“Ibuk, itu kayak mobilnya Umik.”
“Ibuk, ini seperti gayungnya Umik.”
“Ibuk, Umik mana? Umik di mana, Ibuk?”
Allahummaghfirlaha warhamha wa’fiha wa’fu’anha. “Ya Allah, ampunilah dosanya, berilah rahmatMu ke atasnya, sejahtera dan maafkanlah dia.”
Dear Umik,
You’ll be missed … indeed. Even to this 3 years old kid have been missing you already.
Maafkan aku yang masih belum bisa menahan derasnya air mata, terlebih ketika mendengar seseorang memanggil namamu.
“Umik, Umik.” Bahkan Yusuf yang baru berusia 3 tahun masih merindukan hadirmu, entah kenapa dia yang paling sering memanggilmu.
When everything else is so faint
Without a doubt you’re on my side
Heaven has been away too long
Can’t find the words to write this song, oh
Your love … Corinne Bailey Rae “Like A Star”
Dear Umik,
10 tahun bukan waktu yang singkat untuk mengenalmu, mengenal pribadi yang hangat.
Mengenal wanita mandiri nan tangguh, yang telah membersamai adikku, yang adalah suamimu.
Mengenal wanita baik hati, apa adanya. Benar-benar apa adanya, karena kalau ke luar rumah kamu hanya pakai pelembab dan sunblock saja hehe.
Tapi aura kebaikan serta kesabaranmu mampu memancarkan kecantikan alami seorang wanita sholehah, aamiin.
Dear Umik,
Buatku kau bukan sekadar adik ipar. Aku semacam menemukan saudara sendiri, seperti mimpi kecilku ingin mempunyai kakak atau adik cewek.
Suatu ketika kamu sedang sakit dan berjuang melawan sakitmu, kamu sempat menuliskan kalimat ini …
“Terima kasih, Mbak Ning sudah seperti kakakku sendiri.” Yang mana kau pun mengharapkan punya saudara kandung cewek, sama bukan dengan mimpiku.
Dear Umik,
Aku rindu meneleponmu berjam-jam, di ujung telepon kau tak pernah lelah mendengarkan keluh-kesahku. Aku rindu pandangan dari pikiran-pikiran positifmu, kau selalu memandang sebuah masalah dari sisi positifnya bukan negatif. Hatimu bagai malaikat, Umik.
Tak salah jika kemarin ketika kau berpulang, banyak kerabat, saudara, dan teman merasa begitu kehilanganmu. Semoga kebaikan-kebaikanmu melapangkan jalanmu di sana, aamiin.
Dear Umik,
Ini sudah akhir tahun, biasanya kalian akan berkunjung ke rumah menghabiskan libur akhir tahun di Malang bersama keluarga
Traveling ke tempat-tempat baru yang tidak ada di Surabaya. Bahagiamu pasti tak terkira ketika kuajak berlibur mencoba beragam kuliner di Kota Apel ini.
“Wuah haucek-haucek, murah-murah juga ya, Mbak!” pekikmu bahagia.
Masih jelas dalam ingatanku, pekikan bahagia receh ketika menemui jajanan pasar seribu rupiah masih bisa dijumpai di Malang
Hampir tiap pagi kita keliling menyusuri jalanan sekitar Sawojajar mencari sarapan pagi, ingatkah kau?
Sungguh, kehangatanmu mampu meredam sejuknya kota Malang. Tak salah bukan jikaku menjuluki Malang kota seribu kenangan.
Dear Umik,
Terima kasih telah berjuang sekuat tenaga, kami tahu bahwa kau telah menahan sakit begitu lamanya.
Sakit yang kau anggap biasa sampai tak pernah kau rasakan sama sekali, hingga kau terbaring lemah di atas kasur. Namun tidak dengan semangatmu “Aku ingin sembuh.” begitu ujarmu kemarin.
Allah sayang kamu Umik, sekarang kamu sudah tidak merasakan sakit lagi. Tenang lah di sana, semoga kelak kita berkumpul kembali di Jannah-Nya, aaamiin aamiin allahuma aamiin.
Dear Umik,
Tahukah kau bahwa air mataku mengalir deras ketika kumenulis ini …
Can’t find any words to describe how I miss you, Al-Fatihah …
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam rangkaian Nulis Bareng Ning Blogger Surabaya, dengan tema “Surat terbuka untuk seseorang.”
2 Comments. Leave new
semoga adik ipar tenang di sisi-Nya. aku juga memiliki adik ipar perempuan. suatu hari pernah membayangkan bagaimana aku menjalani hidup tanpa adik ipar yang sudah seperti sahabat bagiku. tempat bercerita apa saja. usia yang hanya terpaut satu tahun membuat kami seperti teman sebaya.
subhanallah … makasih mbak sharingnya โค๏ธโค๏ธ