“Buk, Nining penurunan kesadaran ini. Dadanya aku tekan nggak ada respon, Mas bawa ke Rumah Sakit ya.”
Paniknya suara pak Suami di ujung telepon terdengar jelas di telingaku, namun saya sama sekali tidak dapat menggerakkan anggota badan, membuka mata saja tak sanggup.
Ada apa ini? Koma sudah pernah saya alami, kenapa sekarang harus mengalami penurunan kesadaran? Apa itu?
Penurunan kesadaran adalah suatu kondisi saat seseorang kurang atau tidak merespons pada rangsangan apa pun yang diberikan kepadanya. [sumber: https://hellosehat.com/sehat/gejala-umum/penurunan-kesadaran/]
Sepulang berlibur dari villa
Bulan Juli 2022 saya dan keluarga besar suami berlibur menghabiskan waktu 2 hari bermalam di Villa Rajawali, Tretes. Villa langganan keluarga kami ini cukup strategis, terletak di bawah kaki Gunung Arjuno Welirang sudah pasti memiliki pemandangan yang indah, hawa sejuk, pun tenang dari keramaian.
Di villa terdapat kolam renang pribadi sehingga berenang menjadi aktivitas favorit kalau kita menginap di sana. Dari hari pertama sejak datang sampai hari kedua sebelum balik ke Surabaya, kami semua puas berenang.
Di hari kedua saya berenang dan bermain air selama 3 jam, mulai dari pukul 7 pagi hingga pukul 10 ckckck nggak kira-kira.
Selesai berenang saya pun tidak langsung membersihkan diri (jangan ditiru ya), yang ada malah langsung berkemas-kemas sambil menyuapi si kecil. Bahkan makan siang pun saya hanya makan sesempatnya saja, begitu kelar semua urusan baru deh saya mandi.
Padahal Mami (red: Ibu saya) bolak-balik menyuruh saya untuk segera mandi “Ndang mandi Ning, ini dingin loh.” ujar Mami, namun saya abaikan sampai baju renang mengering di badan.
Sebelum balik ke Surabaya, kami sekeluarga mampir dulu berwisata ke Cimory Dairyland Prigen (Jawa Timur), anak-anak sudah pasti senang apalagi ini adalah kali kedua Yusuf berkunjung ke sini. Menapaki wilayah dairyland Windmills di mana terdapat ratusan kincir angin kertas buatan dengan kontur jalan yang menurun lalu menanjak, cukup menguras energi bukan?! Namun karena masih dalam suasana berlibur ya saya hepi-hepi saja, badan capek pun tidak dirasa padahal capek, lelah, letih, lesu dll merupakan alarm tubuh.
Badan mulai tidak fit
Sepulang liburan dengan intensitas aktivitas yang lumayan menguras energi tersebut badan ini akhirnya mulai gempor alias capek dan lelah. Masih ditambah saya yang perfeksionis, pulang liburan bukannya leyeh-leyeh istirahat dulu … eh ini malah bersih-bersih rumah, hmmm.
Kelar unpacking, baju-baju kotor segera saya cuci dan keringkan di mesin pengering baju. Sambil melipat baju yang telah kering, siang itu saya merasa badan ini mulai panas alias demam. Dibarengi dengan perut saya yang terasa tidak enak juga, “Minum promaag dulu aja lah sebelum perut semakin melilit karena maag.”ย batin saya berharap rasa tidak enak di badan bisa berkurang.
Sepulang kerja, suami melihat saya sudah nampak tidak sehat kemudian ia menawarkan diri untuk mengeroki punggung badan saya. Selepas magrib punggung dikerokin suami rasanya lumayan lega sedikit lah. Dan setelahnya saya bisa tertidur pulas istirahat, namun apa lacur … ternyata tidurnya kebablasan hingga penurunan kesadaran!
Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh) – QS. Al-Anโam:59
Qadarullah suami adalah seorang dokter spesialis, melihat saya tidur terlalu lama suami langsung paham kalau istrinya ini bukan sedang tidur …ย “Ning, bangun Ning.” saya mendengar tapi tidak bisa membuka mata, bahkan ketika dada saya ditekan-tekan namun saya tidak mampu meresponnya.
Di bawa ke IGD karena penurunan kesadaran!
