Hi beYOUtiful…yeaay, it’s weekends movie! Kali pertama ini saya mau mereview The Danish Girl yang penuh kontroversi itu.
Fyi, ntah kebiasaan apa feeling ya, kalo pas saya memilih film langsung comot, biasanya film tsb berkesan dan bagus banget. Beda kalo saya pake googling nyari ratingnya berapa dan segala macem terlebih dulu, justru film tsb kurang greget jatuhnya.
Trus? Moral storynya adalah, jadi orang itu kudu yakin, nggak boleh ragu-ragu [eaaaa] milih film doang pake moral story hahaha. Dah ah ngelanturnya. Kalian mau tahu nggak, pas kemarin ngelihat judul film The Danish Girl, yang ada di bayangan saya saat itu apa yaaa?
SINOPSIS It’s About Danish Girl It Self
Melihat embel-embel “girl” plus cover depannya, tanpa melihat siapa pemainnya. Awalnya sempat mengira film ini berkisah seputar persahabatan antara dua orang wanita asal Denmark. Scara sebutan untuk orang Denmark sendiri ialah Danish, apalagi setting film ini mengambil negara yang sama. Yang notabene sebutan Danish emang identik dihubungkan dengan all about Denmark.
Nyatanya? Oh ow, ini bukanlah cerita persahabatan antar dua wanita seperti dalam bayangan saya tadi. Bercerita tentang Einar Wegener [Eddie Redmayne] dan Gerda Wegener [Alicia Vikander], pasangan pelukis asal Denmark. Di mana di tengah kehidupan pernikahan mereka yang belum dikarunia anak, Einar sang suami mengalami semacam disorientasi gender. Hal tsb sebenarnya sudah pernah ia alami ketika Einar masih berusia remaja, namun saat itu ia belum sepenuhnya paham dengan apa yang sedang terjadi padanya.
Hingga akhirnya setelah menikah, “kelainan” tsb makin lama makin sering ia rasakan. Terlebih karena sang istri sering menggunakan wanita sebagai objek lukisannya dan Einar lah yang memerankan objek lukisan tsb. Sebenarnya Gerda hanya bermaksud menggunakan suaminya yang berubah “wujud” sementara untuk memainkan karakter wanita yang ada dalam lukisannya, tapi apa lacur kenyataan berkata lain.
Dari sini saya melihat keteguhan hati seorang istri ketika mendapati suaminya mengalami disorientasi gender, Gerda yang awalnya sempat akan diperankan oleh Charlize Theron ini selalu ada untuk suaminya. Beragam konsultasi sempat mereka datangi, tapi sayangnya dari satu konsultasi ke konsultasi lainnya, yang menjadi solusi bukannya menyembuhkan “kelainan” ini, eh malah disuruh………[spoiler…spoiler detected] ooops.
Bukan Operasi Transgender Perempuan Pertama Di Dunia
Einar Wegener turns into Lili Elbe [source: telegraph.co.uk] |
Awalnya saya mengira Einar yang bermetamorfosis menjadi Lili Elbe ialah pria pertama di dunia yang melakukan operasi transgender wanita, tapi ternyata bukan. Dora Richter lah yang pertama melakukannya di tahun 1922 ckckck naudzubillahimindzalik. Bolak balik saya berucap demikian saat menonton film tsb, hahahaha ya gimana ya. Antara geli sendiri, aneh bahkan tertegun “Di dunia ini ada ya, orang sampe rela melakukan operasi rumit bin berbahaya tsb.”
Coba deh kepo ke youtube, lihat bagaimana prosedur dan tahapan operasi tsb. Bergidik ngeri pasti, [maaf] bagaimana itu alat kelamin dipotong, kemudian dimasukkan untuk membentuk vagina layaknya wanita. Duh, bagaimanapun cuman Tuhan deh yang bisa menciptakan organ tubuh manusia sedetail dan sesempurna itu. Kalo saya boleh berpendapat, setuju banget dengan statement dokter Dr. Kurt Warnekros [Sebastian Koch], di film ia mengatakan bahwa operasi transgender ini cukup berbahaya apalagi dokter tsb belum pernah melakukan operasi serupa. Wew, jadi percobaan pertama dan gagal pulak [spoiler, spoiler].
