Pengalaman Disentuh Makhluk Halus – Hiii … tangannya dingin sekali! Siapa sih yang berharap akan melihat penampakan makhluk yang katanya tak kasat itu? Katanya sih tak kasat mata, tapi kenapa terkadang saya bisa melihatnya?
Tahu kah kalian bahwa ketika kita dapat melihat hantu, justru mereka sedang sial karena wujudnya terlihat oleh manusia … begitu katanya. Tapi kenapa manusia sendiri kadang jadi takut ya?! Tanya kenapa.
Pun sama halnya dengan saya, enggak masalah sih dia menampakkan wujudnya … tapi jangan sentuh saya, apapun! Sudah muncul di hadapan saya, eh pakai acara sentuh-menyentuh anggota badan juga … ya jelas merinding disko lah! Gimana ceritanya bisa disentuh hantu?? Ommooo!!!
Begini ceritanya … Di rumah, sekitar tahun 2012, saat itu saya belum menikah dan masih tinggal bersama orang tua.
Mendadak hampir seminggu tiap harinya saya selalu melihat penampakan wujud aneh makhluk Tuhan satu ini. Banyak yang bilang itu adalah jin yang ngadi-ngadi berwujud apapun, bukan wujud aslinya. Begitu katanya …
Wanita Tua Di Teras Rumah
Di rumah Karah, tempat tinggalku dulu. Tepat di depan pagar rumah berdiri sebuah pohon mangga besar sekali, namun pohon itu jarang sekali berbuah. Tumbuh bunganya saja sudah bagus, bisa sampai berbuah meski hanya satu, dua dan tiga mangga saja sudah syukur apalagi bisa sampai matang.
Malam hari itu aku seperti sedang bermimpi, kakiku melangkah ke luar teras rumah. Di depan teras rumah sejauh mata memandang adalah si pohon mangga tersebut.
Angin malam bertiup sepoi-sepoi semilir, dedaunan pun seolah berbisik … malam itu sepi sekali, aku bergegas masuk kembali ke rumah.
Namun badanku terdiam cekat, seolah akan terbangun dari mimpi … deg! Seketika itu sebuah tangan dengan gerut mengurat di tangannya memegangku.
“Tangan orang tua siapa ini?” sepersekian detik aku bertanya demikian pada diriku sendiri.
Benar saja, ketika kepalaku menoleh ingin memastikan tangan siapa itu. Sesosok wanita tua, berambut putih, berpakaian hitam lusuh, memegang sapu … persis seperti gambaran nenek sihir di buku-buku dongeng masa kecil, menatapku tajam.
Wanita itu seolah ingin menerkamku dengan erangannya, alhamdulillah aku terselamatkan karena mimpi tersebut disudahi tepat setelah aku terbangun.
Namun seperti halnya ketika kita sedang bermimpi buruk, jantungku berdegup kencang menandakan adrenalin terpacu akibat mimpi aneh barusan. Mimpi barusan seolah nyata, siapa kah wanita tua di dalam mimpiku tadi?
Pria Tua Berbaju Koko
“Ada orang di belakang jendela dekat tangga.” entah siapa yang berbisik padaku, ingin rasanya kuacuhkan.
Tapi apa daya meski malam itu aku tidur bersama mama, namun bisikan tadi tetap mengganggu tidur malamku. Iya, malam selanjutnya aku memilih tidur berdua mama, jujur … aku sedikit was-was sejak bermimpi wanita tua lusuh itu.
Bukannya takut dengan penampakan hantu tersebut, tapi khawatir jika ada yang mencoba mencelakanku melalui hantaran makhluk gaib.
Duh, zaman sekarang masih berpikir begitu? Anggap saja aku terlalu naif, tapi apa salahnya waspada? Solusinya ya tidur berdua mama hehehe ^^v oke balik ke cerita hantu tadi.
Bisikan tersebut masih saja menggema di telingaku, dan benar saja ketika aku menoleh ke jendela kamar mama memastikan kebenaran bisikan tersebut … terlihat sesosok pria tua berbaju koko sedang berdiri di luar sana.
Meski terhalang selambu jendela, tapi bisa kupastikan bahwa itu adalah sosok pria tua (lagi-lagi orang berusia lanjut).