Berdua dengan si kecil, suami mengangkat tubuh saya masuk ke mobil “Yusuf, tolong kamu pegangi ya pintunya. Bapak masukkan Ibuk.” Saya masih bisa mendengar suara suami ketika Ia berujar ke pada si kecil.
Yang ada dalam pikiran saya waktu itu adalah, bagaimana kondisi anak saya ketika melihat Ibunya tidak berdaya seperti ini ๐
Sampai di tempat tidur IGD saya masih bisa mendengar dokter jaga IGD melempar pertanyaan ke pada pak suami “Pak, Bapak apakah ada masalah dengan Ibu? Sampai Ibu tidak sadar seperti ini?” selain masih bisa mendengar, saya pun bisa merasakan tangan dokter jaga tersebut menepuk-nepuk pundak saya berharap bisa membangunkan saya.
Belum sadar juga dokter semakin cemas,ย “Ibu, bangun Ibu … kalau tidak bangun-bangun juga, kami rujuk ke Soetomo ya?” pekik dokter tersebut.
Hingga akhirnya pukul 1.30 pagi saya terbangun, sambil melihat wajah Adik yang menungggu di IGD, Ia pun berujar “Udah ya, jangan diulangi lagi pake’ acara ndak makan segala.”
Hasil pemeriksaan semua normal
Hasil dari foto rontgen dan CT Scan tidak menunjukkan sesuatu yang buruk terjadi pada tubuh ini. Karena kalau melihat dari kondisi seperti itu, penurunan kesadaran secara tiba-tiba bisa saja terjadi serangan stroke. Alhamdulillah hal ini tidak terjadi, Allahu Akbar!
Diduga badan saya drop akibat kelelahan karena aktivitas berlebih serta asupan nutrisi yang tidak seimbang. Badan sudah letih tapi tidak dirasa, gas terus!
Kalau dirunut dari setahun belakangan, saya mulai aktif berolahraga sampai secara tidak sadar mulai tergoda mengurangi porsi makan hingga berat badan saya turun menjadi 52 kg.
Lah wong setiap makan hanya 2 sdm nasi merah, padahal dalam seminggu saya bisa 2-3x berolahraga. Ya jelas saja kekurangan bahan bakar hehe, jangan diulangi lagi ya.
#ListenToYourBody
"Padahal kamu kan rajin olahraga ya, Ning" "Inget Ning, kita itu mau 40 tahun, bukan 20 tahun lagi ... jangan digas terus."
Komentar beberapa teman dekat menjadi semacam reminder buat saya, bahwa tubuh ini harus didengarkan bukannya digas terus.
Seminggu olahraga 2-3 kali, belum lagi diet asal-asalan dengan mengurangi porsi nasi. Padahal memforsir aktivitas seperti itu tidak baik untuk kesehatan, hasilnya badan akan tumbang.
Allah Maha Baik telah memberi saya kesempatan ketiga untuk hidup kembali lewat suami saya, di mana Ia menyadari bahwa istrinya mengalami penurunan kesadaran. Karena kalau terlambat ditangani akibatnya bisa lebih fatal, naudzubillahimindzalik.
Karena itu mulai dari sekarang #listentoyourbody dengarkan tubuhmu! Jika tubuh merasa lelah, jangan diabaikan. Dan saya pun kembali ke kebiasaan awal, rajin pijat haha … enak loh badan jadi rileks otot-otot diistirahatkan kembali.
Komputer saja butuh istirahat, apalagi tubuh manusia. Nggak lagi deh ngoyo olahraga sampai diforsir dan pakai acara diet-diet nggak jelas seperti kemarin, makan ya makan secukupnya jangan dikurang-kurangi … karena kalau sudah terlanjur defisit kalori justru lebih berbahaya.
Salam sehat ๐
1 Comment. Leave new
Ya ampuun mbaa, Alhamdulillah bisa pulih yaaa . Bacanya ikutan ndredeg aku. Tapi ini jadi reminder juga, utk selalu mendengarkan kebutuhan tubuh kita. Aku juga suka forsir tenaga soalnya saat workout. Kalo belum lemes banget, ga mau stop. Padahal sebenernya 30 menit juga udah cukup buat olahraga asal rutin :(.
Terkadang hanya karena ngejar target berat tubuh , jadi ga peduli kalo bdn udah kelelahan ..