Sukanto Tanoto [1] |
Banyak orang bermimpi menjadi pengusaha sukses. Dari sekian banyak cara, kita mungkin bisa belajar dari pengalaman pebisnis yang lebih dulu berhasil. Salah satunya Sukanto Tanoto yang mendirikan grup Royal Golden Eagle. Sarannya kepada para entrepreneur muda ternyata nggak kaku, namun adaptatif dengan kebutuhan modern.
Ohya, buat yang belum mengenal siapa itu Sukanto Tanoto, dialah pemilik korporasi skala internasional dengan aset senilai 15 miliar dollar Amerika Serikat lebih. Royal Golden Eagle yang didirikannya juga mempekerjakan 50 ribu karyawan di berbagai negara. Maklum aja, lingkup operasi mereka nggak hanya di Indonesia. Perusahaan yang dulu bernama Raja Garuda Mas ini juga ada di Singapura, Malaysia, Tiongkok, Filipina, Kanada, Brasil, hingga Finlandia.
Jadi sudah nggak aneh lagi, kalo nama Sukanto Tanoto sangat harum dalam dunia bisnis Indonesia dan internasional. Ia sampai mendapat sebutan sebagai Raja Sumber Daya Alam karena mampu memanfaatkan berbagai hasil bumi Indonesia menjadi komoditas berharga. Lihat aja bidang industri Royal Golden Eagle. Mereka bergerak di berbagai sektor berbeda mulai dari kelapa sawit, kayu lapis, pulp and paper, energi, hingga serat viscose.
Bukan hanya itu, Sukanto Tanoto juga aktif dalam kegiatan filantropi. Bersama istrinya, Tinah Bingei Tanoto, ia mendirikan Tanoto Foundation yang dijadikannya sarana untuk memberantas kemiskinan di Indonesia.
Berkat kiprah luar biasa di bidang bisnis dan kepedulian sosial yang tinggi, Sukanto Tanoto mendapat penghargaan bergengsi Wharton Deanโs Medal dari The Wharton School of University Pensyvlania di Amerika Serikat pada Oktober 2012. Alhasil, Sukanto Tanoto berdiri sejajar dengan sejumlah nama besar di dunia yang menerima penghargaan serupa seperti mantan Presiden Filipina, Fidel Ramos, Chairman US Federal Reserve, Alan Greenspan, eks-Chairman and CEO of Hewlett-Packard, Lewis Platt, serta Chairman Emeritus General Electric Company, Reginald H. Joes.
Well, kalo kita melihat perjalanan hidup Sukanto Tanoto, pencapaiannya semakin terasa luar biasa. Ia mengembangkan bisnisnya dari nol. Bahkan, awalnya ia pun nggak punya pengalaman sama sekali sebelumnya.
Bayangkan aja, dunia bisnis ditekuninya karena terpaksa. Awalnya ia harus putus sekolah akibat sekolahnya ditutup pada 1966, karena ayahnya berstatus sebagai warga negara asing, ia tidak bisa mengenyam pendidikan di sekolah lain.
Selain itu, tak lama kemudian, sang ayah jatuh sakit. Mau tak mau, sebagai anak sulung dari keluarga besar, Sukanto Tanoto mesti mengambil peran sebagai kepala keluarga. Ia harus mengelola usaha kecil keluarga berupa toko onderdil mobil, minyak, dan bensin.
Namun, itulah awal dari semua perjalanan bisnis yang dijalani Sukanto Tanoto. Akhirnya ia terjun ke dunia usaha yang menjadi jalan hidupnya. Ia bisa berkembang meski tidak punya pengalaman sama sekali. Selain itu, sejatinya pebisnis juga bukan impiannya sejak kecil.
Dulu, Sukanto ingin menjadi dokter. Namun, karena putus sekolah, impiannya kandas. Ia pun banting setir menjadi pengusaha di bidang yang tidak dikenali, bahkan mungkin belum tentu disukainya, yang akhirnya membuatnya sukses.
Meski begitu, Sukanto Tanoto tidak pelit untuk berbagi ilmu. Ia mau saja membagi tips dan triknya untuk meraih kesuksesan dalam dunia bisnis. Bahkan, sejumlah sarannya relevan untuk generasi muda.
PILIH BIDANG YANG DISUKAI
Sukanto Tanoto adalah seorang pengusaha yang bermodal kerja keras dan ketekunan. Dipadu dengan semangat belajar yang tinggi, ia bisa menjadikannya sebagai kekuatan untuk membuatnya sukses menjadi pengusaha kelas kakap.
