DINI.ID Membantu Orang Tua Mengatasi Speech Delay Pada Anak – Bagi beberapa orang tua, keterlambatan berbicara pada anak terkadang dianggap sepele. Tak ayal ada yang percaya mitos bahwa perkembangan berbicara anak bisa saja terjadi karena perkembangan di bidang lain lebih cepat. “Seimbang lah, ini cepat itu lambat.” begitu ujar mereka. Bahkan saya sendiri sempat mengira kalau babybear di usianya 2 tahun kemarin baru bisa merangkai dua kata menjadi kalimat, pun saya anggap biasa “Ah … dulu bapaknya juga begitu.” hihihi
“Tolak ukur perkembangan bicara dan bahasa itu sebagai tolak ukur perkembangan kognitif mereka, intelektual mereka. Jadi menentukan perkembangan pada tahap-tahap selanjutnya.”
Disampaikan oleh Psikiater Konsultan Anak & Remaja, dr. Anggia Hapsari, SpKJ (K), bahwasanya perkembangan berbicara pada anak memiliki tolak ukur. Misal, ketika anak berusia 12-13 bulan, anak seharusnya sudah bisa memiliki satu kosa kata baru selain “mama” dan “papa”.
Hal tersebut tentu bukan tanpa alasan, karena risiko terkena gangguan jiwa seperti depresi, ansietas atau kecemasan dapat melanda anak yang mengalami speech delay. Secara logika kalau dibayangkan ia juga ya, kita aja yang dewasa kalau enggak ngerti harus ngomong apa itu rasa-rasanya seperti … ah sudahlah! Pengen marah enggak bisa, nangis iya ๐
Nah, hal tersebut tentu dialami juga oleh mereka bukan? Muncul lah perasaan tidak nyaman, tapi apa? Bingung karena mereka belum paham mau bicara apa. Entah itu sedang sedih, marah, atau kecewa … mereka belum bisa mengungkapkan kerena terbentur masalah belum bisa bicara tadi, speech delay,
Ada banyak faktor penyebab speech delay, salah satunya deprivasi lingkungan. Deprivasi lingkungan di sini maksudnya seperti lingkungan yang sepi, sikap orang tua, atau status ekonomi sosial. Hal ini dapat dilihat ketika orang-orang di sekitar mereka berharap sangat banyak pada kemampuan anak. โContoh, anak baru berumur 3 tahun sudah memakai 3 bahasa sekaligus. Indonesia, Mandarin, dan Inggris. Kalau anak yang tidak mempunyai gangguan sih tidak masalah, tapi akan berbeda hasilnya jika hal ini diterapkan pada anak yang memiliki sedikit gangguan,โ ungkap dr. Anggia.
Yang perlu digaris bawahi adalah kemampuan kognitif tiap anak itu berbeda. Terlalu memaksa anak mendapat nilai sempurna terkadang justru membuat mereka menjadi sosok lain … pencemas tinggi misalnya. Takut kalau-kalau nilainya turun akan dimarahi orang tua, takut tidak disayang lagi dan lain sebagainya. Sehingga mengakibatkan interaksi sosial anak akan memburuk.
Padahal pondasi dasar dari kemampuan verbal anak adalah interaksi sosial. Kemampuan berbahasa anak akan terasah dengan sendirinya jika ia kerap berkomunikasi dengan kedua orang tuanya, terbiasa bergaul dengan teman seusianya, Minimal dari lingkungan sosial terkecil, yakni keluarga, anak akan mengenal kosa kata baru berikut maknanya. Maka dari itu kita sebagai orang tua sudah sepatutnya membersamai mereka ketika sedang bermain, bukannya mainan yang banyak dan mahal harganya namun tidak disertai dengan kualitas bonding antara keduanya.
Apalagi bagi anak, bermain adalah salah satu sarana untuk belajar. Orang tua yang menemani kegiatan menyenangkannya ini bisa membantu anak dalam mengarahkan mana hal-hal baik, termasuk kosa kata dan perbuatan, yang kemudian dicontohnya. Dengan adanya interaksi dua arah bisa membantu berkembangnya kemampuan emosionalnya.
Buibuuu … Pakbapak, sudah paham kan ya betapa pentingnya memberikan stimulasi kemampuan bicara pada anak. Selain sering mengajaknya mengobrol dan bermain bersama, di DINI.ID juga dapat memberikan salah satu solusi yang bisa dipilih orang tua untuk menstimulasi dan mengintervensi tumbuh kembang anak.

DINI.id solusi dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak
Dini.id adalah startup yang khusus diciptakan untuk memberikan program stimulasi serta intervensi tumbuh kembang anak yang memadukan teknologi, ilmu psikologi, orang tua, dan tim ahli.
Beberapa program Dini.id untuk mengatasi speech delay pada anak di antaranya:
1. Online free assessment
Di laman www.dini.id yang dapat mengidentifikasi keterlambatan bicara dan potensi dalam perkembangan anak.
2. Observasi tim ahli
Dengan mengunjungi playground terdekat yang telah bekerjasama dengan dini.di sebagai observasi lanjutan oleh tim ahli.
3. Kelas stimulasi dan intervensi
Orang tua ikut terlibat langsung dengan tujuan agar memiliki interaksi yang baik dengan anak sehingga tercipta bonding atau ikatan yang kuat
4. Assessment berkala
Dilakukan secara periodik agar hasil termonitor.
5. Program lanjutan
Dari assessment berkala tadi yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap individu anak.
***
Dengan melakukan stimulasi dan intervensi seperti program dini.id di atas, diharapkan dapat mengatasi speech delay yang terjadi dalam tumbuh kembang anak. Ohiya berikut video tentang Mengatasi Speech Delay pada Anak Usia Dini yang sudah saya tonton.
Isinya benar-benar “bergizi” dan semoga dapat memberikan banyak pengetahuan baru untuk kita semua. Pun sebagai orang tua yang “never ending learning” menjadi lebih mengerti bahwa stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak adalah sangat penting dan diharapkan dapat mencegah terjadinya speech delay pada anak.