Hi beYOUtiful, it’s weekends movie time, 2nd weeks on this December. Desember, bulannya liburan panjang. Bukan hanya libur nasional aja ya, tapi juga ditambah libur hari raya keagamaan dan libur panjang sekolah setelah anak sekolah menerima rapor. Apalagi ini long weekends, pastinya ada yang sedang berlibur atau masih merencanakan liburan mungkin?! Nah, buat yang ayem aja di rumah kek saya. Film selalu menjadi hiburan mengasyikkan di rumah, dan weekends movie kali ini saya mau mengupas sedikit mengenai film berbahasa asing [red: selain bahasa Inggris] yang pernah saya tonton. Kätilö [red: bahasa Finlandia] yang berarti Midwife.
Kätilö [1] |
SINOPSIS
[ 26 September 1944, Ifjord, Kutub Utara Norwegia] Diawali dengan sebait pesan yang digaungkan Helena [Krista Kosonen] kepada kekasihnya Johannes [Lauri Tilkanen] ditengah tekanan tentara Jerman yang menyanderanya.Helena adalah wanita Finlandia yang berprofesi sebagai seorang bidan, sosok wanita tangguh, kuat dan penyayang. Di tengah perjalanan, mobil yang ia tumpangi menghadapi masalah. Itulah pertemuan pertamanya dengan Johannes, salah seorang tentara Jerman. Dilanjut pertemuan keduanya di rumah salah seorang warga Finlandia yang habis melahirkan. Ketika Johannes hendak mengabadikan kronik [catatan peristiwa menurut urutan waktu kejadiannya] [1]. Sering bertemu, keduanya pun mulai menaruh hati.
Titovka Camp, Helena pun berencana untuk tinggal di kamp tsb sebagai tenaga medis. Ya, namanya juga dibawah tekanan perang [red: Perang Lapland], tentunya niatan tsb diikuti konsekuensi ia tak bisa kabur begitu saja kalau sudah masuk ke dalam kamp tsb [apalagi dibawah perintah Nazi, jangan macam-macam deh kasarnya]. “Lampu sorot ada di setiap sudut.” ujar Gödel [Tomi Korpela] memperingati Helena akan hal tsb. Si kepala kamp yang bengis, keji tapi genitnya minta ampun.
KLIMAKS
Helena dan Johannes makin dimabuk cinta, hingga keduanya berencana kabur keluar dari Finlandia, mencari kebebasan. “Kabin Orang Mati” menjadi titik pertemuan mereka, berhasil tidaknya usaha tsb. Jalan tsb agak terjal, apalagi msing-masing kabur dengan caranya sendiri. Nggak kabur barengan aja sih, biar nggak baper di tengah jalan [eh].
Usaha tsb menemui jalan terjal, kaburnya mereka diketahui pihak Jerman. Apalagi Helena sempat membantu kabur salah seorang tawanan perang. Naik pitam deh si kepala kamp yang agak-agaknya menaruh hati kepada Helena, ciyeee. Kira-kira berhasil nggak ya rencana kabur mereka?
PS
Bergenre drama perang romantis, adegan perang yang berbalut beberapa scene romantis. Selain itu, ngeri ngeri gimanaaa gitu ngeliat film ini. Karena kan Helena bertugas di kamp perang, jadi ada beberapa scene ala medis yang menurut saya agak mengerikan untuk ditonton, kadang saya nggak cukup nyali untuk melihatnya haha.
Selain itu beberapa kejahatan perang seperti menyuntikkan racun atau beberapa wabah penyakit berbahaya ke dalam tubuh tahanan, hal tsb pastinya membuat Helena makin berontak.
Ya, film ini dibuat berdasar novel laris karangan penulis wanita Finlandia Katja Kettu berjudul sama Kätilö. Hmmm, kalo kita membaca novelnya…bisa dibayangkan beberapa scene diungkap detail di sini. Bagaimana perang memporakporandakan berbagai sisi kehidupan, mulai dari sosial, ekonomi, hingga percintaan hihihi.
REVIEW
Film berbahasa Finlandia pertama yang saya tonton, meskipun nggak paham dialek apalagi bahasanya. Cukup dengan melihat akting beberapa pemain utamanya seperti pemeran Helena, sudah puas menurut saya. Fyi, pemeran Helena [Krista Kosonen] sempat belajar aksen dialog, di salah satu adegan di dalam film. Ia pun beneran memotong rambutnya di depan kamera. Nggak salah lagi kalo di tahun yang sama dengan peluncuran film tsb 2015, ia memenangkan Golden Goblet Award for Best Actress.
Ohya satu lagi si kepala kamp, Tomi Korpela yang rela mengurangi BB sebanyak 20kg untuk role tsb. Selain aktingnya yang asli nyebelin banget, bengis tapi genit…ish.
Backsound musik film ini, diisi dengan alunan musik orkestra. Favorit saya ialah scene saat Helena diadili oleh kepala kamp, tapi saya belum berhasil menemukan komposisi lagu tsb. Kebanyakan musik di film ini diisi oleh Lessi Pevanto, seperti adegan ketika Helena dan Johannes bersua “Together” [2].
Helena & Johannes [2] |
Kredit:
19 November 1944 Helena Alatalo dan Johannes Angelhurst memutuskan kabur dari Kabin Orang Mati, lalu menikah di Swedia. Namun kemudian keduanya kembali ke Finlandia, Turtola.
27 April 1945 Lapland War berakhir, ditandai dengan mundurnya pasukan Jerman dari Finlandia. Mengutip kejadian Helena dan Johannes, ditengarai terdapat beberapa wanita Finlandia yang berhubungan dengan tentara Jerman. Ada yang ditinggalkan di Norwegia, dan hanya sebagian kecil yang bisa sampai ke Jerman.
Sayangnya saat terjadi orde sosial baru di Finlandia, negara tsb tidak mengenali status dr 700 anak yang lahir dari hubungan antara tentara Jerman dan wanita Finlandia.
Hmmm, kemudian saya dibuat penasaran, sepertinya novel tsb diangkat dari kisah nyata. Ada yang bisa menambahkan sumber referensinya nggak ya? Feel free, to put some comment below. Menarik banget soalnya, kisah percintaan saat perang 🙂
And then, happy watching.
Genre: drama perang romantis
Produser: Markus Selin, Jukka Helle
Sutradara: Antti Jokinen
Produksi: Solar Films
Durasi: 1jam 59min [119 menit]
Cast: rista Kosonen, Lauri Tilkanen, Tomi Korpela
Tahun: 2015
* sumber foto:
[1] Kätilö, https://en.m.wikipedia.org/wiki/Wildeye# [diakses 09 Desember 2016].
[2] Helena & Johannes, www.picturetree-international.de/films/details/the-midwife.html [diakses 09 Desember 201.
* sumber informasi:
[1] kronik, kbbi.web.id/kronik [diakses 09 Desember 2016].
[2] The Midwife OST, https://m.soundcloud.com/pessi-levanto/7-wildeye-off-to-work?in=pessi-levanto/sets/the-midwife-original-soundtrack [diakses 09 Desember].