Namun, nggak semua orang seperti dirinya. Ada yang memang bercita-cita menjadi pebisnis andal sejak dulu. Mungkin kita termasuk salah satu di antaranya. Jika ingin seperti Sukanto Tanoto yang mampu membangun kerajaan bisnis besar. Pria kelahiran Belawan ini memberi saran yang menarik. Ia tahu persis bahwa saat ini perkembangan teknologi membuat dunia telah berubah. Selain itu, Sukanto Tanoto juga sadar bahwa kondisi saat itu berbeda dibanding masa kini. Maka, masukan yang diberikannya juga diselaraskan dengan tuntutan zaman sekarang.
Ia menyarankan supaya seseorang mencari tahu passion dalam dirinya dulu. Cari apa yang benar-benar disukai dan menggetarkan hatinya. Tidak ada kebosanan meski dilakukan setiap hari. Setelah ketemu, Sukanto Tanoto yakin bahwa seseorang pasti paham dengan bidang yang menjadi kesukaannya. Maka, itulah yang dia nilai pantas dijadikan sebagai lahan berbisnis.
โSaya akan mengatakan kepada mereka (para calon pengusaha muda, Red.) untuk memilih industri yang paling cocok bagi mereka. Seharusnya mereka memiliki ketertarikan, memahami industri tersebut, dan menempa diri agar terus maju,โ ucap Sukanto Tanoto.
Kapan waktu memulainya untuk berbisnis? Sukanto Tanoto menyebut saat ini adalah yang terbaik. Jangan pernah menunda-nunda. Ia menyarankan untuk segera melakukan langkah pertama tanpa perlu takut.
โMulai dari yang kecil di awal. Meskipun hal-hal paling sulit selalu di awal, ambillah langkah pertama,โ ucap Sukanto Tanoto.
SIAP MENERIMA RISIKO
Ketika akhirnya sudah memulai sebuah usaha, para pengusaha muda diminta untuk mau belajar dari apa saja. Berguru dari orang yang berpengalaman ataupun mencari pelajaran dari langkah yang dilakukan akan sangat berguna. Begitu pula halnya dengan meminta masukan dari bawahan sekalipun.
Sukanto Tanoto pernah melakukan hal seperti itu. Ketika mengelola usaha sebagai general contractor, ia mendapat pekerjaan memasang Air Conditioner (AC). Karena tak tahu seluk-beluk AC, ia tak sungkan bertanya kepada para teknisi yang notabene adalah para karyawannya.
โJadilah praktis, realistis, dan rendah hati untuk belajar dari orang lain,โ ucapnya.
Ia juga menambahkan bahwa proses belajar tidak akan pernah berhenti. Kalau mau sukses, hal tersebut wajib dilakukan.
โBerpikir, bertindak, dan belajar secara terus-menerus. Bertindak setelah berpikir, belajar dari kesalahan, kemudian berpikir, bertindak, dan belajar semuanya lagi,โ pesan Sukanto Tanoto.
Saat semua sudah dijalankan, perjalanan bisnis dapat diibaratkan sebagai berlayar di tengah samudera. Suatu saat pasti akan ada cuaca buruk yang membuat ombak menjadi besar dan tinggi. Perusahaan yang disamakan sebagai kapal bisa goyang. Bahkan, jika tak kuat akan tenggelam.
Itulah yang disebut sebagai risiko dalam usaha. Namun, kalau tidak berani mengambil langkah riskan, tidak usah menjadi pengusaha. Sebab, perjalanan bisnis seiring sejalan dengan risiko.
Meski begitu, Sukanto Tanoto menyarankan supaya para pengusaha baru tetap tenang ketika ada kondisi buruk. Ia menyarankan untuk menghitung segala sesuatu dan bersiap mencari solusi. Panik saja dianggapnya malah akan kontraproduktif.
โPerjalanan kewirausahaan tidak akan selalu menjadi satu hal yang halus dan mudah. Mungkin ada pasang surut dan mengambil risiko tidak bisa dihindari,โ ujar Sukanto Tanoto.
โTetap tenang, berpikir komprehensif, analisa asal dan akar penyebab dari risiko, berusaha untuk mengontrol dan menyelesaikannya.โ
Saran Sukanto Tanoto kepada para pengusaha muda sangat komprehensif. Ia telah membagi kiatnya untuk sukses dengan disesuaikan kondisi pada saat ini. Meski begitu, berbagai prinsip hidup yang dimilikinya sejatinya tetap relevan sepanjang masa.
