Ketika mendapat tema “Pencapaian Tertinggi Di Hidupmu.” saya seolah sedang mengikuti suatu interview pekerjaan dan jujur awalnya saya bingung mau menceritakan apa.
Karena kalau membahas tertinggi dalam hidup itu banyak aspek yang dijalani, boleh ya kalau saya menceritakan salah satunya yaitu pencapaian tertinggi dalam hal pekerjaan.
Ohya sebelum berkarir sebagai Ibu Rumah Tangga :p saya pernah bekerja kantoran from am to pm, masuk jam 7 pagi pulang jam 5 sore kadang-kadang juga lembur.
Sebelas Tahun Bekerja Kantoran
Jadi bisa dihitung kalau 24 jam dalam sehari hidup saya selama sebelas tahun kemarin dihabiskan di kantor. Ya, saya bekerja selama sebelas tahun sejak tahun 2006 hingga tahun 2016.
Sebelas tahun tersebut saya jalani dengan menduduki beberapa posisi pekerjaan yang berbeda, dan kalau dihitung saya pernah 3x pindah divisi juga, di antaranya:
- 4 tahun sebagai Helpdesk agent.
- 2.5 tahun sebagai Sekretaris.
- 4.5 tahun sebagai wireless backroom.
Tiap posisi pekerjaan tersebut punya pencapaiannya masing-masing, lalu pencapaian mana yang tertinggi?
Gaji Pertama Untuk Membeli Handphone
Dilihat dari pengalaman hidup saya selama ini, pekerjaan yang saya jalani selama 11 tahun tersebut merupakan titik pencapaian tertinggi saya dalam hidup.
Meski status saya hanya sebagai tenaga kontrak tapi berkat etos kerja yang tinggi saya bisa dipercaya hingga 11 tahun bekerja di sana. Bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi milik pemerintah.
Tahun 2006 saya kami pertama saya bekerja dan menerima gaji pertama. Tahu nggak kalau dari gaji pertama saya ini akhirnya saya bisa membeli handphone dengan uang saya sendiri. Ya tahun 2006 adalah kali pertama saya memegang ponsel pribadi. Receh nggak sih? Haha yaa tapi begitulah kenyataannya.
Jadi boleh dong saya berbangga hati sedikit, karena selama saya kuliah saya tidak pakai hape loh. Padahal tahun 2000-an kan zamannya anak muda punya hape, telponan 3 detikan pun semapt hits pada zamannya haha.
Tapi saya tidak merasa yang gimana-gimana, B aja gitu melihat teman kuliah dilengkapi dengan fasilitas handphone sementara saya belum punya.
Selanjutnya dengan uang gaji yang saya terima tiap bulannya, tak lupa saya berikan juga pada orang tua. Meski tak seberapa tapi saya tahu bahwa mereka bahagia, apalagi saya … di usia 23 tahun akhirnya bisa membalas kebaikan orang tua saya meski saya tahu mereka tak pernah mengharapkannya sedikit pun ๐
Best Employee Of The Month
Bekerja 4 tahun sebagai Helpdesk agent, menempatkan saya pada posisi senior (ciyeee senior nih yeee) sehingga pada satu waktu saya pun sempat menerima reward sebagai The Best Employee of The Month selama dua kali berturut.
Tentunya pencapaian ini diraih dengan kedisiplinan kerja yang tinggi, seperti datang ke kantor tidak pernah terlambat, pekerjaan bisa di-handle dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.
Padahal background pendidikan kuliah saya bertolak belakang dengan jenis pekerjaan yang saya jalani. Masak iya kuliahnya Ekonomi tapi kerjanya di bagian tekni perusahaan telekomunikasi haha zaman sekrang apa sih yang nggak mungkin, asalkan kita mau belajar learning by doing ayok aja!
Pekerjan helpdesk yang saya kerjakan saat itu merupakan penghubung antara bagian customer service dengan bagian teknik backroom. Dengan background kuliah Ekonomi tentu bukan perkara mudah, saya dituntut bisa men-support bagian backroom system dengan beragam kode pemrogaman yang biasa disebut dengan coding.
Sementara waktu di bangku kuliah yang saya paham adalah hitung-hitungan pembukuan akuntasi bukan hitungan pemrogaman sistem hahaha.
Belum lagi ketika menghadapi komplain jika jaringan telekomunikasi sedang mengalami gangguan … bisa-bisa seharian bawaannya mecucu karena suntuk hehe.
Terima Kasih Berjuta Makna
“Mbak Dwi, terima kasih ya.” ujar Ibu supervisor di ujung telepon.
Ya, meski kompetensi saya berbeda 180 derajat dengan pekerjaan yang saya jalani. Semua itu saya lakukan dengan senang hati, apalagi ketika mendengar mereka mengucapkan terima kasih.
Saat saya membantu memberikan solusi atas permasalahan yang di hadapi teman-teman customer service, pelanggan provider senang kami pun tenang, perasaan bahagia tak terkira rasanya.
terima kasih/teยทriยทma kaยทsih/ n rasa syukur;
Hahaha cerita ngalor ngidul ndilalah pencapaian tertinggi dari ucapan terima kasih saja? Eits jangan salah loh, menurut KBBK arti terima kasih ini merupakan ungkapan rasa syukur.
Dan menurut penelitian yang dilakukan oleh psikolog di Amerika mengungkapkan bahwa dengan bersyukur seseorang lebih sehat karena orang yang bersyukur menjadi lebih jarang sakit, tidur lebih nyenyak sehingga mampu mengatasi stres.
Nggak salah ya kalau ada orang yang berterima ksih pada kita itu perasaan langsung … nyesss, karena ternyata ucapan terima kasih dapat meningkatkan kebahagiaan sebesar 25% … masya Allah.
Menurut saya ucapan terima kasih karena kita berhasil membantu orang merupakan pencapaian tertinggi ketika saya bekerja. Karena itu, sekecil apapun pertolongan orang lain, jangan pernah lupa untuk berterima kasih ๐
Sudahkan kalian mengucap terima kasih hari ini?
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam BPN 30 Days Ramadan Blog Challenge 2021, dengan tema hari #4 “Pencapaian Tertinggi Di Hidupmu.”