“Mi, ada orang di luar jendela.” Aku pun berbisik lirih ke mama yang mulai tertidur. Seperti biasa mama selalu menenangkanku “Sudah … kamu tidur saja, jangan dihiraukan.” Dan aku pun melanjutkan tidurku sambil berusaha tak menghiraukan gangguan malam hari itu.
Jangan Sentuh Aku
Malam berikutnya aku kembali tidur di kamarku, berharap malam ini tidak ada penampakan lain lagi. Dua hari berturut-turut orang tua berusia lanjut selalu hadir “menemaniku”, plisss … malam ini jangan, pintaku dalam doa.
Apa lacur, baru saja akan menarik selimut tiba-tiba sosok pria tua berbaju koko yang kulihat kembali menampakkan diri tepat di hadapanku.
Ia berdiri di sudut kamar sambil mentapku, seolah ingin menyampaikan sesuatu.
“Jangan pegang aku, plis jangan pegang!” aku mencoba berkomunikasi dengannya, namun nampaknya gagal. Ingin rasanya ku teriak memanggil bapak yang malam itu tertidur di depan ruang TV.
Ya, dari suara dengkuran bapak yang nyaring bisa kupastikan bahwa bapak tertidur di sana, tak jauh dari kamarku.
Tapi bibir dan lidah ini kelu sehingga pekikan teriakanku tak mengeluarkan suara, padahal rasa-rasanya mulut ini terbuka lebar, amat sangat lebar seperti orang berteriak panik.
“Bapaaaaak!” namun tak ada suara yang terdengar keluar dari mulutku, hingga tanpa sadar setitik air mata turun di pelupuk mataku.
Persis seperti di film-film horor, di mana pemainnya ketakutan hingga tak bisa berteriak apapun.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.”
Aku mulai panik, khawatir pria tua tadi akan benar-benar menggangguku.
Dan benar saja, ketika aku berusaha memanggil bapak sambil berusaha beranjak dari tempat tidurku … mendadak makhluk halus itu berlari ke arahku sambil menyentuh tanganku … sedikit! Syukurlah kakiku bisa sempat turun dari kasur, ya Allah … dingiiiin sekali tangannya!
Meski suara tak bisa keluar, alhamdulillah aku masih bisa menggerakkan badan serta kakiku. Aku bergegas beranjak dari tempat tidur dan menuju ke kamar mama. “Mami, mami .. orang itu datang lagi!” mama pun langsung terbangun, kupastikan suaraku akhirnya bisa keluar dari mulutku dan didengar mama.
“Ya Allah … ada apa ini?” aku memeluk erat mama. Yang teringat saat itu aku hanya ingin berlindung dari gangguan makhluk-makhluk halus tersebut.
Hampir seminggu aku dihantui, di dalam rumahku sendiri … ada apa denganku? Sejak kejadian dihantui penampakan di Hutan Cangar, penampakan-penampakan tak kasat mata makin sering terlihat olehku.
Pertanyaan ini semacam pertanyaan tak berujung, mungkin kah aku punya kelebihan bisa melihat makhluk ciptaan Allah tersebut?!
***
Kelebihan, yang biasa disebut orang-orang. Namun kelebihan ini kadang sedikit mengganggu, seperti di awal tadi “Tak apa mereka menampakkan diri, tapi jangan sentuh saya.”
Hingga akhirnya keluarga memutuskan untuk berkonsultasi ke pada ahlinya mencari solusi akan keadaan saya ini. Karena sungguh tak nyaman kalau tiba-tiba kita melihat penampakan-penampakan tak wajar seperti itu.
Sebut saja hantu mumi di Hutan Cangar, genderuwo yang menyerupai bapak, wanita tua, pria tua yang sampai memegang kaki saya. Hingga penampakan berbahaya lainnya seperti si kepala api (banaspati) yang melayang-layang di atas kamar saya.
Sampai akhirnya … demi kenyamanan dan ketenangan hidup, diputuskan mata batin saya ditutup saja.
Lalu, apakah setelah mata batin saya ditutup saya tak dapat melihat mereka lagi?
~ bersambung
2 Comments. Leave new
Ikut merindiiing..
Ada kosakata yg aq tak paham “apa lacur” Padanan bahasanya apa yak..
apesnya, sialnya, ndilalah … kurang lebih seperti itu Mommy, hihihi ^^v