Tarakan, lagi-lagi kota kecil di utara pulau Kalimantan disebut dalam challenge ini ya hehe. Kuakui dengan mengikuti #BPN30dayChallenge2018 ini, aku makin mengenal diriku sendiri loh. Tema-temanya mengena sekali, mulai dari hari ke-3 “Kenapa memilih nama blog yang sekarang digunakan”, hari ke-6 yang ngebahas “5 Fakta soal diri sendiri”, hingga sampai hari ke-24 “Hal yang disesali saat ini”.
Itulah keajaiban dari menulis, sekali dayung dua tiga pulai terlampaui. Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan, salah satunya sebagai sarana kontemplasi diri … “Oh, dulu aku begitu. Dan sekarang begini.” let me says, Alhamdulillah.
Pun dengan kenangan masa kecilku yang banyak dihabiskan di kota Tarakan, 12 tahun bukan waktu yang singkat. Sebagian besar teman-teman masa kecilku, masih tinggal di sana. Walau beberapa dari mereka bahkan sempat berkuliah di Jawa, namun selepas selesai kuliah ya mereka ya kembali ke tanah kelahirannya. Loyalitas tanpa batas, boleh kan aku menyebutnya demikian.
Apalagi kalau bukan karena jejak kehidupan yang ditorehkan kota kelahiran tsb cukup terpatri dalam di hati mereka. Tapi … bukan berarti yang tidak kembali ke sana lantas dicap sebagai “kacang yang lupa kulitnya“, ya nggak gitu juga kali ya. Semua pasti sudah ada jalannya masing-masing, begitu orang bijak berujar.
Meski begitu, ikatan silaturahmi dengan teman-teman masa kecilku nggak terputus sampai di situ saja. Nggak bohong juga, kalo kami sempat vakum beberapa tahun tanpa tahu kabar berita satu dengan lainnya.
Setahun, dua tahun sejak kepindahanku ke Surabaya, aku sempat saling bertukar kabar dengan beberapa dari mereka. Kami masih rajin mengirim surat sekedar bertanya kabar, dan bertukar cerita. Sampai duduk di bangku kuliah pun, surat menyurat ini masih kulakukan, Retno salah seorang sahabatku yang berkuliah di Jogja juga menjadi langganan pak pos kala itu. Hingga suatu hari aku tak pernah lagi menerima surat balasan darinya. Tanpa tahu ada apa, tahun pun berganti …
Dan pada suatu masa, hadirnya Friendster lah menjembatani kekosongan kabar berita tsb, Retno dikabarkan telah meninggal dunia 🙁
Retno Koes Indria, nama lengkapnya masih kuingat sampai saat ini. Sahabat kecilku, kurindu sekali denganmu. Sampai jumpa di jannahNya nanti ya … aamiin allahuma aamiin.
* sumber foto:
Adobe Spark Post, edit by Me.
2 Comments. Leave new
Keren mba selalu menjaga silaturahim. apalagi skrg keberadaan WA cukup membantu komunikasi dgn teman2 lama
iya band Dey, jadi bisa sekaligus mengenang masa kecil begitu silaturahmi tetap terjaga 🙂