
Pengalaman Isoman Di Rumah Bersama Suami Dan Anak
Kemarin malam (1 Februari 2022) setelah beberapa minggu lalu virus Covid varian Omicron masuk Indonesia, Kementrian Kesehatan (Kemenkes) akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi bahwa Indonesia masuk gelombang ketiga Covid-19…subhanallah.
Apa kabar kemarin yang sempat berjibaku dengan virus ini di gelombang kedua pada pertengahan tahun 2021, semacam deja vu tapi kita nggak boleh panik.
[Juni 2021] “Kalau badannya nggak enak pakai masker loh ya.” pesan saya ke suami. Hari itu tepatnya Selasa, Papabear (red: suami) mengalami kesulitan tidur. Dalam pikiran saya ia stress karena beberapa teman seprofesinya banyak yang sedang isoman (isolasi mandiri), bahkan beberapa di antaranya kehilangan anggota keluarga karena Covid-19 🙁
Biasanya kalau sudah mulai tidak fit ia bersin dan pilek hingga demam. Hari itu kondisi badannya tak kunjung membaik, suami masih demam. Langsung saja keesokan harinya, hari Kamis saya sarankan untuk segera tes PCR, mengingat beberapa hari sebelumnya suami sempat kontak dengan pasien Covid-19 di rumah sakit.
Di akhir bulan Juni 2021 kemarin kasus Covid-19 di Indonesia sedang meningkat tajam hingga disebut mengalami gelombang kedua corona. Alhasil jumlah pasien yang melakukan tes PCR meningkat pula, hingga mengakibatkan keterlambatan keluarnya hasil tes PCR padahal biasanya 1×24 jam sudah didapat hasilnya
Nah, sambil menanti hasil PCR, ia pun melakukan tes swab antigen dan hasilnya negatif.
Selang 3 hari, Papabear menerima hasil tes PCR via WA dari lab. Pramita.
“Aku positif, Yang.” sahut suami, deg!
Kami berdua sempat tertawa denial, “Haha ya Allah … positif beneran nih?” kami saling menatap dengan perasaan campur aduk saking tak percaya dengan hasil swab PCR tersebut.
Suami pun bergegas segera menghubungi pihak rumah sakit tempatnya bekerja, off 14 hari diberikan. Kemudian kami melakukan tracing 7 hari ke belakang, siapa saja yang kontak erat dengan kami harus juga isoman.
Di sini sudah pasti saya dan si kecil termasuk dalam daftar tracing, berikut mertua saya, saudara ipar beserta ketiga ponakan… subhanallah.
[fyi hasil PCR mertua dan keluarga ipar semua negatif, kecuali istri adiknya suami] drama Covid-19 di keluarga kami pun dimulai.Isoman Di Rumah Bersama Suami Dan Anak
7 hari isoman (isolasi mandiri) tanpa gejala, ditambah 3 hari. Jadi total 10 hari kami melakukan isolasi mandiri di rumah.
Isolasi mandiri adalah hal baru bagi keluarga kami, demi menjaga kewarasan bersama untuk urusan makan langsung terpikirkan di kepala saya “Hmmm gimana rasanya badanku kalau tiap hari harus masak, sementara harus fokus dengan urusan merawat suami yang sakit. Belum lagi menemani si kecil bermain?” Hahaha belum-belum sudah overthinking.
Emak-emak banget lah ya, urusan anak, suami dan dapur selalu jadi prioritas. Maka dari itu untuk urusan makanan kami memilih melakukan delivery order saja, atau pesan masakan jadi di tempat katering makanan. Bahkan sekarang tersedia menu makanan khusus isoman.
Yaaa, kan hitung-hitung semua dilakukan demi menjaga stamina supaya tidak mudah lelah. Tenaga ini harus dibagi-bagi, belum lagi urusan menjaga kebersihan rumah yeee kan, karenanya semoga kita selalu diberi sehat wal-afiat aamiin.

