“Kenapa anak takut ke dokter gigi?”
Pertanyaan sejuta umat ini semacam rahasia umum dan jika ditilik dari pengalaman pribadi, saya bisa paham kenapa hal tersebut terjadi.
Jaman saya kecil dokter gigi anak belum seramai sekarang, apalagi masa kecil saya dihabiskan di pulau terpencil di utara Kalimantan, Tarakan. Yang notabene dokter spesialis di masa itu amat sangat jarang dijumpai, bisa dihitung jari termasuk dokter gigi spesialis anak.
Dokter gigi langganan drg. Muhammad Zam’An yang berpraktek di jalan Yos Sudarso Tarakan jadi jujukan kami sekeluarga. Mulai dari kakak saya, adik sampai Mami semua diperiksa oleh beliau.
Padahal dokternya super baik, ramah dan telaten. Tapi ya namanya ruangan dokter gigi itu kan identik dengan wangi ruangan rumah sakit ditambah peralatan tempur mereka yang aduhai … cukup membuat nyali ini ciut hahaha!
Setakut itu saya dengan dokter gigi, baru masuk ke ruangannya saja sudah luntur hati ini, apalagi begitu tahu kalau giginya mau diperiksa dan DICABUT!
Ya, kali pertama saya ke dokter gigi yang dilakukan adalah tindakan MENCABUT GIGI … gegara gigi saya dulu tidak beraturan, menumpuk sana-sini.
Bisa dibayangkan trauma seperti apa yang saya alami, bahkan hingga detik ini bila berurusan dengan dokter gigi masih saja membuat saya takut … banget!
“Halah gigi susu ini, biarkan saja … toh nanti lepas sendiri dan berganti gigi dewasa!”
Oh NO! Saya sendiri sempat berpikir demilian, tapi nyatanya hal tersebut SALAH BESAR. Karena peran gigi susu sama pentingnya seperti gigi permanen, terutama untuk perkembangan kesehatan si kecil.
Maka dari itu baiknya periksakan gigi kitaย tiap 6 bulan sekali, guna menjaga kesehatan gigi dan mencegahnya dari kerusakan gigi.
“Lalu, bagaimana cara agar anak tidak takut ke dokter gigi?”
1. Ajak anak ikut ketika kita periksa gigi
Children see children do, kita sebagai orang tua memberi contoh baik dulu baru anak akan menirunya … bukannya anak adalah peniru ulung?
Si kecil tidak serta merta berani bila diajak, kali pertama akan diperiksa pun Yusuf masih enggan membuka mulutnya. Baiklah, jangan dipaksa.
Jadi sebelum mengajak Yusuf ke dokter gigi, saya dan suami memang rutin memeriksakan gigi ke dokter sehingga si kecil paham bahwa memeriksakan gigi juga penting bagi kesehatan tubuh.
2. Beri pengertian akan pentingnya kesehatan gigi
Tidak semua tontonan YouTube itu membawa dampak negatif, salah satunya manfaat edukasi. Kami selalu sounding tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi melalui tontonan YouTube.
Dari video tersebut si kecil mendapatkan gambaran nanti di klinik gigi Ia akan bagaimana dan apa yang akan dilihatnya nanti, sehingga tidak kaget karena sudah familiar lewat tontonan tadi.
3. Pilih dokter gigi spesialis anak
Saya tak ingin mengulangi kesalahan yang sama, maka dari itu saya memeriksakan gigi si kecil ke dokter gigi spesialis anak (pedodontis).
Apalagi sekarang tidak seperti jaman saya dulu, dokter gigi anak masih sangat jarang ditemui terutama di pulau terpencil seperti Tarakan.
4. Buat si kecil nyaman
Keberadaan dokter gigi anak yang paham dengan psikologis anak tentu menambah nilai tersendiri. Mulai menginjak usia 5 tahun Yusuf sudah rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi anak.
“Ibuk, ayo kapan ke dokter Kiky lagi?” Masya Allah, anak jaman now … yang ada mereka malah bertanya duluan kapan lagi ke dokter gigi.
Kenapa si kecil tidak takut? Alhamdulillah dokter Kiky, dokter gigi anak kami ini telaten menghadapi pasien anak-anak.
Dokter Kiky tidak langsung melakukan tindakan yang bisa mengakibatkan trauma seperti saya, ya kali pertama ke dokter langsung cabut gigi huhu.
Pendekatan dilakukan oleh sang dokter, drg. Kiky memulainya dengan bertanya dan mengajak Yusuf bagaimana sikat gigi yang benar. “Ayo, kalau di rumah gimana sikat giginya?”
Setelahnya drg Kiky mempraktekkan cara menyikat gigi yang benar, di sini si kecil mulai merasa aman dan nyaman sehingga bila dilakukan tindakan tidak berbahaya.
Apalagi kemarin setelah diperiksa, 2 gigi geraham Babybear ada yang berlubang. Sehingga harus segera dilakukan perawatan gigi (red: gigi ditambal) supaya kerusakannya tidak semakin parah.
Setelah melakukan perawatan gigi, dokter gigi kesayangan memberi hadiah untuk Yusuf … ini mah jadi bagian terhepi yak hehe ๐
Meski sempat ada sedikit adegan drama dokter giginya tergigit haha … tapi so far alhamdulillah aman.
***
Masih sering dijumpai orang tua yang menyepelekan peran gigi susu, padahal gigi susu pun tak kalah penting perannya dengan gigi permanen terutama bagi tumbuh kembang anak.
Maka dari itu, yuk kita jaga kesehatan gigi dan mulut anak dengan rutin menyikat gigi 2x sehari pagi dan malam sebelum tidur.
Dan tak lupa tiap 3 sampai 6 bulan sekali rutin kontrol ke dokter gigi, salam sehat ^^