Mortal Engines [film] source: wikipedia |
Hi moviegeek sekalian, dua bulan nih saya absen dari blantika perfilman blogger [halah] hehehe. Dan kali ini saya mau mereview mengenai film keluaran Universal Pictures, yang menghadirkan film berkualitas tepat di awal Desember ini. Mortal Engines, salah satu tayangan terbaru yang digarap oleh sutradara peraih Piala Oscar “King Kong”, Christian Rivers.
Bersama para filmmaker peraih Academy Awards, Fran Walsh, Philippa Boyens dan Peter Jackson, Rivers nggak sendirian dalam menciptakan karyanya tsb. Fyi, ternyata nama-nama tsb pun dipercaya untuk menulis screenplay film sukses box office, seperti “The Hobbit” dan trilogi “The Lord of The Rings”.
Nggak cuman orang-orang di belakang layar aja, bintang film yang bermain di film ini pun cukup menarik perhatian. Sebut aja Hugo Weaving, Hera Hilmar, Robert Sheean, Jihae, Ronan Raftery, dan Leila George.
Trus, trus … apa sih yang membuat film ini layak untuk ditonton? Yuk, kita Qupas abis-abisan aja di sini.
1. Sinopsis “Mortal Engines”
Bercerita tentang perebutan kekuasaan di masa apolaliptik, di mana Bumi seolah sudah dibenamkan serta terjadi banyak penindasan. Manusia bertahan hidup dengan cara saling berebut kekuasaan. Pun tetap dilakukan meski mereka pindah ke tempat lain sekalipun. Menariknya lagi, kunci di masa ini adalah bahan bakar.
Bertujuan agar masing-masing penduduk di kota tersebut dapat berpindah dengan cepat ketika kebutuhan bahan bakar mereka habis, penduduk Bumi yang lemah akhirnya membangun kota menggunakan roda serta mesin-mesin bertenaga raksasa. Juga agar bisa menghindar dari para penindas lain.
Namun sayang, penindasan tetap aja terjadi meski landasan tempat bumi berpijak telah berubah. “Yang terkuat ialah pemenangnya” merupakan satu-satunya pilihan untuk bisa bertahan.
Namun di balik itu semua, ada misi yang tengah bergulir dalam diri Hester Shaw [Hera Hilmar]. Bukan hanya untuk bertahan hidup, sedang berusaha menemukan kedamaian sejati. Thaddeus Valentine [Hugo Weaving], seseorang yang mungkin terlibat dalam kematian ibunya di masa lalu, menjadi sasaran yang diincarnya pertama kali.
Suatu hari ketika ia berusaha melarikan diri, Hester pun menemukan beragam pertanyaan baru dalam hidupnya. Terlebih lagi ketika ia bertemu dengan Anna Fang [Jihae], seseorang yang tahu banyak tentang masa lalunya.
2. Melibatkan ribuan pemeran figuran
Bukan hanya dari segi ceritanya aja yang menarik nih, ribuan pemain figuran pun terlibat di dalam film “Mortal Engines”.
Yayaya udah jadi rahasia umum lah ya, kalo film genre seperti ini membutuhkan ribuan figuran guna membantu suksesnya pengambilan gambar. Tercatat, kurang lebih sebanyak 3.900 orang digunakan sebagai jasa pemeran figuran … ckckck huakeh yo!
Dan jangan kaget, kalo ternyata masing-masing pemeran membutuhkan waktu sekira 30 menit untuk menyempurnakan kostum mereka. Jadi, kebayang kan betapa lamanya proses pengambilan gambar dalam film ini.
3. Diadaptasi dari novel best seller
Film ini pun merupakan adaptasi novel laris karya Philip Reeve dengan judul serupa. Fyi, Philip meraih kesuksesannya sejak pertama kali merilis seri pertama “Mortal Engines Universe” tepat di tahun 2001 silam.
Keseruan plot dalam karya penulis kelahiran 28 Februari 1966 itu lah yang akhirnya membuat Peter Jackson mengangkatnya ke layar lebar. Ntah apakah akan sama bagusnya dengan novel aslinya, yang jelas film ini recommended banget untuk ditonton di bioskop Desember 2018 ini.
4. Lokasi Pengambilan gambar
Jangankan jumlah pemeran figuran yang begitu banyak. Lokasi pengambilan gambar film ini pun nggak sedikit. Tercatat kurang lebih 67 lokasi syuting digunakan dalam film satu ini. Yang semuanya dilakukan di New Zealand.
Menariknya lagi, tim produksi juga bekerja sama dengan Weta Digital untuk menjadikan efek visual dalam film tersebut semakin mengagumkan.
Hmm, makin penasaran kan dengan film terbaru ini?
5. Kritik tentang “Mortal Engines”
Terlepas dari efek visualnya yang begitu memukau, ternyata “Mortal Engines” juga cukup mendapat kritikan. Terutama dari sisi jalan ceritanya.
Himawan Pratista, staf pengajar di sebuah Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta menuliskan ulasannya di situs montasefilm[dot]com. Sisi humor yang kurang dalam film ini membuat penonton lelah ketika menyaksikan “Mortal Engines”. “Tak ada sisipan humor yang mampu membuat kita tertawa.” ungkapnya.
“Semua serba melelahkan karena sajian aksi, dan efek visual yang begitu dominan, cepat, dan tanpa jeda. Ini membuat mata dan pikiran menjadi teramat lelah.“Β imbuh Himawan.
Pun demikian dengan seorang penulis situs filmfracture[dot]com, Kathryn Schroeder. Ia mengatakan bahwa film ini terasa tergesa-gesa jika dibandikan dengan novel aslinya.
“Terlepas dari visualnya yang kecil,Β Mortal EnginesΒ tidak memiliki rasa waktu atau tempat yang konsisten. Waktu cerita yang sebenarnya bergerak terlalu cepat, lokasi membingungkan, jarak kurang realisme, dan logistik tersesat.” kata Kathryn.
Selain itu, ada pula yang mengungkap bahwa konflik dalam “Mortal Engines” terlalu sederhana sehingga tidak membuat film ini sangat spesial. Walaupun tetap seru, tapi endingnya kurang memberikan efek ‘wah’ untuk ukuran film yang telah menyajikan kisah apik sejak awal penayangannya.
Well, meski banyak ktitikan dalam film “Mortal Engines” ini, tapi tetap layak kamu tonton nih, terlebih buat para penggemar film bergenre action fantasy.
Mumpung masih tayang, yuk lah langsung aja nonton film yang udah tayang sejak tanggal 5 Desember 2018 di bioskop. Happy watching π
Genre: Action, adventure, fantasy
Produser: Zane Weiner, Amanda Walker, Deborah Forte, Fran Walsh, Peter Jackson
Sutradara: Christian Rivers
Produksi: Universal Pictures
Durasi: 2jam 8min [128 menit]
Cast: Hugo Weaving, Hera Hilmar, Robert Sheehan, Jihae, Ronan Raftery, Leila George, Patrick Malahide, Stephen Lang
Tahun: 2018
1 Comment. Leave new
ini film bagus banget gaes, recomended banget sih menurut aku mah.