Tour Singkat di Hotel Tugu Malang

September 7, 2015NiningTraveling37

Ngobrolin ini lagi?? Maaf, iya benar saya makin penasaran tentang bagaimana ceritanya di Hotel Tugu Malang yang dimiliki oleh Anhar Setjadibrata [pendiri Grup Hotel Tugu dan Resto] itu bisa terpampang lukisan Oei Hui Lan, tapi di buku tsb sama sekali nggak menceritakan bagaimana dan mengapa, ya udah ya udah nggak mo kasih tau ya udah hihihi. Kita cus ke Makang aja yuk.

Sang pemilik pun memajang berbagai barang-barang asli koleksi mendiang Oei Tiong Ham, Raja Gula dari Semarang, karena belum pernah nginep jadi belum tau sih wujud kamar hotel tsb. Dari pandangan saya sih lebih mirip butik gallery ketimbang hotel, hmm baiklah ide dan konsepnya layak mendapat acungan jempol.

Well said “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya”.

Selesai parkir, tampak luar hotel langganan mantan presiden Megawati itu terlihat homey banget beda deh dengan penampakan hotel *5 pada umumnya, lalu masuk ke sebuah ruangan dimana pencahayaan dibuat rada remang-remang. Dari pintu masuk tadi kita bakal dihadapi dua pilihan [dilarang galau] mau belok kanan langsung ke resto lanjut The Sugar Baron Room atau belok kiri menuju Waroeng Shanghai 1920 dan Toko Ban Lam.

Waroeng Shanghai 1920

gentengnya jadul banget yah

Waroeng Shanghai 1920
Sekali lagi, penerangan yang dibikin ala kadarnya membuat saya agak bergidik ketika masuk ke ruangan ini. Konon waroeng yang terletak dibPelabuhan Batavia ini cukup tersohor dijamannya, dimiliki oleh Chan Mo Shang dan istrinya asal betawi Siti Djaenab. Melihat hasil foto-foto saya, baru ngeh kalo genteng yang terpajang disana nampak usang. Usut punya usut genteng tsb diambil dari waroeng aslinya, walahhh pantesan. [penunjang tulisan disini]

Ban Lam

Balai Poestaka Weltevreden

Toko Ban Lam
Sekilas seperti ruangan koleksi wine dapat dilihat dari tulisan yang terpampng di pintu masuk. Saya sempat kaget sih sewaktu inguk-inguk di ruangan ini. Udah remang-remang, eeh ternyata masih da juga koleksi peranakan China yang super jadoel. Ketambahan disudut terdapat semacam miniatur oranf-orangan lengkap dengan kostum mirip wayang potehi huhuhu ceyem gak ciiih diruangan minim pencahayaan trus kalu dihadapkan liniatur orang tadi hiiiii.
Almanak Dinding 1929 dihadirkan sebagai koleksi, saya sih kurang ngeh itu apaan. Scara tour singkat kemarin minjem tour guide abal-abal hihihi.

Arti kata almanak dinding menurut KBBI, penanggalan yang biasanya digantungkan atau ditempelkan di dinding. [sumber kamus.cektkp.com]

The Sugar Baron Room

Lukisan Oei Hui Lan

akhirnya bisa berkunjung kesini juga, one of popular my blog post

endless love avenue

Ini kah para gundik???

[Baca juga:Oei Hui Lan dan Hotel Tugu Malang]

The Sugar Baron Room
Lanjut ke ruang utama dari tour singkat saya siang itu, melewati resto hotel yang juga remang-remang, padahal ketika saya berkunjung kemari itu siang hari loh. Kemudian di ruangan ini lah saya melihat foto mendiang Oei Tiong Ham yang berada di sisi kiri The Sugar Baron Room dan terpukau dengan lukisan Oei Hui Lan di pojok sebelah kanan ruangan, wow akhirnya bisa melihat langsung.
Hasilnya?? Beneran serem sih aura yang saya rasakan ketika berada disekitar ruangan tsb, bahkan ada yang bilang dulu sempat ada seorang pengunjung yang melihat lamaaaaa banget ke arah mata Oei Hui Lan lalu ~~kesurupan~~, ih serem ah..wanna try?

Andaikan ya hotel dengan konsep semacam butik gallery ini juga melibatkan seorang tour guide, kan saya nggak bertanya-tanya dalam hati. Belum lagi ketika melihat foto wanita berjajar yang katanya sih itu foto para gundik mendiang Oei Tiong Ham [ada yang mau mengkoreksi? silahkan ya, feel free deh].

Tour singkat siang itu berakhir dengan ngopi cantik di Java Dancer Coffee, coffee shop mungil yang letaknya tepat di depan Hotel Tugu…coffee addicts gituuuh, yang dicari ya kopi. Nah disini nih saya menemukan buah kalengan paporit Carica seharga 18rb hihihi teteeep yang dicari mah buah tangan alias oleh-oleh 🙂