Antrilah semua biar disiplin
Walau ‘pala pusing
Betis varises asal dapat tiket
Lirik lagu di atas dinyanyikan oleh Project Pop, grup band parodi yang beranggotakan Udjo, Yoshi, Odie, Tika, dan Gugum. Inget kan? Meski lagu tersebut adalah gubahan dari I Can Love You Like That – All 4 One, tapi sempat hits di tahun 90-an nih.
Cocok buat mengingatkan kita akan pentingnya budaya antri, yakni disiplin! Iya, harus disiplin dong jangan serobot sana, serobot sini.
Budaya antri di beberapa negara
Di Jepang
Jepang sebagai negara yang terkenal dengan sifat warga negaranya yang disiplin, soal urusan antri mengantri jangan ditanya lagi.
Di mana-mana antri, mulai dari antri di stasiun bus, stasiun kereta, restoran dan lain-lain. Meski tanpa garis antrian pun, penduduk di sana terbiasa tertib mengantri, menghormati hak orang lain yang tiba lebih dulu.
Pembentukan karakter tersebut dimulai sejak dini, ketika menginjak usia TK. Di mana mereka sudah diajarkan tentang disiplin diri, kerja sama, juga rasa hormat.
“Different cultures have different attitudes to waiting in line.”
Di Uni Emirat Arab
Salah satu negara maju di Timur Tengah, tapi jangan heran kalau orang yang lemah gemulai akan tetap berada di antrian belakang, karena orang yang tinggi besar juga tegas biasanya mendesak ke antrian depan.
Sama dengan budaya di India juga Arab, sayangnya perbuatan menyerobot antrian seperti itu tidak dihitung sebagai perbuatan yang tidak sopan 🙁
Negara-negara di Eropa
Negara-negara maju seperti Italia, Spanyol juga Jerman sekalipun, sepertinya mereka sudah terbiasa menyerobot antrian terutama saat mengantri tiket bola.
Seperti pengalaman salah satu reviewer di Tripadvisor ini, ketika ia mengantri tiket pertandingan bola di Stadium Juventus.
“Sangat disayangkan untuk urusan beli tiket langsung yang berdesak2an rebutan dan tidak ada batas antrian atau petugas yang membantu mengatur.semua petugas hanya di bagian pintu masuk penonton yg sudah bertiket.” [1]
Hmmm sama saja ternyata dengan antri tiket bola di Senayan *eh gimana ^^v
Antri turun dari pesawat
Kalian pernah memperhatikan penumpang pesawat ketika selesai landing, lalu hampir semua penumpang heboh ingin segera turun. Bahkan kadang, pesawat belum berhenti dengan sempurna pun sudah ada penumpang yang mengambil barang bawaan di atas kabin.
Mereka terlihat terburu-buru seolah ada yang mengejar, padahal yang terburu-buru dengan yang santai pun ya sama-sama ke luar pesawat pada waktu bersamaan.
Jadi, apa sih manfaatnya terburu-buru ke luar dari pesawat? Bingung kadang saya, meski duduk di bangku paling pojok alias dekat jendela ya sudah.
Keluar lah sesuai antrian, yang biasanya akan diberitahu pintu pesawat mana yang akan dibuka. Kadang kan pintunya dibuka bagian depan saja, gruduk-gruduk pindah haluan balik badan grak!
Nah, jadi ya mending duduk dulu santai-santai sambil mengucap alhamdulillah telah diberi keselamatan hingga pesawat mendarat 🙂
Budaya antri di Indonesia
Sepertinya sudah cukup lah ya, contoh-contoh nyata minimnya budaya antri di Indonesia lainnya sampai malas untuk saya jelaskan detail di sini.
Karena kebiasaan buruk tersebut semacam sudah menjadi rahasia umum, kalau penduduk Indonesia itu susah diatur … hiks 🙁
Mulai dari berita rebutan antrian ketika pembagian sembako, tiket konser, sampai diskon besar-besaran di mall yang biasanya berakhir rusuh. Bahkan beberapa orang yang ikut mengantri sampai terinjak-injak.
Sering kali kita dengar, fenomena menyedihkan bukan? Karena itu lah MENYEROBOT ANTRIAN adalah hal yang sangat saya tidak sukai saat mengantri.
Pengalaman saya seringnya yang menyerobot adalah mereka yang usianya lebih tua dari saya. Jadi serba salah (tipikal orang Indonesia, enggak enakkan tapi ngerundel wkwk) mau dihardik tapi beliau ini lebih tua, akhirnya kadang saya cuman sekadar berdehem saja untuk mengingatkannya huhuhu.
Kecuali memang saya dalam situasi mendesak, harus buru-buru eh diserobot ya maaf.
Masak iya pas antri berdiri lama betis sampe varises, begitu mau sampai kasir … eh ada yang menyerobot antrian €#@$€¢ pen nabok rasanya … iya apa iya?
**
PS: Antri adalah bentuk tidak baku dari kata antre, sumber KBBI.
an·tre /antré/ 1 v berdiri berderet-deret memanjang menunggu untuk mendapat giliran (membeli karcis, mengambil ransum, membeli bensin, dan sebagainya); 2 nantrean
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam rangkaian Nulis Bareng Ning Blogger Surabaya, dengan tema “Hal yang tak disukai saat antri.”
sumber bacaan:
https:// countrynavigator.com/blog/cultural-intelligence/queuing
https://www.businessinsider.com/why-japanese-people-stand-in-lines-so-well-2016-?
[1] https://www.tripadvisor.co.id/ShowUserReviews-g187855-d2540083-r664301539-Juventus_Stadium-Turin_Province_of_Turin_Piedmont.html [diakses tanggal 29 July 2020].
1 Comment. Leave new
Anak2 di Jepang dididik dari amaaat kecil ttg budaya antri dan buang sampah. Dan itu yg bikin aku kepengin anakku seperti itu. Dr usia batita, aku biasain mereka utk buang samaph di tempatnya, dan selalu antri di manapun. Pas ke Jepang, aku tunjukin ke si Kaka gimana anak2 Jepang itu tertib di manapun. Itu Krn didikan dari kecilnya udah melatih mereka begitu.
Untungnya pada ngerti. Semoga aja semakin besar kebiasaan antri dan buang sampah, g akan pudar dari pikiran anakku.