punya riwayat penyakit TBC, komplit dah hihihi. Allah Maha Baik ^^
Hmmm, Mak, setelah baca ini, saya juga jadi refleksi ke lifestyle yang akhir-akhir ini saya lakukan. Terus terang 2020 berat banget dan saya nggak konsisten dalam hal menjaga kesehatan. Ada riwayat tensi tinggi juga sampe menyebabkan lower back pain seminggu. Sedih banget kalau misal hal itu bikin saya susah punya keturunan. Pengen banget soalnya. Makasih banyak Mak sharingnya. InsyaAllah kita bisa istiqomah untuk saling memberikan yang terbaik yah :’))