Seminggu sebelum puasa biasanya sudah banyak orang yang mulai menjual kue kering, selain mengejar pelanggan baru. Pun sebelum harga bahan-bahan kue mendekati puasa biasanya mulai merangkak naik, jadi para produsen kue kering harus pintar membaca peluang dan kesempatan.
Oke itu seputar pedagang kue kering ya, kalau saya sebagai konsumen tentu dihadapkan oleh banyaknya pilihan kue kering. Apalagi zaman sekarang, yang namanya kue kering itu modelannya macam-macam. Nggak kayak dulu yaaaa paling banter pilihan kue kering cuman seputar nastar, kastengel, putri salju, atau kue kacang saja.
Hmmm pernah nggak sih kalian penasaran tentang asal usul kue kering wajib harus ada saat hari Lebaran? Seperti kenapa ya kue kering ini dinamai nastar, kenapa dinamai kastengel… pernah nggak sih kalian penasaran?
Kalau penasaran, yuk saya kupas satu persatu berdasar penelusuran mbah gugel haha ^^v
Nastar
Berdasar artikel di laman Indonesian Chef Association, tahukah kalian bahwa Nastar bukan berasal dari Indonesia. Kue kering ini berasal dari negara kincir angin, Belanda.
Kata nastar sendiri berasal dari bahasa Belanda, ananas atau nanas dan taartjes atau tart. Yang kemudian seperti biasa menjadi kata serapan dan disingkat menjadi nastar.
Jadi, sejatinya nastar merupakan kue tart dengan isian selai nanas. Dalam bahasa Inggris, nastar sering disebut pineapple tarts atau pineapple nastar roll.
Nah, kalau di Belanda kue pie ini biasanya diolah dalam loyang besar, sedang di Indonesia menyesuaikan dengan postur tubuh kali ya… alhasil sekarang bentuknya bulat kecil-kecil, supaya lebih mudah dikonsumsi 😉
Tapi hati-hati ya, kue yang nggak cuman happening saat lebaran ini mempunyai kalori tinggi loh.
Apalagi kadang kita lupa daratan, saking mungilnya nggak terasa satu toples kue nastar habis dalam sehari wkwk. Padahal nih ya menurut ahli gizi, jumlah kalori pada 1 kue nastar setara dengan 1 porsi nasi, nah loh berapa kalori tuh!
Kastengel
Kastengel bernama asli kaasstengels, berasal dari Bahasa Belanda, dari kata kaas (keju) dan stengels (batangan). Lagi dan lagi ya, negeri bunga tulip ini membawa pengaruh besar.
Menurut ukuran aslinya, kastengel ini memiliki panjang hingga 30 cm. Biasanya disajikan seperti baguette alias roti Prancis, dan disajikan bersama dengan sup atau salad. Hmmm, auto membayangkan kue nastar segede gaban gitu apa nggak eneg gimana ya.
Yang bikin saya tercengang, kue ini termasuk makanan berharga sehingga dulu sempat menjadi pengganti mata uang, barter gitu kali ya.
Cckck saking apanya coba, apa jangan-jangan karena bahan kue kastengel yang memang cukup menguras kantong ya. Panganan kue serba keju, keju edam apalagi… sekarang aja masih mahal haha.
Nah, saat masuk ke tanah air, noni-noni Belanda ini susah kali ya menemukan oven berukuran besar. Maka dari itu kemudian bentuk kastengel menjadi lebih pendek sekitar 3-4 cm dan lebar 1 cm seperti sekarang ini.
Itulah cerita sekilas mengenai asal-usul kue lebaran yang wajib ada di rumah… si nastar dan kastengel.
Kalau kue kering lainnya cuman syarat aja kali ya, biar sah suasana lebarannya haha. Apalagi pandemi begini, yang otomatis tradisi berkunjung ke sanak family hampir berkurang bahkan mungkin diganti via virtual ya.
Well… apapun kue lebaran wajibmu, hari Lebaran tinggal menghitung hari nih. Ssst… kalian sudah pada nyetok kue kering belum??? Kalau saya sudah dong! Nastar dan kastengel homemade buatan sahabat dari jaman SMP @elouis72_kitchen
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam BPN 30 Days Ramadan Blog Challenge 2021, dengan tema hari #27 “Kue Lebaran Yang Wajib Ada di Rumah.”
1 Comment. Leave new
[…] Lebaran Ketupat tersebut, di mana ketika beliau melaksanakan puasa Syawal tepat sehari setelah Hari Raya Idul Fitri, lalu setelahnya ia rayakan kembali dengan Lebaran Ketupat tersebut. Nah, tradisi ini lah yang […]