“Bapak ayo ke situ, ke kapal selam!” Ajak si kecil saban melewati jalan Pemuda dan melihat ada kapal selam besar bertengger di sana. Hingga ia pun bertanya heran “Kenapa kapal selam ada di situ Bapak, bukannya di laut ya?”
Sejak ia gemar bermain game Battlestations, si kecil mulai paham beragam jenis kapal. Mulai dari kapal induk hingga kapal selam seperti Monkasel yang terletak di samping mall Delta Plaza Surabaya.
Sejarah Monkasel Monumen Kapal Selam
Tak salah jika si kecil bertanya-tanya tentang keberadaannya di darat, bentuknya yang besar membuat kami mengulik sedikit sejarah singkat kapal selam tersebut.
Kapal selam KRI Pasopati 410 telah mengemban tugas penting sejak tahun 1962 hingga dinonaktifkan oleh TNI Angkatan Laut pada tanggal 26 Januari 1990.
Kapal selam KRI Pasopati 410 kemudian diubah menjadi Monumen Kapal Selam untuk mengenang perjuangan terakhirnya, saat bertugas pada Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat), operasi militer yang dilancarkan Indonesia untuk melawan pendudukan Belanda di Irian Barat (Papua).
Monkasel yang terletak di Jalan Pemuda No. 39 Surabaya pun dinobatkan sebagai monumen kapal selam terbesar di Asia Tenggara.
Wisata di Surabaya ke Monkasel
Kemarin itu sungguh perjalanan yang tak terduga karena sore itu pak Suami mendadak mengajak si kecil mampir ke Monkasel. Jam menunjukkan hampir pukul 5 sore, atraksi video rama yang menampilkan sejarah Kapal Selam KRI Pasopati 410 pun hampir ditutup.
Kami bertiga pun bergegas menuju ruang video rama, setelah selesai membayar karcis masuk sebesar 15ribu rupiah.
“Ayo, ayo Bu sebelum pintu ditutup.” Pertunjukan terakhir adalah pukul 5 sore, pantas saja ketika kami memasuki ruang tersebut kursi penonton telah terisi penuh.
Kami bertiga pun hanya dapat duduk bersandar di samping ruangan, tak apa lah yang penting si kecil dapat menyaksikan video sejarah singkat tersebut.
5 menit video diputar saya lihat si kecil enggan beranjak dari kursi haha, harap maklum karena sudah menjelang magrib saya pun khawatir pintu museum kapal selam akan tutup pula.
Tak dinyana meski kualitas video kurang bagus, si kecil betah menyaksikan video sejarah tentang kapal selam KRI Pasopati 410 tersebut. Yang sebagian besar bercerita tentang peperangan di laut ketika kapal selam menjalankan tugasnya.
“Hati-hati kepala ya.” Petugas di dalam museum memperingati kami ketika memasuki area kapal selam.
Sejatinya sore itu adalah kunjungan kedua saya di museum kapal selam yang dibangun pada tahun 1995 dan dibuka untuk umum pada tanggal 15 Juli 1998 ini.
Kunjungan pertama waktu saya SMP haha lama sekali ya, namun tak banyak yang berubah.
Bagian dalam kapal selam buatan Uni Soviet 1952 ini masih nampak terawat, seperti periskop, ruangan kru, buritan dan lain-lain. Agar tidak pengap ditambahkan pula AC (Air Conditioner) di dalamnya.
Ruangan kapal selam yang sempit seketika membuat mood si kecil berubah, entah kenapa ada sedikit rasa takut pada dirinya sehingga membuat Ia ingin segera keluar menyudahinya.
Di pelataran monumen berjejer beberapa kios makanan dan minuman, selain itu terdapat beberapa permainan di area taman seperti ayunan, puteran dan jungkat-jungkit
Kami bertiga bermain sesaat, dan duduk di tepi Kalimas … tapi sayang aliran sungai Kalimas berbau sangat menyengat alias pesing huhu.
Tak lama kami duduk di tepi Kalimas waktu telah menunjukkan pukul 6 sore, waktunya pulang.
Bahagia rasanya kalau tahu bahwa di Surabaya nggak melulu wisata ke mall hehe … wisata edukasi seperti Museum Kapal Selam juga ada ๐