Seseorang harus menyukai hal yang dilakukannya sehingga mau bekerja keras dan tekun. Semua dilengkapi dengan keberanian untuk mengambil risiko. Jika dilakukan, kita pasti akan bisa seperti Sukanto Tanoto yang berhasil menjadi pengusaha kelas atas … aamiin.
* sumber foto:
[1]ย www.rgei.com/about/our-leadership/sukanto-tanoto [diakses tanggal 27 Juli 2017].
15 Comments. Leave new
itulah pentingnya pendidikan enterpreneurship sejak dini
Mba Niniiingg I miss youuu
Artikelnya padat berisi dan inspiratif bannget yaakkk
Kindly visit my blog bukanbocahbiasa(dot)com
Selalu ada kegagalan sebelum mencapai kesuksesan dan jangan lupa untuk bangkit
Wow. Inspiratif. Sukses memang bukan hal yg instant. Suka dengan quote beliau "mulailah dengan yg kecil" tfs mbak..
waahhh…. kirain ada cerita ttg dedek yusuf hehehehe
tapi bener mbak… setiap motivator itu mempunyai pengalaman tersendiri
apa yg dia sampaikan jg merupakan pengalamannya, sehingga bisa memotivasi orang lain
sehat selalu ya mbak say
Jika ingin niat menjadi pengusaha memang butuh action, kadang kalo kebanyakan ide malah bingung sendiri. Bener kata Pak Sukanto, mulailah dari hal kecil. Yang saya suka dari Pak Sukanto ini orangnya nggak gengsian dan pekerja keras kelihatan dari kata katanya โBerpikir, bertindak, dan belajar".
Hai mbak… Langsung cus ngisi blog penuh berisi bak vitamin motivasi.
Iya ya kadang hidup tak seindah rencana
Spt artikel di atas ingin jadi dokter malah jadi pengusaha.
Utk usaha memang kudu tekun dan diawali dari hal keci ya.
Seperti dodolan kripik tempeku. Hahahaha tetep ngiklan.
Karena untuk sukses harus gagal terlebih dahulu, kalau nggak, nggak istimewa <3 *opo sih*
suka sekali membaca tokoh-tokoh inspiratif seperti pak Sukanto ini. Jadi cambuk buat saya agar tidak malas belajar trus, padahal ilmunya masih cetek banget…makasih mbak nining tulisannya sangat inspiratif…sehat selalu ya mbak…salam kenal dari saya….:)
Noted mbak. Cita citaku dulu pengen jadi arsitek, skrg kerjanya rada melenceng.sik sik, tak merenung dulu passionku apa. Moga moga bisa dijadiin starter for a better life. *halah*
warbiasaaaaa orang ini.
tapu emang bener kalo hal yang paling disukai seperti hobi akan mendatangkan rejeki.
Belajar dari bapak ini sbg entrepreneur, hebat dan keren juga euy. Emangnharus gitu, ada naik turunnya juga. Thanks mbak ning
Ilmu yang sangat bermanfaat ini untuk generasi pebisnis muda seperti saya, hehehehe
Sukanto Tanoto adalah salah satu contoh dari sekian banyak pengusaha sukses di Indonesia yang justru tidak lulus sekolah. Karena sekolah mereka rata-rata adalah sekolah homogen privat khusus etnis tertentu, yang ditutup di era tahun '60-an lantaran dikaitkan dengan diskriminasi pasca pemberontakan komunis.
Tetapi karena dipaksa perut yang minta makan, orang-orang yang dipaksa berhenti sekolah ini cari makan dengan buka usaha. Insting ingin hidup yang bikin mereka mau memperbaiki diri, menjadikan diri mereka berhasil dalam usahanya. Bahkan akhirnya mereka berhasil menggaji orang-orang yang sarjana tinggi, yang jelas-jelas lebih tinggi pendidikannya ketimbang mereka.
Mudah-mudahan kisahnya Sukanto ini sungguhan jadi inspirasi, bukan cuma sebagai info selewat aja.
Wah keren nih profil pebisnis dan sharing ilmu entrepreneurshipnya. Baru tau juga kalau salah satu bisnisnya ada di Finlandia. Ehem, mau cari-cari info dulu nih mbak Dwi ๐