#staysafe #stayhealthy semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT … aamiin
8 Panduan Isoman Bagi Pasien Covid-19
Untuk menjadi perhatian, agar proses isoman berjalan dengan lancar sehingga risiko penularan bisa diminimalisir. Berikut panduan tata laksana isolasi mandiri sesuai pengalaman kami kemarin.
1. Menyiapkan peralatan kesehatan.

oximeter pulse digunakan untuk mendeteksi kadar oksigen dalam darah
Saturasi 95-100% adalah kadar oksigen normal, sedangkan kadar oksigen rendah di bawah 95%
Di masa pandemi seperti ini alat kesehatan oxymeter untuk mengecek saturasi oksigen secara berkala. Termometer memudahkan pengecekan jika terjadi demam serta alat pengukur tekanan darah. Karena suami berprofesi sebagai dokter spesialis, stetoskop pun tersedia di rumah.
2. Senantiasa menggunakan masker medis.
Namanya isolasi mandiri, protokol kesehatan tetap kami terapkan. Di mana tiap harinya saya memakai masker medis biasa sedang suami masker N95.
3. Kamar tidur, dan kamar mandi terpisah.
Suami tidur di kamar tidur sendiri, juga kamar mandi. Memakai kamar mandi yang berbeda agar penularan bisa dicegah. Begitu pula untuk peralatan makan, dan juga pakaian kotor baiknya tidak dicampur.
4. Tetap menjaga jarak.
Meski serumah social distancing kami terapkan, minimal 1-2 meter jika ingin berkomunikasi. Pun kemarin suami lebih banyak melakukan kegiatannya di kamar tidur dan ruang kerja killing time dengan mengikuti beberapa webinar kesehatan.
5. Membersihkan kamar tiap hari agar kuman, virus atau bakteri tidak menumpuk.
Selain tetap melakukan aktivitas rutin seperti mengelap perabotan, mengepel lantai dan menyapu rumah. Fogging menggunakan cairan desinfektan juga rutin saya lakukan, meski beberapa orang beranggapan fogging dirasa kurang efektif namun setidaknya hal tersebut saya lakukan sebagai usaha untuk mencegah penyebaran virus pada anggota keluarga lain yang masih sehat.
6. Membuka pintu dan jendela tiap pagi agar udara dapat bersirkulasi dengan baik sebagai langkah disinfeksi udara.

taman di dalam rumah baik untuk sirkulasi udara
Sirkulasi udara yang baik di rumah memegang peranan penting saat isoman, karena penyebaran virus covid-19 ini cepat terjadi dalam ruangan tertutup.
Ventilasi rumah, jendela pastikan dibuka tiap hari untuk memperbaiki sirkulasi udara di rumah. Jika memungkinkan sekalian saja membuat taman di dalam rumah sebagai upaya membuat sirkulasi udara menjadi lebih baik.
7. Segera cuci tangan jika terjadi kontak langsung dengan pasien positif covid.
Virus Covid-19 disinyalir mampu bertahan hidup pada permukaan benda sebelum akhirnya mati. Jika suami menyentuh sesuatu, termasuk ketika tidak sengaja bersentuhan tangan maka saya akan langsung mencuci tangan.
Begitu pula jika ia menyentuh suat barang, barang tersebut segera saya bersihkan … hahaha biarin deh dibilang lebay asal kami tidak abai. Maka dari itu kemarin peralatan makan, mandi hingga kamar kami pisah sementara.
8. Jangan lupa untuk tetap makan makanan bergizi dan mengkonsumsi obat serta multivitamin.
Jaga selalu asupan gizi dan nutrisi, bukan berarti harus makan banyak ya. Yang ada lepas isolasi mandiri berat badan membengkak haha.

salad buah sebagai asupan nutrisi saat isoman
Jangan lupa konsumsi vitamin sesuai dosis untuk menjaga kesehatan, stamina serta imun tubuh agar tidak mudah tertular penyakit.
Well, selama isoman ketujuh hal tersebut kami lakukan sesuai protokol kesehatan, karena sejatinya kegiatan isoman ini harus tetap dalam pemantauan dokter.

