Jakarta, Ibukota Indonesia … bangga dong! Siapa kita? Indonesia! Well, infrastruktur yang semakin hari semakin baik karena pembangunan yang kian merata. Sementara kalo ngomongin macet kan emang sejak zaman dulu Jakarta selalu macet, ya nggak sih? Walaupun udah diatasi dengan baik dengan segala perencanaan yang matang, tapi tetap aja ada kendaraan baru yang hadir tiap harinya. Namanya juga ibukota, harap maklum yes.
Kalo udah ngomongin Jakarta, biasanya hampir selalu dicompare dengan negara tetangga ntuh … Singapura. Walau Singapura juga memiliki penduduk yang padat, apalagi Singapura termasuk negara tetangga yang paling sering dikunjungi oleh warga negara kita. Kenapa? Toh sama-sama “padet“nya? Karena selain dekat, akomodasi terutama tiket ke sana lebih terjangkau, plus kotanya jarang macet. Bahkan transportasi umumnya juga cenderung tidak sepenuh transportasi umum Jakarta yang wagelasss sumpeknya minta ampun.
tarif ERP di Singapura tergantung jenis kendaraan & kondisi lalu lintas |
Sebagai warga negara Indonesia, terutama yang berdomisili di Ibukota tentu kita wajib mematuhi peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Seperti sekarang ini mengenai kebijakan ganjil genap. Jadi, sudah sepatutnya peraturan tsb dipatuhi bukan? Nggak perlu sampai menutupi salah satu angka supaya dapat masuk ke kawasan genap maupun ganjil. Ngga perlu juga beli plat palsu. Tindakan tsb sama sekali nggak mendidik, apalagi sampe bela-belain beli kendaraan baru … horang kaya!
Kalau emang nggak punya kendaraan yang berplat ganjil atau genap, nggak ada salahnya juga sekali-kali kita menggunakan transportasi publik yang telah disediakan oleh pemerintah. Apakah ada masalah dengan transportasi publik? Misal, jarak tempuh yang jauh dari rumah ke stasiun atau halte transjakarta atau justru stasiunnya sendiri? Yang bikin bingung, lah kok kita mau sih jalan jauh-jauh untuk ke Stasiun MRT waktu di Singapura? Sementara, kenapa di negara sendiri nggak mau? Polusi nih, atau nggak nyaman trotoarnya, dan sejuta alasan lainnya. Yaaah, namanya alasan mah akan selalu muncul kalo dari kitanya sendiri nggak meniatkan diri #selfreminder
Badan Pengelola Transportasi Jakarta (BPTJ) Kementerian Perhubungan sudah melakukan beragam upaya supaya kita dapat menggunakan transportasi publik dengan aman, dan nyaman. Sistem pembayaran secara elektronik pun sudah mulai mudah digunakan. Faktanya, penambahan jalur dan gerbong untuk KRL, busway dan APTB (Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway) juga semakin banyak, sehingga mudah sebenarnya untuk digunakan. Tapi kembali lagi, masyarakat sudah terlalu terlena dengan kendaraan pribadinya. Masih banyak yang mengeluh macet, tapi tanpa sadar diri justru Ia lah yang menjadi salah satu penyebab kemacetan.
Jangan salah, masih banyak warga Jakarta yang belum pernah naik kendaraan umum loh. Alasannya macam-macam, seperti;
“Ah, kendaraan umum banyak copetnya.”
“Terlalu berdesak-desakan.”
“Waktunya selalu telat”
“Panas dan nggak nyaman…”
Padahal, kendaraan umum yang sekarang sudah lebih baik ketimbang dulu loh! Contoh, Bus Transjakarta sekarang jumlah armadanya sudah sangat banyak sehingga kita nggak perlu berlama-lama menunggu. Lalu KRL atau yang biasa kita sebut commuter line, jadwal keberangkatannya sudah lebih cepat ketimbang 5 tahun sebelumnya. Belum lagi adanya penambahan jalur, plus penambahan rute hingga ke Cikarang. Ditambah adanya APTB untuk wilayah Bogor, Bekasi, Cibubur, Tangerang, dan sekitarnya. Ckckck … kurang baik apalagi pemerintah kita?!
Jadi nggak zaman lagi deh kita merasa risau ketika naik bus, atau khawatir ada pengamen yang masuk ke dalamnya, penjual keliling sekalipun. Pengunaan air conditioner, dan adanya kondektur serta pengemudi yang menggunakan seragam resmi menambah wujud keseriusan pemerintah terhadap pembenahan kendaraan umum.
Perlahan namun pasti, pemerintah terus berusaha memanjakan penduduk Ibukota dengan transportasi umum yang semakin hari semakin membaik, dan dekat dengan pemukiman. Sudah sepatutnya, jika kita-kita turut serta membantu upaya pemerintah tersebut dengan mulai membiasakan diri naik kendaraan umum. Kalaupun masih ada yang bikin kurang nyaman, jangan sungkan laporkan ke media sosial lembaga terkait, pasti akan ditindaklanjuti.
Nah, kalo udah kek gini nih … sekarang semua kembali ke kita. Yuk, pelan-pelan ubah pola pikir kita mengenai transportasi umum. Hitung deh jarak tempuh perjalanan kita jika menggunakan transportasi umum, dibanding kendaraan pribadi. Akan sangat jauh berbeda rentang waktunya. Jika semua warga mulai peduli menggunakan kendaraan umum, sudah pasti … kemacetan akan berkurang, sehingga semua masyarakat merasa nyaman.
Yuk, kita naik kendaraan umum!
8 Comments. Leave new
Ganjil genap ini bener2 mengurangi kemacetan ya Mbk, kata beberapa yg di wawancarai di tv
Sekarang kemana-mana kalo sendiri aku lebih baik kendaraan umum. Lebih hemat dan juga gak terlalu macet. Memang invest waktu sih. Jadi aku biasanya siapin waktu minimal 2 jam sebelum jam sampai di tujuan. Tapi jadi disiplin akunya.
Iya jadi lebih menghargai waktu ya Lia ๐
Wah, sangat bermanfaat sekali isi dalam blognya ๐
Aku naik Transjakarta suka banget. Tapi kalau naik kopaja kadang males juga, soalnya kadang pengamennya serem, maen silet-silet tangannya kalau atraksi, hahaha…
aduh bukan cuman acara TV yak silet ini huhuhuhu ๐
Aku sering naik kereta api, terkadang bus trans Jakarta. Malah beberapa hari lalu dari Stasiun Tebet ke RS Siloam Semanggi aku coba naik trans Jakarta yang kopaja ber-AC 3.500 itu hehehe enak juga. Seru deh udah asik kendaraan umum zaman now.
iya mbak, semoga makin merata ke seluruh Indo ya perbaikan kendaraan umum ke depannya