Sejak sering bermain golf di Yani Golf Surabaya, membuat saya berpikir bahwa golf tidak selalu identik dengan label olahraga mahal. Apalagi setelah tahu bahwa tarif atau harga green fee Yani Golf Surabaya ini terbilang murah loh pemirsa. Sebagai lapangan golf tertua di Surabaya, Ahmad Yani Golf memiliki banyak keunikan dibanding dengan lapangan golf di Surabaya lainnya.
Memasuki pintu gerbang dengan jalanan menanjak, kemudian memarkir kendaraan. Para caddy akan menyambut kedatangan kita, lalu bergegas membawa dan menyiapkan tas golf.
Fyi, di lapangan golf ini kalian tidak akan menemukan caddy muda berparas cantik. Semua caddy di Yani Golf adalah pria, baik yang masih berusia muda hingga sudah senior.
Rata-rata para caddy ini sudah bekerja belasan hingga puluhan tahun, nggak salah ada salah satu caddy senior yang telah berusia lebih dari 60 tahun, Pak Giman … beliau cukup sabar dan telaten menemani saya bermain.
Sejarah Yani Golf Surabaya

potongan halaman buku, terjemahan menggunakan Google translate
Dalam sebuah buku lawas berjudul De Golfglorie van Tempo Doeloe – golf in Nederlands Indie hasil karya J.P. Campen, diceritakan bahwa pada tahun 1898 beberapa orang Belanda yang bekerja di NV. Shell Indonesia Wonokromo (perusahaan minyak luar negeri), berencana membangun lapangan golf di Pasar Touri dan mendirikan Klub Golf Surabaya.
Kemudian di tahun 1908 klub mendapatkan izin untuk membangun lapangan golf di Goenoeng Sari, pantas saja jika Yani Golf termasuk dalam 4 lapangan golf di tertua di Indonesia yang berdiri sebelum 1918.
“Kenapa dinamakan Yani Golf?”
Masuk ke gedung Yani Golf nuansa jadul terasa kental di seluruh ruangan ini, kursi serta meja di depan kafetaria didominasi kayu berwarna coklat.

suasana kafetaria
Beberapa golfer senior sering terlihat duduk bersama ngobrol santai sambil menyeruput kopi, tentu saja mereka bersantai setelah menyelesaikan 9 atau bahkan 18 hole…luar biasa semangatnya.
Dari beberapa artikel sejarah yang saya baca, tahun 1963 lapangan golf ini sempat terbengkalai ketika diambil alih PKI dan menggunakannya untuk
kepentingan politik. Kemudian di tahun 1965 Yayasan Olah Raga Golf Surabaya memegang sepenuhnya hak pakai lapangan golf tersebut.
Tokoh pahlawan Jenderal Ahmad Yani menyukai olahraga ini, di mana jika sedang berada di Surabaya beliau sering bermain golf di sini.
Pada akhirnya, setelah peristiwa G30S PKI, sebagai bentuk penghormatan terhadap Jenderal Ahmad Yani (yang menjadi korban dalam G30S), nama Surabaya Golf Club berubah menjadi Yani Golf Club.
Hmmm, pantesan di depan pintu masuk dekat loket pembayaran, ada sebuah patung Jenderal Ahmad Yani setengah badan.
Situs Cagar Budaya
Lapangan golf Ahmad Yani Golf didesain oleh Prof Erich Kremmer, di mana 8 hektarnya berupa area hutan lepas.
Belakangan golfer muda alias generasi milenial kerap terlihat bermain di sini, cocok untuk pemain golf pemula seperti (amatir) saya karena harga green feegreen fee di sini affordable alias terjangkau.

[hole 10] pose dulu sebelum par 😀
Kalau beruntung kalian bisa menyaksikan burung elang terbang bebas, saya sampai takjub melihatnya. Ketika di hole 6 menengok ke atas terlihat 2 ekor elang terbang tinggi di langit, Masya Allah hari gini penampakan burung elang ini sudah jarang terlihat.
Ayam alas atau ayam hutan kadang keluar dari semak-semak ikut menyaksikan orang bermain golf, juga burung But But sayup-sayup terdengar suaranya yang unik dari balik rimbunan semak.

pohon trembesi banyak dijumpai di sini
Beberapa pohon besar berusia puluhan tahun pun masih bisa kita jumpai di sini. Seperti pohon trembesi yang telah berusia 40 tahun, dan pohon sosis (Kigelia pinnata) berusia 60 tahun. Pohon asam dan juga pohon berbuah seperti pohon cerme, dan kelengkeng.

[hole 9] disewakan untuk outdoor wedding venue
Meski di tahun 2016 sempat terbengkalai selama 5 tahun lamanya, Oktober 2021 kemarin Yani Golf Surabaya berganti kepengurusan dan mulai berbenah menjemput kembali era kejayaannya.
Rerumputan yang tinggi dipangkas, fasilitas toilet yang tersebar di beberapa hole pun dibenahi agar berfungsi dengan baik. Tak terkecuali beberapa peninggalan cagar budaya yang terdapat di dalam area Yani Golf.
Berdasar SK Menteri No. SK : PM.56/PW.007/MKP/2010 lapangan golf seluas 60 hektar ini ditetapkan sebagai situs cagar budaya.
Keputusan menteri tersebut mengacu pada beberapa catatan sejarah yang pernah terjadi di lapangan golf tersebut. Beberapa monumen sebagai bukti sejarah tersebar di beberapa area hole, bisa kita temui ketika bermain golf.
Monumen Kancah Yudha Mas Trip

[hole 2] Monumen Kancah Yudha Mas Trip
Monumen Kancah Yudha Mas Trip diresmikan pada tanggal 7 Februari 1981 dan tak jauh dari monumen Mastrip juga terdapat semacam monumen bekas peluru.