Kontroversi Dilarang Tayang
Due to moral depravity, film yang mengusung isu sensitif ini dilarang tayang di beberapa negara seperti Qatar, United Arab Emirates, Oman, Bahrain, Jordan, Kuwait, dan juga Malaysia. Rata-rata negara Timur Tengah ya, tapi emang sih scara isu transgender bahasan sensitif banget, pro dan kontra selalu mewarnainya.
Pun untuk bisa diterima secara logis agak susah, mengingat kenapa kok nggak disembuhin dengan membekali diri dengan agama, toh “kelainan” seperti ini bisa disembuhkan [#imho #nooffense]. Seperti halnya Samuel David Alexander Brodie atau yang lebih dikenal dengan nama Sam Brodie, saat ini ia bahkan telah berumah tangga dan dikarunia buah hati.
Danish Monde Butter Cookies
Iya
apa iya? Begitu mendengar atau melihat kosa kata Danish itu, saya pasti
tertuju dengan kue sejuta umat, yang melegenda di tahun 90an Danish Monde butter cookies
hahaha.
Sampe muncul meme yang melambangkan kue ini sejatinya berasal
dari mana sih yak, Inggris, Prancis, Belanda apa Denmark?! hahaha ooops
[#nooffense].
Terlepas dari ntah itu isu transgender, dilarang tayang, sampai meme kue kaleng butter cookies. Setidaknya kita bisa mengambil hikmah dari film tsb. Bagaimana kesetiaan seorang istri diuji kala ia mendapati sang suami terperangkap dalam identitas wanita, pun bagaimana ia menyikapinya.
Nggak semua wanita bisa tegar menghadapinya loh. Well, hava a good weekends moviegeek semuanya.
[source: giphy.com] |
Genre: biography, drama, romance
Produser: Tim Bevan, Eric Fellner, Anne Harrison, Tom Hooper, Gail Mutrux
Sutradara: Tom Hooper
Produksi: Working Title Films
Durasi: 2jam [120 menit]
Cast: Eddie Redmayne, Alicia Vikander, Matthias Schoenaerts , Sebastian Koch
Tahun: 2015
6 Comments. Leave new
Sekarang malah banyak banget ya mba yang begini..
case nyata banget adalah kakak kandung teman dekat aku..
aku terakhir ketemu pas pulang kampung, dan kakak nya juga baru pulang dari itali.
sekilah seperti cewe biasa, pas lebih dekat suara nya sedikit aneh, oooh teryata..
dan dia pun sudah operasi transgender (T___T)
Iya mba, duh speechless kalo bahas beginian ๐
Sebetulnya ya, Einar ini mungkin bukan transgender.
Menurut saya sih, dia menderita sindroma Klinefelter. Secara kromosomal dia sebetulnya perempuan sejak lahir. Tetapi dia mengidap kelainan medis yang mengakibatkan dia menjadi tumbuh alat kelamin pria, sedangkan alat kelamin wanitanya sendiri tidak tumbuh matang. Itu yang menyebabkan dia disangka sebagai bayi laki-laki, lalu dibesarkan menjadi laki-laki sampai dewasa. Karena penampakan tubuhnya memang laki-laki. Tapi secara kromosom, sesungguhnya dia perempuan.
Sungguh malang karena kelainan sindroma Klinefelter ini justru baru dibuktikan secara ilmiah setelah abad 20. Saat itu Einar si pelukis ini sudah meninggal.
Seandainya sindroma ini sudah ditemukan sebelum abad 20, Einar bisa ditolong secara medis bila dia merasa sebagai seorang wanita meskipun dia punya kumis, dan dia tidak perlu menghadapi penghakiman sebagai pelanggar kodrat Tuhan seperti orang-orang lainnya yang dicap sebagai transgender.
Terlepas dia menderita atau tidak syndrom tsb, di film diceritakan kalo mendiang Eignar telah melakukan operasi tsb ๐
Karenanya seperti saya sebutkan kalo film ini emang mengundang pro & kontra.
Ini kisah nyata? Jadi kepo. Pengen ikutan nonton karena sepertinya ceritanya menarik ๐
Iya, film ini based on true story mba ๐