“Musuh terbesarmu adalah dirimu sendiri.”
Couldn’t agree more! Saya akui sampai detik ini saya kadang lepas kontrol kalau sedang emosi hingga marah-marah.
Ketika kelar marah yang meluapkannya secara berlebih, apa yang tersisa? Penyesalan.
Kecewa pada diri sendiri? Ya, saya pernah menangis semalaman hingga membuat saya termenung. Menyesali yang telah terjadi, ya … saya menyesal, amat sangat menyesal.
Apalagi mengingat 3 tahun kemarin saya telah berhasil mengontrol emosi dalam diri saya. Namun nyatanya luapan emosi yang katanya sempat berhasil dikontrol tadi, justru meledak.
Kalau masih berdua suami gitu ya nggak masalah, ini sudah ada si kecil. Hal ini lah yang membuat saya belajar bagaimana mengontrol emosi terutama ketika akan dan sedang marah.
“Apa yang pernah kamu lakukan ketika marah?” hmmm, penasaran ya? Kepo ya kepo :p
Mengomel Tak Tentu Arah
Namanya juga orang marah, yang menurut hadist amarah itu temannya setan. Omelan khas setan kadang bisa keluar begitu saja tanpa saya sadari itu bisa saja menyakitkan orang lain … astaghfirullah.
“Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).
Biasanya kalau sudah begini saya bergegas ke kamar mandi lalu ambil air wudhu dan berdoa mohon ampunanNya.
Dan yang utama meminta maaf ke pada orang yang saya omeli barusan, suami biasanya haha … Papabear, pardon moi.
Kadang, kalau lagi spaneng kayak kemarin, saya meluapkan omelan ke grup … waktu itu saya gemes dengan komplain kuota internet pada salah satu provider plat merah ini.
Wah, wah, wah … asli bikin nggak habis pikir dengan aturan baku yang dibuat oleh mereka. Hari gini masih aja merugikan konsumen, masak iya Malang dan Surabaya yang sekarang sudah bisa ditempuh dalam waktu satu jam, masih saja beda zona loh … ckckck, nggak habis pikir saya tuh (curhat lagiiii).
Diam
Saking bingung mau marah atau ngomel apa, saat marah ya saya hanya bisa terdiam. Biasanya nih kalau sudah begini tuh sudah speechless nggak tau mau ngomong apalagi.
Kejadian berulang yang bikin saya marah seperti ini tuh biasanya hal-hal receh, seperti suami membuat berantakan meja kerja … lagi dan lagi.
Suami yang enggan berolahraga, padahal berat badannya sudah overweight … “Ayo, ayo semangat Papabear!”
Suami yang kalau naik Gojek enggan pakai helem sendiri, duh! Ini kenapa suami lagi suami lagi yak hahahaha … situ curhat? ^^v
Masuk Kamar Dan Mengunci Diri Untuk Sesaat
Tahukah kalian bahwa mebgunci diri sejenak dalam kamar adalah cara paling ampuh untuk menghindari saya lepas kontrol karena amarah.
Berapa lama? Ya paling lama sejam sih, itu juga karena saya bablas ketiduran hahaha.
Apa yang saya lakukan di dalam kamar? Diam saja seperti poin ke dua tadi, namun diamnya lebih ke arah mencoba menenangkan diri sendiri agar emosi saya bisa reda. Memberi waktu ke pada diri saya untuk menurunkan emosi, and it’s works!
“Beri ruang dan waktu untuk dirimu sendiri.”
Yup! Saya akui ini adalah metode paling ampuh untuk menghindari konflik di rumah. Karena kan sekarang sudah ada si kecil, jadi jangan sampai dia lihat saya marah kesetanan lagi … aamiin.
Semoga Allah Swt menjauhkan saya dari amarah, supaya saya tidak menyakiti perasaan orang lain. Sungguh … rasa penyesalan itu teramat sangat tidak enak, menyesali apa yang sudah terjadi, karena amarah yang berlangsung begitu saja dalam hitungan detik ๐
**
Siapa sih yang suka marah-marah? Enggak ada! Apalagi perasaan yang diselimuti dengan amarah, hmmm sudah kayak sinetron saja, bikin cepat tua tau!
Air mata bahkan bisa turun akibat amarah yang masih tersisa dalam hati, sah-sah saja kok kita dewasa ini menangis. Jangan malu, luapkan saja kemarahan itu lewat tangisan, daripada nggrundel di hati bikin sembelit (eh) gimana ^^v
“Ayo, kamu mau jalan ke mana?” wuah kalimat tanya ini yang sering saya nantikan kalau saya kelar marahan dengan suami.
Papabear auto ngajak saya jalan-jalan dan shopping di mall. Tapi sejak pandemi masak iya mau shopping di mall, yang ada paling jalan-jalan naik mobil muter-muter entah ke mana pokoknya jalan-jalan aja … hahaha.
“Pak Kumis dodol kayu, bar nangis ngguya ngguyu.” (red:Pak Kumis jualan kayu, habis nangis ketawa-ketawa).
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam rangkaian Nulis Bareng Ning Blogger Surabaya, dengan tema “Ceritakan apa yang kamu lakukan ketika marah.”
1 Comment. Leave new
mengunci diri di kamar biasanya aku lakukan jika marah dengan anak-anak. setelah capek ngomel tak tentu arah, biasanya aku juga memilih untuk masuk kamar. meskipun digedor berkali-kali tidak akan keluar sebelum amarahku berkurang.