[hole 2]
Arek Suroboyo pasti paham nih, kalau di Jalan Gunung Sari setelah jembatan Rolak juga terdapat Monumen Patung Mastrip. Eh usut punya usut saat pembangunan patung tersebut, awalnya akan ditempatkan di dalam area Yani Golf sebelah utara Jalan Gunung Sari.
Namun akibat adanya sengketa lahan, pembangunan patung dipindah ke sisi jembatan Rolak, lagipula lebih strategis masyarakat dapat melihatnya.
Makam Mbah Deler

[hole 18] Makam Mbah Deler
Kecuali makam Fredrik Jacob Rothenbuhler yang wafat pada tanggal 21 April 1836, makam tersebut terletak di hole 18, biasa disebut dengan Makam Mbah Deler.
Di atas makam nampak sebuah piala yang terbuat dari perunggu, di mana piala tersebut merupakan simbol penghargaan atas jasa-jasa Mbah Deler dalam memberantas penyakit cacar di Surabaya.

[hole 18] Mamabear bersiap melakukan tee-off
Tarif Golf Ahmad Yani Surabaya
Untuk menarik kembali minat golfer bermain di sini, Yani Golf tidak mematok harga tinggi. Meski area driving range masih tutup sementara, kalian masih bisa tetap turun ke lapangan golf dengan harga green fee yang bersahabat di kantong, bahkan terbilang paling murah se-Surabaya.

driving range sementara masih tutup untuk renovasi
Tarif green fee saat weekend sebesar Rp 200 ribu untuk 9 hole, dan Rp 250 ribu untuk 18 hole. Itu baru tarif weekend, weekday lebih murah lagi gengs… untuk umum, 9 hole Rp 150 ribu, 18 hole Rp 200 ribu.
Murah sekali bukan jika dibanding dengan harga green fee lapangan golf lain di Surabaya.
Selengkapnya, tarif green fee Yani Golf Surabaya bisa dilihat di foto ini.
Manfaat olaraga golf bagi kesehatan
Tak dipungkiri sebelum mengenal dan bisa bermain golf, saya jarang berolahraga. Hanya sesekali, seminggu sekali itu sudah lumayan hehe.
Mertua lah yang mengajari saya golf, dan sebelumnya suami sudah lumayan sering bermain golf bersama Bapak (red: mertua) jadi sekarang suami makin rajin golf karena ada partner bermain.

[hole 5] pemandangannya bagus, tampak dari jauh gedung Mall Ciputra World
Dari segi kesehatan manfaatnya terasa langsung di badan, sejak rutin bermain golf saya tidak mudah capek. Padahal sebelumnya, bersih-bersih rumah sehari dua hari saja badan saya mudah lelah terutama tubuh bagian kaki.
Seperti kemarin, 4 hari berturut digeber latihan memukul di driving range, esoknya turun. Lusanya turun lagi, mumpung cuaca cerah pikir saya haha.
Wajar bukan jika saya merasa bahwa sejak turun bermain golf di lapangan, fisik saya ditempa kembali supaya nggak mager (red: malas gerak).
Apalagi di Lapangan Yani Golf tidak disediakan buggy car atau mobil golf, jadi bisa dibayangkan dong berjalan kaki selama 2 jam sambil bermain golf 9 hole.

[hole 1]
Tak ayal 3 bulan rutin bermain golf bonus atau reward saya dapatkan, berat badan turun 3 kg menjadi 54 kg.
Bahkan banyak penelitian menyebutkan bermain golf secara teratur dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke, salah satunya penelitian dari British Journal of Sport.
Hormon bahagia seperti endorfin, serotonin, dopamin, dan triptofan pun meningkat. Selain itu masih banyak sekali manfaat yang saya rasakan, antara lain:
- Mengurangi stres.
- Membantu membakar kalori.
- Menjaga kesehatan jantung.
- Menjaga kesehatan tulang dan otot.
- Meningkatkan fokus dan konsentrasi.
- Melatih fisik.
- Meningkatkan kualitas tidur.
Sejak pandemi olahraga golf menjadi trend, mulai dari kalangan artis seperti Luna Maya, Natasha Wilona hingga masyarakat berbondong-bondong bermain golf.
Di masa pandemi covid-19 olahraga golf dianggap aman karena dilakukan di ruang terbuka, dan tidak menimbulkan kerumunan.

[hole 7] cuman di Yani Golf di tengah lapangan bisa berjumpa penjual minuman dan camilan
Kalian yang di Surabaya sudah nggak perlu pusing lagi memikirkan budget olahraga mahal ini. Dijamin, bermain golf di Yani Golf itu nggak bakalan bikin bokek!
Jadi, tunggu apalagi? Yuk turun main golf!
Ahmad Yani Golf
Jl. Golf 1 Gunung Sari
Surabaya – 60224