8 panduan isoman bagi pasien Covid-19
[disclaimer: suami adalah dokter spesialis, (red: kategori gejala ringan) sehingga kami bisa mengontrol hal-hal bersifat darurat jika hal tersebut terjadi]
Jadi, urusan isoman (isolasi mandiri) di rumah ini jangan dianggap sepele ya temans. Meski bergejala ringan sekalipun, jangan diremehkan. Apalagi isoman di rumah bukan sekedar berdiam diri seharian di rumah, tidak ke luar rumah juga tidak bertemu orang.
Tapi ada hal-hal lain yang patut diperhitungkan yaitu kondisi rumah sebagai tempat isolasi mandiri harus lah memenuhi syarat ventilasi dan sirkulasi udara yang baik, kamar tidur harus terpisah jika perlu pisah lantai, begitu juga kamar mandi.
Dan yang terpenting adalah kondisi klinis pasien, mengingat virus Covid-19 ini adalah sesuatu yang baru dan berbahaya sehingga informasinya pun masih terus update.
Sempat kontak erat dengan suami (red: pasien positif Covid-19), alhamdulillah saya dan si kecil mengantongi hasil lab NEGATIF, qadarullah sebelumnya saya sudah melakukan vaksin dosis pertama.
Jadi paham ya, kalau semua hal selama isoman kami lakukan di bawah pengawasan dokter untuk mencegah resiko penularan.
Disinfeksi Rumah Setelah Isolasi Mandiri
Tahukah kalian bahwa kelar isoman itu artinya kalian harus bersih-bersih rumah juga, gengs! Di setiap sudut rumah jangan sampai ada yang terlewatkan, loh :p
Hahaha jangan dikira selesai isoman kelar juga urusan dengan si Covid-19 ini huhuhu. Maka dari itu stamina harus benar-benar dijaga, jangan kasih kendor!
Nah, soal bersih-bersih rumah pasca isoman apa sih yang harus kita lakukan? Nyapu, ngepel, lap perabotan seperti biasa kah… atau?
Well, setahun belakangan sejak pandemi banyak sekali informasi tersebar di sosial media bukan? Apalagi nih si pemberi informasi tersebut juga seorang dokter spesialis, jadi tinggal kitanya saja, mau belajar dan meng-upgrade ilmu apa tidak.
Selain paham panduan bagaimana isolasi mandiri di rumah, beberapa informasi penting dari Live Instagram bersama @saranghaeodoc dan @ngobroldok “Bersih-bersih di saat isoman dan pasca isoman, apa yang harus diperhatikan?” saya rangkum di sini.
Untuk itu wajib dipahami bahwa proses disinfeksi di era pandemi itu terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
DISINFEKSI UDARA
Membersihkan udara bisa dilakukan dengan cara:
1. Manfaatkan ventilasi udara di rumah
Membersihkan udara di rumah sebenarnya bisa dilakukan hanya dengan memanfaatkan ventilasi udara. Di mana jumlah ventilasi dan sirkulasi udara di rumah yang baik merupakan sanitasi yang baik di masa pandemi seperti ini.
2. Alat pembersih udara udara
Namun, jika jumlah ventilasi di rumah kurang memadai, atau rumah cenderung tertutup, alat pembersih atau penyaring udara berikut bisa digunakan untuk membantu proses sanitasi udara. Antara lain:
- Air purifier dengan sistem hepa filter
- Proses ionisasi
- Penyinaran menggunakan sinar UVC
Beberapa penelitian telah dilakukan salah satunya penelitian dari Boston University, menunjukkan bahwa perangkat sinar UVC secara efektif membantu mengurangi aerosol virus (red: SARS-CoV-2) pada permukaan suatu benda.

disinfeksi dengan kekuatan cahaya, efektif untuk udara, permukaan, benda dan air
Jadi, untuk mendisinfeksi rumah dari virus dan bakteri, kami menggunakan Philips UV-C disinfection desk lamp, teknologinya membantu menonaktifkan virus dan bakteri dalam hitungan menit.
Lampu UV-C ini biasa saya nyalakan untuk ruangan kamar tidur, ruang tamu, ruang kerja dan lainnya. Sensitifitas terhadap gerakan sangat oke, ada gerakan sedikit lampu UV-C yang sedang bekerja akan mati secara otomatis.
Karena radiasi dari sinar dari lampu UV-C ini sangat berbahaya bagi makhluk hidup terutama manusia dan binatang peliharaan yang ada di rumah.
Selesai bekerja ruangan yang telah disinari lampu UV-C ini akan mengeluarkan bau seperti habis terkena sinar matahari panas, bau-bau gosong gimana gitu, tapi baunya tidak terlalu menyengat bahkan cepat hilang.
Untuk disinfeksi menggunakan sinar UVC, panjang gelombang yang disarankan adalah 254 lambda.
3. Fogging
Selain dilakukan pada area rumah, disinfeksi dengan cara fogging biasa saya lakukan seminggu sekali pada kendaraan (red: mobil).

mobilnya diasapin hehe
Caranya, alat fogging diletakkan pada bagian bawah dashboard tepat di kursi penumpang bagian depan. Arahkan lubang keluar uap alat fogging ke bagian filter kabin blower Air Conditioning (AC). Jangan lupa ketika fogging, AC mobil dinyalakan agar udara bisa tersikulasi secara baik dan merata.
DISINFEKSI PERMUKAAN
Disinfeksi permukaan sendiri terbagi dua, yakni
1. Disinfeksi permukaan kasar
Permukaan seperti meja, kursi, handphone, kunci rumah, kunci mobil dan lain-lain.
Cara membersihkannya bukan sekedar dilap begitu saja ya, cara yang biasa saya lakukan adalah. Untuk handphone, cover-nya saya lepas dulu lalu semua permukaan ponsel saya lap dengan tissue basah antiseptik baru kemudian saya bersihkan kembali dengan tissue kering atau kadang menggunakan lap berbahan microfiber.
Sedang untuk kursi, meja saya semprot lebih dulu menggunakan cairan khusus pembersih tunggu beberapa menit baru dilap hingga bersih.
2. Disinfeksi permukaan halus
Nah, bagaimana untuk disinfeksi barang dengan permukaan halus seperti pakaian, mukena, masker, dan lain-lain?
Caranya cukup dengan merendam pakaian atau kain selama beberapa jam menggunakan cairan pemutih pakaian, karena kandungan yang terdapat pada cairan tersebut terbukti ampuh untuk membunuh bakteri dan virus.
DISINFEKSI DIRI ATAU PERSONAL HYGINE
Biasakan menjaga kebersihan diri agar badan tetap bersih, dengan demikian penularan virus, kuman dan bakteri bisa dicegah.
Jika ke luar rumah sedia selalu hand sanitizer, disinfectant spray, dan biasakan mencuci tangan.
Seperti ketika suami pulang praktek, ia tidak langsung masuk ke rumah, melainkan membersihkan diri lebih dulu dengan mandi di luar.

kamar mandi darurat kami sediakan untuk suami ketika pulang dari praktek
Wow! shower curtain lucu ini ada di garasi rumah loh. Jangan kaget, karena kamar mandi dadakan pun kami siapkan di depan garasi hahaha, harap maklum jika semua serba darurat begini di musim pandemi seperti ini.
“Hasbunallah wanikmal wakil, cukuplah Allah sebagai penolong kami.”
Yuk, bersama kita cegah Covid-19 dengan selalu disiplin mematuhi protokol kesehatan.